Chapter 10

7K 491 11
                                    

ILYPOV

          Baru saja kuhempaskan tubuhku di ranjang, melepas penat setelah seharian menjalani kegiatan. Kupandangi langit langit kamar, pikiranku melayang kembali ke peristiwa tadi siang.

Aku masih tidak percaya dengan pertemuanku tadi siang dengan mas Devan. Setelah kurang lebih 6 tahun aku tidak bertemu dengannya.

Ternyata dunia ini benar benar sempit.

Meskipun aku kesal karena selama ini dia tidak pernah menghubungiku, namun tidak pernah kupungkiri kalau aku sangat merindukannya.

Senyumnya masih seperti dulu, sorot matanya masih tetap sama, di tambah kumis tipis yang tumbuh membuat dia kelihatan semakin tampan.

Aku sedikit kikuk saat mengetahui kalau dia benar benar mas Devan. Dulu aku masih kecil waktu masih bermain main bersamanya,tapi sekarang kami sudah besar, fisik kami berubah, bahkan mungkin juga mas Devan sudah punya kekasih.

Membayangkan dulu kami sering mandi berdua di dalam satu bak mandi membuat aku jadi malu. Mudah mudahan dia tidak mengingat hal yang satu ini.

Mas Devan dulu begitu sayang padaku, dia selalu mengajakku main di sawah, bermain layang layang yang sebenarnya aku tidak suka, menangkap ikan di kolam, bermain lumpur. Sungguh masa masa yang menyenangkan.

Aku sudah menganggapnya sebagai kakakku sendiri.

Mengingat pertemuanku dengan mas Devan tadi siang di kantin, aku jadi teringat Ali. Saat itu Ali duduk tidak jauh dari mejaku. Dia memandang kami berdua dengan sorot matanya yang tajam. Aku berharap Ali tidak salah paham dengan pertemuanku dengan mas Devan, walaupun ini terasa berlebihan, karena aku kenal Ali baru beberapa hari.

Sewaktu pulang sekolah tadi aku tidak melihat Ali, apakah dia marah padaku?

Memikirkan Ali membuat aku jadi teringat sesuatu, biasanya kalau malam begini dia bbm aku, kenapa handphoneku dari tadi tak terdengar suaranya? Ku buka tasku, tak kutemukan handphoneku di sana, duh dimanakah gerangan handphoneku?

Kukumpulkan ingatanku kembali,

"Oh nooooo!!!"

" handphoneku tadi kutaruh di saku jaketnya Ali!"

"Ya Tuhan, semoga Ali tidak berulah macam macam dengan handphoneku."

"Ly,Ily...." ku dengar mama memanggilku di balik pintu.

Ku berjalan ke arah pintu, ku buka pintu perlahan lahan, mama tiba tiba memegang keningku, aku heran kenapa tiba tiba mama memegang keningku seolah mengecek suhu tubuhku panas atau tidak. Setelah itu mamaku senyum senyum sendiri.

Entahlah apa yang terjadi dengan diriku hingga mama melihatku bisa senyum senyum sendiri seperti itu,perasaan tidak ada yang salah dengan diriku. Setahuku yang bisa membuat mama senyum senyum sendiri begitu hanyalah kakak Senja.

Perasaanku jadi tidak enak, jangan jangan terjadi sesuatu sama handphoneku. Aku curiga Ali melakukan sesuatu dengan handphone itu.
Seharusnya aku tidak perlu khawatir seandainya Ali melakukan sesuatu dengan semua akun sosmedku, toh aku tidak punya follower, followerku cuma satu yaitu mamaku sendiri, itupun juga mamaku yang melakukannya, mama yang follow mama juga yang follback sendiri, ckckck... seorang mama yang aneh, ataukah aku yang aneh? Entahlah.

Ku lihat mama sudah berlalu meninggalkanku menuju ruang tengah, mama memang sedang membantuku mengerjakan tugas MOS. Mama biarpun begitu sangat sayang sama aku,tidak tega melihat tugasku yang bertumpuk akhirnya mama bersedia membantuku membuatkanku sebuah blog tentang kegiatan MOS yang sedang berlangsung.
Akupun sudah bisa membayangkan bagaimana nanti blog yang akan di buat oleh mama, pasti bahasanya alay banget dan itu bukan aku banget. Tapi aku tidak perduli,yang penting tugasku selesai.

You're my dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang