***
Seminggu telah berlalu, banyak yang telah di lalui dua pemuda ini. Axel yang semakin gencar memberi perhatian kepada Maeda, Maeda yang lambat-laun luluh dengan semua perlakuan Axel, walaupun belum sepenuhnya luluh.
Axel kini tengah terbaring di ranjangnya sedang kebingungan. Ia sangat merasa bosan di rumah. Ia mengambil ponselnya lalu mencari nomor Maeda di kontaknya, setelah ditemukan ia pun langsung menelpon Maeda.
.
Maeda yang sedang asyik membereskan kamarnya tiba-tiba di kejutkan dengan nada dering ponselnya, tertera nama Axel di layarnya. Ia mengangkat teleponnya."Halo" Maeda memulai percakapan.
"Hari ini kamu sibuk gak?" Tanya Axel. Kini Axel sudah tidak menggunakan kata "Lu-Gue" lagi kepada Maeda. Tapi Maeda tidak melakukan hal yang sama.
"Nggak begitu sih, Napa emangnya? Tumbenan lu nelepon di hari libur gini".
"Haha, aku gabut. Jalan yuk"
"Jalan? Kemana dah? Gue lagi bokek gini lu ajak jalan"
"Ke mall. Udah tenang, aku yang traktir"
"Eh seriusan? Beneran ya? Yaudah, jam berapa?"
"Jam 1-an, gimana?"
"Hm, oke. Ntar kabarin lagi aja"
"Sip, makasih sayang"
"Y" ucap Maeda sebelum mengakhiri panggilan nya. Maeda kegirangan bukan main, karena sudah lama ia tidak main keluar rumah, apalagi ke tempat bergengsi seperti mall. Baginya tempat itu adalah tempat belanja para sultan.
Tanpa lama-lama Maeda mengobrak-abrik lemari pakaiannya yang baru saja ia bereskan. Kelakuan pemuda jaman sekarang.
***
Kini Maeda sudah bersiap dan sedang berdiri di depan cermin, pakaian yang ia pakai cukup simpel. Kemeja merah motif Gingham yang di dalamnya di lapisi oleh kaos putih dengan tulisan berwarna. Celana jeans nya ia lipat sedikit agar tubuhnya terlihat lebih jenjang. Sepatu berwarna hitam nya memberikan kesan yang simpel tapi tetap trendy.
Tiba-tiba notifikasi pesan masuk di ponsel Maeda, saat dilihat ternyata pesan dari Axel yang mengatakan bahwa ia sudah sampai di depan gang rumahnya. Setelahnya ia pergi meninggalkan rumahnya, kebetulan hari ini neneknya masih bekerja.
Dan benar saja, saat Maeda keluar ternyata Axel sudah menunggu di luar mobilnya. Tapi kali ini Maeda benar-benar terpesona dengan penampilan Axel yang benar-benar gagah, Kemeja polos berwarna biru tua memberikan kesan yang gagah. Celana bahan berwarna putih susu menambah aksen agar tidak monoton.
"Kamu udah siap? Ada yang ketinggalan gak?" Tanya Axel memulai percakapan.
"Ng-nggak, nggak ada yang ketinggalan kok" kata Maeda.
"Yaudah yuk masuk" ajak Axel kedalam mobilnya. Maeda menuruti instruksi Axel. Di dalam mobil, Maeda langsung memasang seat belt begitu juga dengan Axel.
Axel melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Akhir-akhir ini keduanya selalu menjadi pusat perhatian dan gosip dari tetangga-tetangga Maeda. Banyak yang menduga bahwa mereka mempunyai hubungan yang 'tidak biasa' di mata mereka.
***
Akhirnya keduanya sampai di salah satu mall yang cukup bergengsi di kota mereka. Dan tentu saja Maeda mencoba untuk se netral mungkin agar tidak terlihat norak.
Tempat yang pertama mereka tuju tentu saja bioskop. Axel memesan tiket, Maeda menunggu sembari memainkan ponselnya. Tak lama kemudian Axel kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alasanku, Maybe? (Tamat)
Teen FictionWARNING: CERITA BxB/HOMO/SEMACAMNYA!!!! 🔞🔞🔞 HOMOPHOBIC DILARANG KERAS UNTUK MEMBACANYA!!! ❌❌❌ . . "Sekarang gue tanya, hubungan kita ini apa?" tanya pria yang lebih tinggi. . "Entah... temen? Maybe?" jawab si pria yang lebih pendek dari si jangku...