Chapter 3

13.3K 791 28
                                    

          Pagi itu suasana aula SMK Telekomunikasi Wijaya Putra sudah ramai oleh hiruk pikuk suara anak anak calon siswa baru. Mereka saling berkenalan satu sama lain,ada yang bertemu teman SD,teman SMP,bahkan ada juga yang bertemu mantan cinta monyetnya. Suasananya sudah melebihi pasar yang mengadakan diskon besar besaran.

          Ily yang baru saja masuk ke aula merasa lega, karena ternyata acara belum dimulai. Ali,cowok yang tadi menolongnya juga udah asyik ngobrol sama teman teman barunya,cowok itu begitu mudah bergaul.

         " Ilyyyy......." teriak seseorang sambil berlari ke arah Ily dan memeluknya. "Ya ampuuun Ily....kita akhirnya ketemu lagi,loe sama siapa?masuk jurusan apa?" cerocos temannya tanpa henti.

Ily yang merasa sesak dipeluk sama temannya,perlahan melepas pelukannya."Eh Fira, aku senang bisa satu sekolah lagi sama kamu,belum tahu nih masuk jurusan apa,aku belum lihat pengumuman."jawab Ily kemudian.

"Loe tahu ngga Ly? Dela sama Winda juga diterima di sekolah ini!",cerita Fira antusias. Ily hanya ber oh ria. Ily memang kenal sama Dela dan Winda,tapi tidak seakrab dia mengenal Fira.

Fira,Dela dan Winda adalah teman teman Ily waktu sekolah SD. Dela dan Winda,disamping anak orang kaya,tapi mereka itu juga pintar dan populer di SD. Sedangkan Fira,anak salah satu guru di SD waktu itu.Tentu saja mereka memilih masuk ke sekolah ini,karena sekolah ini adalah salah satu sekolah swasta unggulan di kota ini.

Untuk masuk Sekolah unggulan seperti SMK Telekomunikasi Wijaya Putra memang tidak mudah,disamping biaya masuknya yang mencapai puluhan juta,tapi juga harus melewati berbagai macam seleksi test yang sangat ketat. Rata rata yang masuk sekolah disitu adalah anak anak orang berada. Tapi tidak dengan Ily,Ily hanya anak seorang kontraktor kecil,dan ibunya hanya seorang ibu rumah tangga yang terima pesanan kue kalau ada yang pesan.

" perhatian perhatian!! Acara sebentar lagi akan dimulai,para calon siswa diharap tenang!!!" terdengar suara dari mikrofon.

Para calon siswa yang hadir di aula serempak diam,mereka tahu sebentar lagi seniornya akan menjelaskan tata cara,syarat syarat serta apa saja yang dipersiapkan dalam MOS. Dan kakak senior pastinya sudah pasang tampang wajah galak mereka.Itu sudah biasa.

Dengan tampang wajah serius dan tegas para senior memberikan pembekalan untuk acara MOS yang akan diadakan mulai hari Senin selama  tiga hari berturut turut. Para calon siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok.

"Pengumuman pembagian kelas sudah ditempel di papan pengumuman,silakan nanti kalian lihat setelah acara ini selesai, dan ingat! Dalam MOS nanti kalian satu kelas akan berpencar pencar,jadi kalian bisa saling mengenal dengan teman kalian yang beda jurusan!" jelas senior yang kemudian menutup acara pembekalan tersebut.

Setelah acara selesai Ily dan teman teman bergegas menuju papan pengumuman. Ily membaca nama satu demi satu,dia berharap bisa masuk jurusan Rekayasa Perangkat Lunak,tapi apa mau dikata,matanya melotot tidak percaya pas berhenti di pengumuman jurusan Transmisi. Ternyata dia masuk ke jurusan Transmisi. Keinginannya untuk jadi programmer harus ditunda. Keinginan jadi programmer tiba tiba terlintas saat Ily mengisi formulir pemilihan jurusan.

Dan lagi lagi Ily terkejut, ternyata Ali satu kelas sama dia. Tapi untungnya pas MOS mereka tidak jadi satu kelompok. Sebelum pulang ,para calon siswa saling memberikan pin BB masing masing,bagi yang tidak mempunyai pin BB mereka memberikan nomer HP.

Ily kemudian berlalu meninggalkan sekolahan,tentu saja masih dengan jaket hitam yang terlilit di pinggangnya. Sampai dipinggir jalan bingung,dia belum pernah naik angkot ataupun bis dari situ. Tiba tiba sebuah tangan menepuk pundaknya.

"Hey,mau pulang kemana?kok bengong sih?awas ntar keserempet mobil loe!!" tegur seseorang sambil cengar cengir yang ternyata adalah Ali.

"Apaan sih kamu,ngagetin aja.." sahut Ily dengan muka bersemu merah.

"Loe mau pulang kemana?dari tadi bengong aja di pinggir jalan seperti orang bingung..." tanya Ali sekali lagi.

"Mmm...aku mau pulang ke Poris,tapi aku takut sendirian,aku belum hafal daerah sini..." sungut Ily sambil menggigit bibir bawahnya.

"Hahaha..... Lucu banget sih kamu,bikin gemessss!!" seloroh Ali sambil memencet hidung Ily.Sontak ulahnya membuat Ily teriak.

"Aawww....Aliiii...sakit tau!!!" teriak Ily sambil menatap Ali dengan tatapan kesal.Ali malah makin ketawa melihat Ily yang kesal karena ulahnya.

"Daripada kesal,terus bingung ngga pulang pulang,mendingan sekarang loe ikut gue" bisik Ali dengan suara sexynya di telinga Ily,kemudian Ali menggandeng Ily possesive memasuki salah satu angkot jurusan pesing. Ily hanya menurut saja,rasa ketakutan pulang sendirian sudah mengalahkan rasa malunya pada laki laki disampingnya.

Setelah beberapa menit kemudian,Ali mengajak Ily turun dari angkot dan menggandengnya menuju stasiun kereta.

"Kita naik kereta,biar cepat pulangnya dan ngga macet!!" jelas Ali saat melihat Ily hanya bengong.

"Emangnya kita satu arah?" tanya Ily kemudian.

"Kalau ngga satu arah,mana mungkin gue ngajak loe..Ily imuut..."jawab Ali dengan senyum jailnya,membuat Ily tersipu malu.

Mereka berdua akhirnya masuk ke stasiun setelah sebelumnya membayar tiket kereta dengan e - money.

Kereta yang ditunggu tunggu akhirnya datang.merekapun memasuki gerbong kereta,tanpa sedikitpun Ali melepaskan gandengan tangannya.

Ily POV

Laki laki yang ada disebelahku sebenarnya siapa sih? Aku yakin dia orang baik,buktinya dia care sama aku waktu aku terjatuh dan rokku basah. Dia juga ganteng,bulu matanya lentik,hidungnya mancung,mengingatkan aku sama artis kesayangan mama dan juga aku,Aliando syarief. Seperti pinang dibelah dua,sungguh amat sangat mirip. Apa memang benar kata orang orang,kalau di dunia ini ada 10 orang yang wajahnya sangat mirip. Mungkin dia salah satunya yang mirip sama Aliando. Kenapa juga jantung ini berdetak lebih cepat dari biasanya saat aku berada disamping dia,bahkan aku merasa sesak napas saat dia menggandeng tanganku,aku rasa aku membutuhkan oksigen saat ini.duh Ily...kenapa kamu jadi lebay gini sih." Ily imut..." aku hanya senyum senyum mengingat julukan itu. Selama ini belum pernah ada laki laki yang menggodaku seperti itu. Aku selalu menjaga jarak sama mereka,aku selalu mengingat kata kata mama " tidak boleh pacaran selama masa sekolah,boleh kalau nanti sudah bekerja dan berpenghasilan sendiri". Tapi kenapa aku seolah tergoda sama laki laki ini,tergoda sama perhatian dan kebaikannya,duh Tuhan,bantu aku mengendalikan perasaan ini,jangan sampai aku terjebak sama perasaanku padanya,dia tampan...pasti banyak gadis yang mengejarnya. Sungguh beruntung gadis yang menjadi pasangan hidupnya kelak. Andai saja gadis itu aku....

Ali POV

Gadis di sebelahku ini cantik,imut,hidungnya yang mancung,bibirnya yang tipis dan senyumnya yang menawan serta tingkahnya yang malu malu membuat aku semakin penasaran untuk bersama dia. Gadis ini benar benar menggemaskan. Ketakutannya saat mau pulang sendiri seolah memberi celah padaku untuk lebih dekat lagi dengannya. Kugandeng tangannya dan kuajak dia menaiki angkot menuju stasiun pesing,ku rasa naik kereta api lebih baik daripada naik bus yang menguji kesabaran karena harus bermacet ria di jalanan. Dia hanya menurut saja. Dia juga sudah tidak begitu canggung lagi padaku,walaupun kadang masih tersipu malu waktu aku goda,dan itu membuatku gemas. Gadis di sebelahku senyum senyum sendiri,apa dia senang kugandeng seperti ini? Apa dia menyukaiku seperti aku menyukai dirinya? Tuhan...kalau memang dia jodohku,dekatkanlah dia padaku.

         

You're my dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang