***
Ini adalah kisah Deva pertama kali melihat Maeda. Pertemuannya di kantin itu adalah pertemuan yang kesekian kalinya.
.
.
.
.
Pada suatu hari, di kantin.Deva dengan salah satu temannya, Galdas tengah mengisi perut mereka di tengah jam pelajaran. Sambil melihat adik kelas mereka yang tengah belajar mata pelajaran olahraga. Hal yang biasa bagi mereka bolos jam pelajaran seperti ini.
"Bro lu tau gak sih? Katanya salah satu murid kelas ntu tuh ada yang turunan jepang" kata Galdas.
"Yang mana?" Tanya Deva sembari menyantap lahap makanannya.
"Itu tuh, cowok yang kulitnya putih, terus gigi nya gingsul" tunjuk Galdas. Deva mengikuti arah tunjuk Galdas.
"Oh. Lu tau namanya?" Kali ini Deva makin penasaran.
"Kalau gak salah sih, namanya Maeda. Tapi gue lupa nama panjangnya apa" jelas Galdas yang membuat Deva semakin penasaran dengan Maeda.
Maeda ya... Batin Deva. Mereka pun tidak melanjutkan perbincangan mereka dan fokus kembali menyantap makanan mereka masing-masing.
***
Di ruang tata usaha.
Kini Deva tengah berada di ruang tata usaha untuk membayar uang bulanan sekolahnya.
Tok Tok.
"Permisi Bu..." Seseorang datang ke ruang tata usaha, saat Deva melihat nya ternyata Maeda.
"Ah iya Mae. Sini" ujar salah satu staff yang ada disana. Awalnya Deva agak cuek dengan kedatangan Maeda, tapi ia tak sengaja mendengarkan perbincangan mereka.
"Jadi kapan kamu bisa lunasi seragam sekolah kamu? Kamu udah nunggak hampir 5 bulan, lho" kata sang staff tata usaha tersebut. Maeda hanya bisa menunduk lesu.
"Iyah Bu, saya akan lunasi secepat-cepatnya" kata Maeda dengan nada lesu. Wajahnya tertutup poni nya yang agak panjang.
"Dari bulan-bulan yang lalu kamu terus aja ngomong gitu. Kalau bisa sebelum ke semester 2 harus udah lunas ya, nak" kata sang guru.
"Memangnya ortu kamu gak ada nak, kemana mereka?" Tanya sang guru. Maeda mengepal tangannya sekuat tenaga.
"Ortu saya.... Udah gak ada... Dari saya kecil" jelas Maeda. Membuat sang guru terbungkam.
"Maaf, ibu ga-----"
"Gak apa-apa Bu. Saya paham kok. Kalau begitu, saya permisi kembali ke kelas Bu" pamit Maeda. Setelahnya Maeda meninggalkan ruangan tersebut. Deva masih ada ditempat. Mendengarkan semua perbincangan antara Maeda dan sang guru.
Deva dalam hati merasa iba. Entah kenapa ada sesuatu yang menggerakkan hatinya untuk membantu Maeda. Dan ia bertekad, saat pulang sekolah nanti ia akan menemui Maeda.
"Nak? Nak Deva?" Panggil guru yang ada di depannya. Ia langsung tersadar dari lamunannya.
"Ah iya Bu? Kenapa?" Tanya Deva.
"Ini udah selesai dari tadi. Jangan bengong siang bolong gini, nanti kerasukan lho" canda sang guru, Deva menanggapi nya dengan tawa palsu. Di benaknya masih terlintas soal Maeda.
Gue bantu deh. Batin Deva, ia pun pergi kembali menuju kelasnya.
***
Jam pulang sekolah.
Saat ini, hujan deras tengah melanda. Hampir semua murid sudah di jemput oleh kendaraan pribadi mereka. Keadaan sekolah benar-benar sunyi senyap. Menyisakan Maeda yang berada di kantin tengah menatap langit gemuruh sembari mendengarkan lagu melalui earphone-nya.
Dan Deva baru saja keluar dari kelasnya. Karena kondisinya tidak memungkinkan ia untuk pulang, akhirnya mau tak mau Deva harus meneduh. Dan ia memilih meneduh di kantin.
Dan saat sudah berada di kantin, sosok ia yang cari-cari akhirnya ditemukan. Ia melihat Maeda tengah bernyanyi dengan suara yang cukup kuat.
.
.
Di pagi yang cerah, celana sekolahku robek
Kesepian yang berada di sudut sosial yang dihiraukan
Aku hanya ingin meneriakkan "aku ada di sini"
Dengan wajah dekat
Dan berkata "kau tahu apa tentangku?"Potongan lirik lagu yang dinyanyikan Maeda tersebut terdengar jelas di telinga Deva. Seperti tengah menggambarkan perasaan yang selama ini ia rasakan.
Maeda terkejut melihat sosok Deva yang memperhatikan nya sedari tadi. Karena merasa malu, akhirnya ia memutuskan untuk segera pulang.
"Eh, Hei! Tunggu!" Teriak Deva kepada Maeda. Tapi Maeda tak menggubrisnya. Antara karena suaranya teredam oleh hujan, atau memang Maeda sengaja tak menggubrisnya.
.
.
.
.
***Malam hari, disebuah cafe.
Karena merasa bosan di rumah, Deva mencoba untuk keluar rumah untuk refreshing. Dan kini ia sudah berada di sebuah cafe yang cukup terkenal di daerah nya.
"Selamat datang kak, mau pesan apa" tanya seorang pelayan yang datang ke meja Deva.
"Ah, saya mau pesan sat------" ia terkejut dengan sosok yang melayani nya.
Maeda? Batin Deva. Begitupun Maeda, ia juga sama terkejutnya dengan Deva, tapi Maeda sebisa mungkin berusaha tenang.
"Ekhem, kak? Pesan apa?" Tanya Maeda sekali lagi. Mencoba untuk memecah keheningan.
"Oh iya, saya pesen American Coffee Latte, sama dua Croissant aja" pesan Deva. Maeda mencatat semua pesanan Deva.
"Itu aja kak? Ada tambahan lain?" Tawar Maeda.
"Udah itu aja" balas Deva.
"Baik, ditunggu ya kak pesanannya" Maeda pun kembali ke dapur untuk menyiapkan semua pesanan Deva.
Oh jadi dia disini part time. Ucap Deva dalam benaknya. Ia tak habis pikir sebenarnya. Dan kagum dengan sosok Maeda yang teguh. Mengingat cerita ia sudah tak memiliki kedua orangtuanya, Deva hanya bisa diam terbungkam.
Selang beberapa menit Maeda kembali membawa nampan berisi pesanan Deva. Dan ia pun menata semua makanan nya se rapih mungkin.
"Mm, kak?" Deva mulai membuka pembicaraan dengan nada ragu.
"Iya kak?" Balas Maeda.
"Kakak masih sekolah ya?" Tanya Deva.
"Iya, saya masih sekolah. Disini saya part time" terang Maeda. Saat Deva hendak bertanya kembali, Maeda sudah keburu dipanggil temannya.
"Saya permisi kak" pamit Maeda meninggalkan Deva.
Deva benar-benar bimbang sekarang, dan merasa pangling dengan penampilan Maeda, di sekolah Maeda sangat jutek, masa bodoh dengan sekitar, jarang tersenyum. Sedangkan disini ia sangat semangat, murah senyum dan ramah. Mungkin tuntutan atasan nya juga, pikir Deva.
Dan darisanalah awal rasa penasaran Deva kepada sosok Maeda sangat tinggi. Dan akhirnya Deva mulai memberanikan mendekati Maeda saat berada di kantin, saat ia minta di ajari kaligrafi tulisan Jepang.
-TBC-
#UisuuGuys
Selamat siang, selamat sore, selamat malam, dimanapun kalian berada dan sedang ngapain (HaaH).
Author tau, author tau. Chapter kali ini garing (garing banget) ditambah banyak kata-kata yang susah dipahami, author minta maaf soal itu.
Btw, siap-siap ya buat chapter berikutnya karena author bakal up visual karakter-karakter nya! (YeaY). Semoga temen-temen semua suka sama visual nya.
.
Oke deh, sekian dulu untuk chapter kali ini. Kalau kalian suka sama chapter ini, boleh dong kasih bintang nya di pojok kiri bawah. Dan juga kalau ada kata-kata atau kalimat yang harus di revisi, boleh banget buat tegur author lewat kolom komentar.
.
Sekian dan terimakasih
.
.
.
Salam sejahtera
.
.
.
Tamamo NogochiiPotongan lirik lagu:
Keyakizaka46-Getsuyoubi no asa, Skirt Wo kirareta (di pagi senin, rok ku robek).

KAMU SEDANG MEMBACA
Alasanku, Maybe? (Tamat)
Novela JuvenilWARNING: CERITA BxB/HOMO/SEMACAMNYA!!!! 🔞🔞🔞 HOMOPHOBIC DILARANG KERAS UNTUK MEMBACANYA!!! ❌❌❌ . . "Sekarang gue tanya, hubungan kita ini apa?" tanya pria yang lebih tinggi. . "Entah... temen? Maybe?" jawab si pria yang lebih pendek dari si jangku...