KERAGUAN ITU KINI MUNCUL DAN MENJADI KENYATAAN

243 3 0
                                    

KERAGUAN ITU KINI MUNCUL DAN MENJADI KENYATAAN

 

Dan tak bisa dipungkiri, memang hati yang telah tulus mencintai akan sulit untuk melepaskan. Walaupun raga telah merelakan kepergiannya, namun hati dan fikiran ini tak bisa memendam kerinduan yang teramat dalam. Harapan, sampai kapanpun akan menjadi harapan. Walaupun harapan itu telah padam. Puing-puing cinta ini masih terbesit dalam fikiran dan perasaan. Fikiran itu masih menyelimuti antara Fiki dan Cindy. Walaupun Cindy telah memilih Bayu untuk menjadi sandaran hati terakhirnya, ia tetap saja memendam perasaan cinta. Cindy lebih sering terlihat menangis, menangisi apa yang telah terjadi. Ia rindu akan kehadiran Fiki, Rindu akan belaian dan kasih sayang Fiki. Namun ia hanya memendam jauh dan tak ada yang tau jika perasaannya telah rapuh. Jiwa memang tak bisa dibohongi. Sketsa dan jam tangan pemberian Fiki di hari ulang tahunnya adalah kenang kenangan terakhir yang diberi Fiki sebelum mereka berdua terpisah. Ia hanya bisa menangis sambil melihat sketsa yang Fiki berikan saat itu. dan membaca ulang semua surat yang pernah ia terima saat dihari ulang tahunnya. Ia tak bisa apa-apa dengan keputusannya. Ia mau tak mau harus bisa mengambil resiko akan apa yang telah menjadi keputusannya. Jika pilihannya adalah Bayu, maka ia tak punya hak untuk berhubungan dengan Fiki lagi. Ia tak bisa memilih kedua-duannya. Dan sekarang ia tersiksa dengan apa yang telah ia putuskan. Tersiksa setelah cinta yang dulu begitu tulus mencintainya kini lenyap tak berbekas lagi.

Waktu terus bergulir, dan hari-hari menjelang pernikahan Cindy telah dekat. Perasaan itu tak kunjung hilang dari ingatan mereka berdua. Fiki tak bisa membayangkan, jika orang yang sangat ia sayangi akan bersanding di pelaminan dengan orang lain. Orang yang ia kasihi akan menjalin rumah tangga dengan orang lain. Dalam fikirnya selalu mengusik, tapi dalam kenyataanya ia harus mengikhlaskan kepergian Cindy. Seraya setiap hari, setiap malam ia berdoa kepada Tuhan agar ia bisa mengikhlaskan semuanya. Dan ia berdoa agar apa yang telah menjadi pilihan Cindy dapat membawa kebahagiaan berarti. Bisa melihat Cindy bahagia, Fiki sudah bisa tersenyum nantinya. Walaupun bukan bersamanya, setidaknya orang yang paling ia cintai duduk dipelaminan dan menjalin cinta dalam satu keluarga bersama orang pilihanya. Cinta suci ini akan selalu tersimpan. Dan cinta sejati tak harus memiliki.

Hari ini adalah hari dimana Cindy harus mempersiapkan perlengkapan sebelum menjelang pernikahannya nanti. Rencananya hari ini ia akan memilih gaun pengantin yang akan ia gunakan saat pesta perkawinannya nanti. Semua telah ia persiapkan. Undangan, dekorasi dan makanan catering sudah ia pesan. Dan semuanya Cindy yang mengatur. Kecuali Bayu yang sangat sibuk dengan berbagai alasan pekerjaanya yang menumpuk. Hari ini Cindy akan mengambil gaun pengantin yang sudah ia pesan disalah satu butik pilihannya. Mengingat hari ini adalah hari libur, ia mengajak Bayu untuk menemaninya mengambil gaun pengantinnya nanti. Cindy mencoba menelfon Bayu.

“Halo..sayang.”

“Halo. Iya sayang ada apa?” Jawab Bayu.

“Temenin aku dong sayang buat ambil gaun pengantinku nanti?” Cindy mencoba mengajak Bayu agar mau menemaninya.

“Maaf sayang aku sibuk. Aku masih ada urusan dengan pekerjaanku.” Bayu menolak untuk diajak menemani pacarnya.

“Hari minggu kayak gini kamu bilang sibuk, memang kamu itu sibuk apa sih?” Terlihat Cindy agak kesal  kepada Bayu yang tak mau menemaninya saat itu.

“Pokoknya hari ini aku sibuk sayang, maff.” Bayu langsung menutup telfonnya. Cindy hanya bisa diam dengan sikapnya . Bayu memang tak pernah berubah, ia tetap saja cuek meskipun sebentar lagi pernikahan itu bakalan berlangsung. Cindy memutuskan untuk pergi sendiri. Percuma mengharapkan Bayu untuk menemaninya, tapi tak sedikitpun ia menyempatkan waktu untuknya. Setiap ia tanya alasan mengapa ia tak bisa, ia selalu mengatakan ia sibuk bekerja, pekerjannya menumpuk dan harus diselesaikan segera. Dan alasan itu tak asing lagi ditelinga Cindy. Cindy hanya bisa bersabar melihat sifat bayu seperti itu. mau tak mau ia harus menerima watak cueknya. Karena sudah menjadi hak mutlak untuk menerima pasangan dengan apa adanya. Mengingat sebentar lagi Bayu adalah calon suaminya. Seseorang yang akan memimpinnya dalam menjalani bahtera rumah tangga.

Penantian di Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang