Part 3 : Sulit

229 20 0
                                    

"Sekuat apapun kamu melupakan masa lalu. Kamu tidak akan pernah bisa melupakannya, jika kamu terus mengingatnya. "

Happy reading

Raka membenamkan wajahnya dalam bantal tidurnya. Beban hidupnya seakan akan sedang bersekongkol untuk membuatnya pusing hari ini. Pertanyaannya mamanya yang selalu menanyakan kapan ia memperkenalkan kekasihnya, ternyata memiliki tempat tersendiri di pikirannya.

Dan kejutan apa yang ia dapatkan hari ini? Ia kembali dipertemukan dengan kekasihnya. Ralat. Mantan kekasihnya. Yang sampai saat ini sukses membuat dirinya enggan membuka hati untuk wanita lain.

Katakan dirinya lebay. Namun kenyataan berkata. Bahwa sebagian besar hatinya, masih berisikan mantan kekasihnya, Raina.

Raka bangkit dari tidurnya. Lalu mengambil ponselnya. Tangan kekarnya langsung menyentuh lambang mikrofon pada aplikasi pengantar pesan itu. Hingga setelah ia mengucapkan, dua buah centang abu tertera di ponselnya.

Raka menengok jam di dindingnya. Ia tersenyum smirk, senyum yang membuat para pesaingnya langsung tunduk di hadapannya, "Kita lihat. Siapa yang mampu bertahan, "

Getaran notifikasi masuk ke dalam ponsel pipih Raina. Ia yang sedang bersantai untuk menonton 'suami' tersayangnya harus berberat hati mempause tayangan yang sedang ia tonton di laptopnya. Nama Keyra terpampang jelas diatas layar. Ternyata, Keyra mengirimkannya voine note.

"Keyra. Tolong berkas yang saya minta tadi, kamu kirimkan kepada sekretaris saya yang baru. Minta dia untuk mempelajari berkasnya, lalu berikan kepada saya paling lambat esok siang. Jangan sampai kesempatan yang saya beri ia sia-sia kan,"

Raina membelalak. Apa apaan bosnya ini mengirimkan voice note seperti itu? Tak tau saja jika jam sudah menunjukan pukul 11 malam.

Jari lentik Raina langsung mengetikan sesuatu untuk Keyra, "Bisa ga lo bilang ke bos buat deadline-nya dipanjangin. Mana sempet kalau sampai besok siang Key, tugas gue yang tadi siang aja masih terbengkalai gara gara gue sibuk mikirin kejadian tadi pagi, "

Ting

Tak menunggu waktu lama, sebuah balasan langsung Raina terima, "Kalau bos udah ngomong kaya gitu, mana bisa diganggu gugat sih Rain. Ga berani gue ngomong kaya gitu, bisa bisa kena semprot seharin penuh gue Rain, "

Raina memejamkan matanya. Ia pikir, bos nya itu akan memberikan waktu untuknya beradaptasi, namun harapan hanya tinggal kenangan.

"Huft, yaudah lo kirimin berkas berkasnya sekarang. Gapapa deh gue lembur, daripada kena semprot lagi, berabe deh posisi gue, " Raina mengetikan itu, lalu berjalan ke meja kerjanya.

"Udah gue kirim ke email lo. Sebagian udah gue kerjain sih, tinggal lo lanjutin. Oh iya, jangan sampai lo telat lagi besok. Masih ada meeting lanjutan yang tadi pagi, dan kayaknya lo yang harus dampingi pak bos kita,"

Raina memijit pelipisnya. Kabar apalagi ini Ya Allah? "Insya Allah, besok gue berangkat pagi biar ga kejadian kaya tadi pagi. Lo tenang aja, motor gue udah balik dari bengkel. Nah, doain gue biar berkas berkas ini selesai sebelum besok pagi, "

"Siap, gue doain semoga berkasnya cepet selesai. Semangat Rain!"

Raina tesenyum, "Thanks ya Key. Gue mau pacaran dulu sama berkas berkasnya pas bos baru gue. Jangan gangguin gue loh ya, takut ada yang marah, "

Raina terkekeh, lalu mematikan data ponselnya. Hingga tak lama, bibir manis yang selalu bertutur kata manis itu pun mengucapkan istigfar berkali kali.

"Bisa mati muda gue, kalau tiap hari ketemuan sama berkas segunung kaya gini, " Raina menghela napasnya, lalu mulai mempelajari dan menyelesaikan berkas berkas itu.

Raina berjalan cepat mengikuti langkah bos besarnya itu. Baru saja mereka keluar dari ruangan megah yang dirancang khusus untuk rapat petinggi perusahaan. Dan untungnya, ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik, bahkan sangat baik.

Duk

Raina merasakan dahinya membentur sesuatu yang keras. Dan ketika ia mendongak, ia baru sadar jika membentur punggung kekarnya bosnya.

"Kalau jalan jangan nunduk. Tidak ada sekretaris yang berjalan seperti itu," Kata Raka dengan mata tajamnya.

Raina menunduk, "Maaf pak, saya tidak sengaja, "

Raka tidak mengubris, lalu meninggalkan Raina yang masih merasa bersalah, "Kuatkan hamba-Mu yang lemah ini Ya Allah, " Raina mengelus dada.

"Simpan berkas itu. Dan kamu, saya tunggu di ruangan saya," Kata Raka yang baru berjalan beberapa langkah meninggalkan Raina

Raina berjalan gontai, kedua kalinya ia berada di ruangan mewah ini. Namun sekali pun tak ada rasa nyaman ketika masuk ke ruangan bak rumah minimalis ini, "Maaf atas kecerobohan saya tadi pak," Kata Raina memulai pembiacaraan.

"Saya bosan mendengar kata maaf dari kamu. Duduk! " Raina yang masih berdiri diambang pintu langsung berjalan dan duduk di kursi depan bosnya.

"Baru satu hari saya mengenal kamu. Dan kata maaf kamu sudah berkali kali kamu ucapkan. Apa tidak ingin ada perubahan?"

Raina berusaha menghindari kontak mata dengan Raka. Namun ia berusaha menjaga etika ketika berbicara dengan bosnya, yaitu melakukan kontak mata.

"Beri saya waktu untuk beradaptasi dengan pekerjaan baru saya pak, "

Raka mencerna ucapan Raina, "Jika itu mau kamu. Saya beri waktu 3 hari untuk kamu beradaptasi. Bukankah kamu seorang sekretaris juga di perusahaan sebelumnya? Tentu bukan hal yang mudah untuk kamu beradaptasi, bukan?"

Skakmat!

Benar saya jika bosnya ini mampu mematahkan mental lawannya. Ia yang baru mendengar ini pun, seketika nyalinya langsung menciut.

"Bagaimana? " Raka bertanya.

"Baik pak. Akan saya usahakan, "

Raka mengangguk, "Sebagai permulaan. Tolong kamu jelaskan mengenai diri kamu. Dan, apa saja pengalaman kamu sebagai sekretaris,"

Raina merasakan jantungnya berhenti berdetak saat itu juga, namun sebisa mungkin ia mencoba tetap tenang dihadapan bos nya ini. Jadi berhubungan kembali dengan mantan tak semudah yang dibayangkan!

Raina menarik napasnya, "Nama saya Raina Adzkya Permata. Saya pernah bekerja sebagai sekretaris utama di salah satu cabang perusahaan Shagufta Corp di Bogor. Saya lulusan Univertas Indonesia 2 tahun yang lalu. Untuk pengalaman, saya cukup mendalami dalam dunia perkantoran, sebab saya sudah dua tahun berprofesi sebagai sekretaris. Kurang lebihnya saya mohon maaf, "

Raka tertegun mendengar penuturan Raina. Ia tak dapat memungkiri, jika kemampuan public speaking Raina ini tergolong bagus untuk posisi seorang sekretaris yang ia cari seperti ini. Dan lagi, wibawanya ketika berbicara benar benar karismatik, ia memang tak salah, jika susah melupa akan gadis di depannya.

"Pak? " Raka tersentak, namun keterkejutannya tak terlalu terlihat oleh Raina, sebab keahliannya dalam mengendalikan ekspresi.

"Sudah cukup. Selebihnya saya bisa baca di CV kamu," Raina terdiam. Hey! Untuk apa ia panjang lebar menjelaskan, jika akhirnya ia akan membaca sendiri mengenai profil dirinya.

"Ada hal lainnya pak? " Raina bertanya hati hati.

Raka menggeleng, "Mengenai hasil rapat tadi. Tolong kamu kirim ke email saya. Malam ini saya akan menindaklanjuti. Silahkan kembali ke meja kamu, "

Raina mengangguk mengerti. Lalu pamit undur diri. Sementara Raka menghembuskan napasnya.

"Kayaknya aku yang bakal kalah buat ngelupain kamu, Rain"

To be Continue

Karakter Raka menurut kalian seperti apa?






𝐌𝐲 𝐁𝐞𝐥𝐨𝐯𝐞𝐝 𝐌𝐚𝐧𝐭𝐚𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang