Part 2 : Kecerobohan

241 21 2
                                    

"Percayalah. Hati yang terlihat kuat pun akan rapuh jika dihadapkan dengan masa lalu "

-Raka Aldebaran Shagufta-

Happy reading

Seorang lelaki berperawakan gagah nan tampan, melangkahkan kakinya memasuki sebuah gedung pencakar langit yang kini berada dibawah pimpinannya.

Salam hormat dari para pegawai menyambut kedatangannya. Ia hanya membalas dengan anggukan, bahkan jika beruntung akan ia balas dengan deheman. Begitu lah sikapnya jika di dalam kantor.

Lantai 65 adalah lantai kebesarannya. Lantai tertinggi di gedung ini, sekaligus tempat dimana ia akan bertempur dengan setumpukan berkas berkas yang menanti untuk ia tanda tangani.

Tatapannya hanya tertuju pada arah ruangannya. Namun sejenak ia menoleh, pada meja yang berada tepat di depan ruangannya. Tampak ada pemilik baru, namun ia tak menghiraukan.

Ia melepas jas kebesarannya. Toh takkan ada yang melihatnya, kecuali ada orang yang ia perintah,lalu masuk ke ruangannya.

Berada di ruangan ini berjam jam terkadang membuatnya jenuh. Padatnya jadwal bahkan mampu membuat ia tumbang dan berakhir di rumah sakit.

Sebuah ketukan pintu membuat Raka membuka matanya. Sebelum mengucapkan sesuatu, ia memakai jas nya terlebih dahulu. Lalu merapihkan pakaiannya. Bagaimana pun, ia harus memberikan contoh yang baik untuk anak buahnya.

"Masuk! " Suara barithon yang terdengar tegas itu, telah mampu membuat ratusan kliennya mati gaya. Bahkan diusianya yang masih muda, ia sudah dikenal dikalangan pebisnis ternama, saking hebatnya ia dalam menaklukan lawan.

"Permisi pak, Anda ditunggu di ruangan
meeting 15 menit lagi, " Kata Keyra memberitahu.

Raka melihat jam dipergelangannya, "Saya akan kesana 10 menit lagi, siapkan semua berkas yang diperlukan sebelum saya tiba, "

Keyra mengangguk mengerti, "Sebenarnya pak, sekretaris yang baru sudah bekerja sejak 2 hari yang lalu, "

Raka menaikan sebelah alisnya, "Lalu kemana dia? Kenapa masih kamu yang menghandle pekerjaan saya?"

"Sebenarnya saya sudah menghubungi dia sejak tadi pak. Tapi ponselnya tidak aktif, untuk menggantikan tugasnya, boleh saya yang turun tangan untuk meeting kali ini?"

Raka memijat pelipisnya, "Ya sudah tidak apa. Tolong beritahu temanmu itu, sesudah meeting langsung menghadap ke ruangan saya,"

Keyra mengangguk. Lalu pamit undur diri

"Pertama kali bertemu sudah seperti ini," Raka menggelengkan kepalanya

Motor matic yang ditumpangi Raina tiba tiba mogok. Terpaksa ia memesan ojek online agar segera tiba di kantor barunya. Namun takdir seolah tak berpihak padanya, jalan yang Raina lalui sudah dipadati oleh banyak kendaraan. Alhasil, ia terjebak ditengah kemacetan.

Pikirannya kalang kabut saat ini. Meeting pertama yang harus ia lalui terancam berjalan tanpa dirinya. Namun bukan itu saja yang ia pikirkan. Ia takut bos barunya akan marah akan kecerobohannya. Tentu saja bosnya akan marah besar, pertemuan pertamanya saja sudah kacau seperti ini.

Heels berukuran 5 sentimeter yang Raina gunakan telah sampai di halaman kantor. Tak ada satu pun pegawai yang berlalu lalang, semuanya sudah berada di dalam kantor. Benar saja, jam sudah menunjukan pukul 8 kurang 10 menit. Itu artinya ia sudah terlambat 50 menit. Celaka 12.

𝐌𝐲 𝐁𝐞𝐥𝐨𝐯𝐞𝐝 𝐌𝐚𝐧𝐭𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang