HADIAH ULANG TAHUN UNTUK FIKI

211 2 0
                                    

HADIAH ULANG TAHUN UNTUK FIKI

 

Kejadian itu masih melekat kuat difikiran Fiki. Lembam bekas pukulan Bayu juga masih bersarang di wajahnya. Semua telah terjadi dan tak bisa dihindari. Apa yang semua telah ia takutkan sebelumnya akhirnya terjadi juga. Bayu tau akan hubungannya dengan Cindy, dan akhirnya ialah yang mendapatkan tulah dari semua itu. Cinta memang buta. Tak bisa melihat dengan logika. Yang hanya bisa dilihat hanyalah perasaan belaka. Tak pedulikan akan resiko yang akan terjadi. Yang ia tau, mencintai Cindy adalah suatu yang sangat ia impikan. Tak peduli akan sakit hati, tak pedulikan akan perasaanya, dan sekarangpun ia tak pedulikan akan dirinya sendiri. Cinta ini telah membuat lupa akan dirinya sendiri, bahkan tak pedulikan akan keselamatan jiwanya. Mencintai seseorang yang telah mempunyai pasangan adalah resiko besar. Jika sampai terbongkar, akan menjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Dan akibat pertikaian dengan Bayu, ia harus dirawat dirumah sakit selama satu minggu, baru ia diperbolehkan untuk pulang kerumahnya.

Selama dua hari Fiki dirawat di rumah sakit. Tak pernah terlihat Cindy untuk menjenguk Fiki yang sedang sakit akibat ulah pacarnya. Dalam hati ia selalu menanti kehadiran Cindy, sekedar menengok dan menanyakan kabarnya. Ia pun tak pernah SMS maupun menelpon Fiki setelah kejadian itu. Setiap hari setiap waktu ia selalu berharap dan berdoa, agar Tuhan selalu menjaganya, dan tak akan terjadi apa-apa dengannya. Ia khawatirkan keadaan Cindy, terlebih setelah mengetahui bahwa pacarnya mempunyai sikap posesive seperti itu. Ia takut jika Bayu memukul Cindy, seperti ia memukuli dirinya waktu itu. Ia merasa bersalah akan semua itu. Ia menganggap dirinya yang hanya bisa merusak hubungan seseorang. Tapi tak bisa ia pungkiri, cinta tak bisa dibohongi, cinta tak bisa disalahkan. Hanya nasib dan keadaanlah yang membawanya seperti itu. Membawanya dalam keadan cinta segitiga yang terlarang. Yang ia tau, ia mencintai Cindy melebihi apapun.

Hari ini adalah ulang tahun Fiki. Memang ulang tahun antara Cindy dan Fiki hanya terpaut beberapa hari. Di ulang tahunnya ia berharap Cindylah orang pertama yang memberi ucapan selamat kepadanya. Ia rindukan kehadiran Cindy saat itu. Sudah satu minggu lebih ia tak berjumpa dengan Cindy. Bahkan kabarnyapun ia tak tau. Dikampuspun ia mencoba menanyakan keberadaanya kepada teman-teman dekatnya juga tak ada yang tau. Ia sangat rindu dengan Cindy. Orang yang benar-benar ia kasihi dengan tulus. Ia berharap di ulang tahunnya yang ke 20 ini ia bisa berjumpa dengan Cindy. Ia tak inginkan hadiah apa-apa. Yang ia inginkan hanya kehadiran Cindy. Itu yang bisa mengobati luka hati dan fisiknya saat ini.

Dan tak diduga sebelumnya. Dihari ulang tahunnya Fiki. Cindy mengirim satu pesan SMS untuk dirinya.

“Maafkan aku atas kejadian kemarin, aku ingin bertemu dengan kamu ditebing dekat taman yang pernah  kita kunjungin dahulu. Ada yang perlu aku omongin ke kamu. Aku tunggu jam tiga sore disana.”

Fiki meloncat kegirangan saat menerima SMS dari Cindy. Ia sangat merindukannya. Apa yang ia harapkan di ulang tahunnya terkabulkan. Ia akan bertemu dengan Cindy. Ia sangat merindukannya. Dalam Fikirannya Cindy akan memberi ucapan selamat kepadanya nanti. Hanya itu yang ada di fikirannya. Itu akan menjadi pertemuan yang romantis setelah beberapa hari ia tak bertemu dengan Cindy. ia pun bertanya-tanya. Apa ya yang akan diberikan Cindy saat ketemu nanti? Aku harap ia akan memberikan sesuatu yang bisa membuat aku senang, dan melupakan kejadian waktu itu, yang pernah membuatku kehilangan semangat dan harapan hidup. Ia terus bertanya-tanya dengan dirinya sendiri.

Sebelum jam tiga sore, Fiki datang ditempat yang dijanjikan Cindy. setelah sampai ditempat tersebut ternyata Cindy lebih dahulu datang dan berdiri di atas tebing. Ia terlihat menangis, dan setelah tau Fiki datang, ia mencoba menghapus air matanya sendiri.

“Fiki kamu sudah datang?” Tanya Cindy dengan nada suara yang agak terisak-isak.

“Iya aku datang menemui undanganmu.”

Penantian di Ujung JalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang