Chapter 13

6.9K 462 20
                                        

Ali's POV

Malam ini gue benar benar insomnia, jam sudah menunjukkan pukul 00.30 dan gue masih belum bisa tidur. Lantunan musik dari instrumen saxophonenya Kenny G tak sanggup membangkitkan rasa kantuk gue.

Hari ini benar benar kompleks, ada rasa sedih, terharu, kesal dan juga bahagia. Gue merasa sedih waktu melihat Ily menangis gara gara handphonenya gue bajak, gue ngga mengira dia akan menangis sampai segitunya, untungnya dia mau memaafkan gue walaupun baru 50% , gue jadi tertawa kalau ingat ekspresi dia waktu gue bilang gue saudaraan sama Aliando Syarief. Dari nangis terisak isak tiba tiba berhenti gara gara dengar nama Aliando Syarief,wakakaka.... gadis gue yang lucu,tapi juga menggemaskan.

Membicarakan Aliando Syarief membuat gue kesal sendiri,dia memang artis,ganteng sama seperti gue,multi talenta,dan dia itu sepupu gue.

Nenekku dan neneknya kakak beradik, tiap acara keluarga besar gue pasti ketemu sama dia. Dan kami juga sering main bareng entah itu main band atau hunting peralatan musik.

Yang paling bikin kesal dia tidak pernah manggil gue dengan nama gue "Alifian" ,tapi dia manggil gue "ALI UPIL"!! Tahu kenapa dia manggil gue Ali Upil? Karena dulu waktu gue masih kecil dia sering mergokin gue sedang ngupil! emang itu hobby gue waktu kecil,tapi sekarang tidak, malu sama cewek.

Karena kesal di julukin begitu gue juga ngga mau kalah,gue panggil dia "ALI IPIL"!! jadilah UPIL dan IPIL!! Udah seperti anak kembar saja, Bahkan nenek kalau manggil kami berdua dengan sebutan kembar. "Kembar,kesini kalian!" itu yang sering diucapkan nenek pada kami berdua.

Bahkan sampai sekarang umur gue udah 16 tahun tetap saja dia panggil Ali Upil,malu maluin kan?Apalagi kalau sampai di dengar teman teman sekolah gue,bisa tengsin habis gue, seorang Alifian yang ganteng mirip Zayn Malik di panggil Ali Upil.

Tapi gue ngga mau semua orang tahu kalau gue masih saudaraan sama Aliando syarief,gue ngga mau di ekspose. Gue mau hidup tenang jauh dari paparazzi.

Siang tadi sehabis pulang sekolah gue mau ngajak Ily pulang bareng, naik kereta tentunya (modus gue biar bisa dekat sama dia lebih lama, karena sebenarnya arah rumah kami berlawanan! Dia ke barat dan gue ke timur ), tapi si Bayu udah main serobot aja,ngajak Ily pulang bareng dengan alasan ada titipan dari neneknya buat mama Ily.huh,modus.

Baiklah,akhirnya gue mengalah,terpaksa.

Gue buru buru menemui mang Kus,gue harus ngikutin mereka,jangan sampai kehilangan jejak.

Akhirnya kami ikuti mereka,menyusuri jalanan pinggiran ibukota, melewati jalan tikus yang penuh polisi tidur,

Mereka berdua singgah di kedai minum dan memesan es kelapa muda,sungguh membuatku iri. setelah selesai mereka melanjutkan perjalanan, bahkan Bayu menarik kedua tangan Ily ke depan untuk memeluknya,dan Ily mau saja bahkan menyenderkan kepalanya. Hati ini rasanya panas melihat pemandangan seperti itu,ingin rasanya gue culik Ily dan gue bawa kabur.

Gue dan mang Kus masih menguntit mereka dari belakang dengan jarak yang agak jauh agar tidak ketahuan.

Setelah melewati beberapa perkampungan mereka berhenti di depan sebuah rumah bercat putih dengan gaya minimalis. Gue dan mang Kus turun dari mobil dan jalan sembunyi sembunyi seperti maling, duh... demi ingin tahu rumah pujaan hati gue rela seperti ini,emang bodoh gue,mestinya gue bisa dapatkan alamat Ily dari data di sekolahan tapi gue malah memilih seperti ini. Ini gara gara Bayu nih,coba kalau dia ngga ngantar Ily gue ngga bakalan seposesif ini.

Nampak seorang wanita sedang membukakan pintu pagar rumah Ily, kulitnya putih,hidungnya mancung,rambutnya panjang,dan umurnya kira kira seumuran mang Kus.

You're my dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang