CINTA AKAN SELALU DATANG DIMANAPUN DAN KAPANPUN

184 1 0
                                    

CINTA AKAN SELALU DATANG DIMANAPUN DAN KAPANPUN

 

Keesokan harinya seperti biasa, Fiki berangkat kuliah. Didalam kampus ia mencari-cari Cindy. Tak seperti biasanya, sampai siangpun ia tak berjumpa dengan Cindy. Ia mencoba menuju kelas Cindy dan menanyakan keberadaanya sekarang kepada teman-temanya. Tapi tak satupun yang tau kemana Cindy berada, bahkan ada yang bilang hari ini Cindy tak masuk kuliah. Fiki memutuskan untuk kerumah Cindy, sekedar ingin tau bagaimana keadaanya.

Setelah sampai dirumah Cindy ia mengetuk pintu, dan tak beberapa lama neneknya Cindy keluar. Iapun bertanya keberadaan Cindy. Menurut neneknya, Cindy mengalami demam hebat, tubuhnya menggigil dan tak sadarkan diri. Cepat-cepat keluarga Cindy membawanya ke rumah sakit terdekat. Setelah mengetahui tentang hal itu, Fiki pamit kepada nenek Cindy dan bergegas menuju ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

Dirumah sakit ia menuju kamar nomor dua puluh lima pafiliun atas. Setelah membuka pintu terlihat Cindy berbaring sendirian. Ia terlihat lemas dan pucat. Dan tak terasa Fiki meneteskan air mata. Ia tak kuasa melihat Cindy seperti itu. Fiki menggenggam tangan Cindy dengan penuh kasih sayang.

“Sayang, kamu sudah datang?” Tiba-tiba Cindy membuka matanya dan tersenyum kearah Fiki.

“Ia sayang tenanglah, aku datang, aku akan menemanimu. Bagaimana dengan keadaanmu?” Tanya Fiki kepada Cindy.

“Masih terasa lemas, dan capek.”

“Dimana ayah dan ibumu sayang?” Tanya Fiki.“Ayah dan ibuku tak pernah mempedulikan aku, ia masih disibukkan dengan pekerjaanya. Padahal aku tak butuhkan semua uangnya. Yang sangat aku butuhkan adalah kasih sayangnya.”

“Sayang, mereka seperti itu juga karena kamu, ia ingin menyekolahkanmu. Banting tulang demi masa depanmu. Masa depanmu adalah tabungan mereka juga.” Ungkap Fiki

 “Tenang sayang, aku disini untukmu. Aku akan menyayangimu dengan tulus. Dan aku akan merawatmu dan menjagamu”. Fiki sambil membelai rambut Cindy dengan kasih sayang.

Tiba-tiba Cindy menangis sambil menggenggam tangan fiki dengan erat.

“Kenapa kamu menangis sayang, apa yang terjadi denganmu?” tanya Fiki yang bingung melihat Cindy tiba-tiba menangis.

“Sayang, kata dokter aku terkena gagal ginjal. Sekarang aku tak sekuat biasanya, aku lemah dan aku takut bila umurku tinggal beberapa bulan lagi. Ungkap Cindy dengan tangisannya.

“Sssstttttss.... kamu gak boleh bicara seperti itu. Semua peyakit ada obatnya. Kamu bisa sembuh kok. Aku percaya sama kamu. Tenang saja, aku ada disampingmu dan akan selalu menjagamu. Nyawamu adalah nyawaku juga?” Fiki tersenyum kearah Cindy.

“Tapi apakah engkau akan meninggalkanku setelah tau semua keburukanku, semua keadaanku seperti ini. Aku tak pantas untukmu. Aku sering nyakitin kamu. Dan aku tak mau merepotkan kamu.” Ungkap Cindy.

“Aku tak akan meninggalkanmu, aku akan selalu menjagamu dan melindungimu. Karena aku tahu itulah yang kamu perlukan sekarang. Kesehatanmu adalah kesehatanku juga. Jadi cepat sembuh ya sayang, biar kita bisa makan es pisang hijau lagi deket kampus.” Fiki mencoba menenangkan Cindy.

“Aduh sayang, kamu bikin aku ingin makan es pisang hijau sekarang. Boleh gak aku minta dibeliin sekarang?” Cindy minta dibeliin es pisang hijau.

“Wah kalau sekarang aku belikan terus yang makan jatah bubur yang ada dimeja ini siapa?”

“Makananya gak enak sayang. Aku gak suka?” terlihat Cindy memperlihatkan wajah manyun dan tak mau memakan bubur itu.

“Sini-sini aku suapin. Nanti setelah kamu sembuh kita makan es pisang hijau Pak Maman ya, pulang kuliah panas-panas enak tuh makan yang dingin dan seger. Tapi syaratnya kamu harus sembuh dulu?

“Tapi kamu yang traktir ya sayang, aku ingin habisin semua esnya pak Maman yang dijual saat itu juga”.

“Wuiiihh.. kamu mau ditraktir atau lagi kesurupan jin iprit sih? Mau makan satu rombong es. Hadehh”.

“Pokonya harus mau”.

“Ia deh ia, ya udah ayo makan ya, sini aku suapin. Buka dulu mulutnya.. aaa.. aaeemmm, nah gitu kan pinter?” Fiki menyuapi Cindy yang ternyata sedang kelaparan. Dan setelah makan, Fiki menyuruh Cindy  untuk  istirahat kembali.

Setelahh beberapa hari ia dirawat di rumah sakit, Cindy diperolehkan untuk pulang kerumah, tetapi setiap minggunya ia diharuskan untuk cek up. Dan Fiki selalu menemani Cindy cek up dan merawat selama ia sakit. Setelah dirasa cukup pulih akan kesehatannya, dokterpun sudah memperbolehkan Cindy untuk masuk kuliah. Ia pun kembali melakukan aktifitasnya dan mengikuti kegiatan kampus lainya.

Penantian di Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang