{Dua Puluh Sembilan}✓

255 17 6
                                    

***
.
.
.
.
.
.
.
.
1 tahun lebih berlalu.

Tak terasa waktu terus berlalu, begitupun dengan cerita kehidupan Maeda dan Axel yang bisa dibilang selalu bersama setiap harinya. Tawa, kesenangan, canda, marah, tangis, pertengkaran sudah menjadi makanan sehari-hari mereka.

Oh ya? Bagaimana dengan kisah cinta mereka? Tetap berlanjut, dan bahkan kini mereka sudah sering tidur bersama dirumah masing-masing.

Dan di bulan ini, mereka baru saja selesai menghadapi ujian nasional. Dan saat ini, Maeda, Axel, Tony dan Rachel sedang berada di sebuah restoran dekat dari sekolah mereka.

"Akhirnya! Beres juga ya kita UN" kata Tony sembari meregangkan tubuhnya.

"Gak kerasa ya kita udah UN aja, padahal kek baru kemarin aja nganterin kak Deva" timpal Rachel.

"Sttt! Jangan bahas kak Deva, ntar gue galau nih..." Tony pura-pura sedih bak anak kecil yang sok imut.

"Semangat ya pejuang LDR" kata Rachel memberi semangat kepada Tony.

Iya betul, Tony dan Deva kini menjadi sepasang kekasih dan menjalin hubungan LDR. Untuk kisahnya sendiri cukup panjang dan rumit apabila diceritakan, dan juga penuh drama.

"Gais, gue ada saran nih" Maeda yang dari tadi menyimak kini bersuara.

"Kan kita semua baru beres UN, sebagai hadiah kerja keras kita selama ini, gimana kalau kita liburan ke Malioboro?" tawar Maeda kepada yang lain. Mereka semua saling berpandangan.

"Ayo! Ayo banget!" Tony begitu semangat saat mendengar kata 'liburan'.

"Boleh juga tuh idenya, gue ikut" timpal Rachel.

"Aku pasti ikut kalau kamu ngajak" kata Axel begitu meneduhkan.

"Sip semuanya ikut berarti ya, yaudah kita bahas mau kapan berangkatnya" kata Maeda.

"Eh tunggu!" cegat Tony sebelum membahas lebih lanjut.

"Yakin mau berempat? Nih si Rachel cewek satu lho, ntar kelepasan lagi disana" ujar Tony frontal yang mendapat geplakan dari Rachel, Tony mengaduh.

"Oh iya..." Axel baru saja kepikiran.

"Ah gapapa lah, kan kalian semua homo" Rachel berkata dengan frontal juga yang mengundang gelak tawa mereka.

"Oke-oke, kalau gitu kita bahas jadwalnya ya" Maeda pun mulai membahas semuanya.
.
.
.
Hari keberangkatan pun tiba.

Kini semuanya sudah berkumpul di rumah Axel. Yang membawa kendaraan tentu saja Axel.

"Sayang, hati-hati ya disana. Jangan nakal-nakal, awas ada cewek diantara kalian, jaga baik-baik, kalau mau 'main' jangan lupa pake 'pengaman' " pesang Justina saat semuanya hendak berpamitan.

"Ih apaan sih mah, malu didengernya" kata Axel saat sedang bersalaman dengan sang ibu. Justina tertawa puas mengerjai anaknya.

"Iya, maaf ya sayang. Kalau kamu capek nyetir, gantian sama si Tony, atau gak Maeda" pesan Justina untuk kesekian kalinya. Akhirnya satu persatu pamit kepada Justina.

"Pergi dulu mah"

"Pergi dulu ya mah"

"Pergi dulu tan"

"Pergi dulu ya tante, baik-baik disini" terakhir Rachel lah yang berpamitan, mereka semua pun masuk kedalam mobil dan mulai keluar dari rumah.

Justina mulai melambaikan tangan kepada yang lainnya. Dan tak lama kemudian mobil tersebut mulai menghilang dari pandangan Justina.

Alasanku, Maybe? (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang