HARI INI ADALAH HARI SPESIAL HUBUNGAN KITA YANG DULU PERNAH TERJALIN

183 1 0
                                    

HARI INI ADALAH HARI SPESIAL HUBUNGAN KITA YANG DULU PERNAH TERJALIN

Kemarin Fiki tak jaga malam. Soalnya Winda libur kerja dan memilih untuk menemani Cindy. Pagi-pagi sekali Fiki sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit. Setelah sampai di rumah sakit ia melihat Winda sedang bertanya-tanya dengan dokter yang sedang melakukan visite saat itu. Ia menghampiri Winda dan Dokter. Ia menanyakan langsung keadaan Cindy.

“Maaf dok, bagaimana keadaan Cindy sekarang?” Fiki mencoba bertanya kepada dokter.

“Hasil pemeriksaan sangat baik seperti hari-hari yang lain. Tapi kesadarannya masih belum pulih. Mungkin nanti akan ada pemeriksaan di lab lebih lanjut, untuk mengetahui kondisi fisik yang sebenarnya.” Jelas Dokter.

“Baik dok. Aku tunggu hasil pemeriksaanya.” Dokter meninggalkan ruang ICU.

Fiki menaruh tasnya dibawah meja. Ia melihat mawar putihnya sudah berkembang. Terlihat kelopak-kelopak bunga tersebut sangat indah nan segar. Ia cium bunga itu dan sungguh harum baunya. Ia tersenyum melihat semua itu. Mawar pemberiannya waktu itu, dan ia sendiri yang menanamnya untuk Cindy. sekarang telah berbunga dan mekar sangat indah. Mungkin sekarang mawar yang dibawa Cindy dan dirawatnya dirumah juga sudah berkembang. Ia teringat saat-saat ia memberikan setangkai mawar putih disaat happy aniversarynya dulu. Ia teringat saat itu adalah dimana ia sakit hati karena Cindy. Dihari jadiannya dulu Cindy pergi bersama Bayu. Ia melihat kemesraan mereka berdua. Tapi itu hanya masa lalu. “Yang terpenting diriku tetap sabar dan menanti cintaku yang tulus ini untuk Cindy.”Gumam Fiki dalam hati.

“Sayang lihatlah.. bunga mawar ini sudah mekar dan berbunga sangat indah. Dahulu aku memberimu setangkai bunga dan aku meminta dirimu untuk menanamnya. Tapi kamu bilang tak bisa menanam bunga, yah.. akhirnya aku yang menanam bunga itu. Kamu serahkan dua potongan dahan bunga mawar itu. Aku menanam dua potongan dahan mawar itu di pot yang berbeda. Aku merawatnya sampai benar-benar tumbuh. Setelah tumbuh aku serahkan tanaman itu, satu untukmu dan satu untukku, untuk kamu rawat dan satu aku rawat. Lihatlah sayang, aku berhasil merawat bunga mawar putih itu. Sekarang bunga itu sudah berbunga. Seperti cintaku kepadamu yang selalu aku rawat. Aku senang bisa melihat bunga ini mekar dan berbunga. Dan aku lebih senang lagi bila engkau juga ikut melihatnya. Yang aku ingin kamu siuman dan sembuh dari sakitmu. Kamu tau gak aku begitu mencintaimu. Begitu tulus mencitaimu. Sampai saat ini aku selalu menjaga dan merawat cintaku. Seperti aku merawat tanaman ini sampai berbunga. Tepat hari ini, kita pernah saling mengungkapkan cinta untuk yang pertama kali. Tepat dihari ini aku merasakan, aku adalah lelaki yang paling beruntung di bumi ini. Aku bisa mengenalmu dan aku bisa merasakan cinta yang tulus saat dulu, bahkan sampai sekarang. Happy aniversary ya sayang. Dan aku masih sangat mencintaimu seperti dulu.” Tak terasa Fiki meneteskan air mata dan menggenggam tangan Cindy rapat-rapat. Ternyata Winda juga menangis melihat peristiwa itu, melihat ketulusan cinta Fiki kepada Cindy. Iapun tak kuasa membendung air matanya melihat ada seseorang yang begitu tulus mencintai sahabatnya.

“Sayang, ini aku bawakan bunga kesukaanmu. Mawar putih. Kamu suka kan dengan bunga ini? Bunga mawar putih adalah lambang kesucian cinta kita. Akupun senang dengan bunga itu. Dan aku berharap dengan bunga ini dapat mengingatkanmu pada dirimu dan diriku. Dan nantinya kamu bisa sadar dari masa kritismu ini. Bisa sembuh, bisa bersamaku lagi. Tanpa ada penghalang, tanpa ada cemburu. Hanya aku dan kamu yang akan menjadi satu, selamanya” Fiki mengambil beberapa tangkai bunga mawar putih dari tasnya. Ia menaruh di atas meja dengan rapi. Fiki sangat berharap di hari ini Cindy melewati masa kritisnya dari koma. Tak terasa sudah satu bulan Cindy tak sadarkan diri. Terlihat tubuh Cindy yang kering bahkan lemas tak berdaya. Fiki tak kuasa menahan air matanya setiap melihat keadaan Cindy. Tak henti-hentinya ia berharap dan berdoa demi kesembuhan Cindy.

“Sudah Fiki, pastinya Cindy akan sangat senang jika kamu tetap sabar dan tegar untuk dia. Aku kenal dia, dia orangnya sangat kuat. Dia tak akan lemah dengan keadaan seperti ini. Apalagi kamu selalu mendampinginya dan mencintainya dengan tulus. Aku yakin ia bisa melewati masa-masa kritisnya nanti.” Winda mencoba menenangkan Fiki yang tak kuasa menangis, membendung kesedihannya melihat orang yang ia cintai terbujur tak berdaya seperti itu.

“Aku juga tahu, Cindy adalah seorang wanita yang kuat. Tapi aku tak tega melihatnya seperti itu. Jika Tuhan mengijinkanku untuk mengganti posisinya sekarang. Aku relakan itu. Bahkan aku relakan nyawaku untuk dia. Untuk kebahagiaan dia. dan untuk tetap melihat senyumannya. Aku relakan itu.” jawab Fiki dengan nada yang masih terisak-isak tangis.

“Pengorbananmu memang sungguh sangat besar Fik. Cintamu ke Cindy juga begitu tulus. Aku bisa melihat keseriusanmu terhadap Cindy. Biarlah Tuhan sendiri yang menentukan nasib kalian berdua. Yang terpenting kamu sudah memberikan yang terbaik untuknya, itu sudah sangat cukup.” Winda memberikan tisyu kepada Fiki untuk menghapus air matanya.

Dihari ini Fiki sangat mengharapkan akan ada keajaiban untuk Cindy. ia berharap Cindy cepat melewati masa kritisnya. Ia inginkan kesembuhan Cindy saat ini. Ia tak tega melihatnya terus tersiksa seperti ini. Ia inginkan senyuman seperti apa yang telah ia lihat dulu. Ia inginkan cinta yang dulu pernah ia jalin akan kembali. Ia inginkan itu semua. Dan ia sangat merindukan Cindy saat ini.

Penantian di Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang