[Hanya saran: ketika membaca chapter ini, dengarkanlah lagu tersedih yang ada di playlist kalian]
***
"MAEDA!!!" Axel berlari ke arah Maeda. Namun, seseorang menahannya yang membuatnya tidak bisa bergerak.
"Rasain ini lu, Maeda..." suara parau gadis itu akhirnya terdengar.
"R-Ray?" Maeda sangat yakin suara yang ia dengar adalah suara Ray.
"MAEDA KAMU JANGAN GERAK SEKALIPUN" Axel berusaha keras melepaskan tubuhnya dari dekapan orang tersebut, namun sayang orang tersebut badannya dan tenaganya jauh lebih besar dari Axel.
"Gimana rasanya, Maeda? Enak?" tanya Ray sembari menggerakkan pisau yang tertancap di tubuh Maeda, semakin membuat Maeda kesakitan.
"RAY LU CEWEK PSIKOPAT! LEPASIN MAEDA GAK!?" titah Axel kepada Ray.
"Oke sayang, kalau itu yang lu minta" Ray mencabut pisau itu dari tubuh Maeda, dan membuat Maeda terkapar dijalan dengan darah segar terus mengalir.
Axel pun mencoba melawan pria yang tubuhnya lebih besar darinya itu. Ia menggigit lengan si pria besar yang membuat pria tersebut kesakitan dan melepaskan dekapannya.
Axel pun bebas dan hendak menghampiri Maeda, namun sayang pria tersebut kembali mendekapnya dan menyeretnya ke sisi jalanan. Disiksa nya Axel tanpa ampun oleh pria tersebut.
"Gimana balasan gue untuk lu pada? Keren kan!? Iya kan!? Kyahahahahaha" Ray tak bisa mengontrol tertawanya. Axel terus meronta dan memohon ampun kepada Ray.
"Ini balasan untuk lu, Maeda. Lu udah buat harga diri gue hancur, jadi gak salah dong kalau gue balesnya gini" ucap Ray seraya menjilati pisau yang penuh darah Maeda.
"Dan untuk lu, Xel. Lu tau gak sih, sebenernya yang gue sayang itu lu. Bukan si Deva sialan itu, gue sama dia pacaran cuma untuk pencitraan doang kok" ungkap Ray kepada Axel. Axel pastinya sangat terkejut.
"Lu udah bener-bener gila Ray! Lu bener-bener psiko!" ujar Axel yang terus menahan diri dari siksaan si pria besar.
"Apa? Gila? Aku gak gila sayang, ini semua aku lakuin cuma untuk bisa milikin kamu. Kyahahahaha" Ray tertawa penuh kepuasan.
"Ah aku gak mau buang waktu aku lama-lama ah, yuk kita panggil aja mobilnya~" ujar Ray sembari mengangkat lengannya. Axel kebingungan dengan 'mobil' yang Tau maksud.
selang 1 menit berlalu, tiba-tiba dari ujung jalan, mobil dengan kecepatan yang sangat tinggi melaju kearah Maeda, Axel semakin panik, pasalnya ban mobil itu seakan mengincar kepala Maeda untuk dilindas.
"MAEDA!!!!!!!" Axel berteriak dengan sangat lantang. Dan...
.
.
.
DRAK!!!
.
.
.
.
Tubuh itupun tertabrak oleh mobil tersebut, tetapi bukan tubuh Maeda yang ditabrak, melainkan tubuh orang lain. Mobil itupun pergi entah berantah setelah menabrak orang tersebut.Dan tubuh Maeda baru saja dilempar oleh orang tersebut ke arah sisi jalan
"ARGH!!!" rintih orang tersebut setelah terpental dan tertabrak.
"DEVA!!!" Axel semakin bingung dan terkejut dengan adanya Deva yang tiba-tiba ditabrak oleh mobil tersebut.
Axel meraba-raba tanah untuk mencari batu disekitarnya untuk meloloskan diri. Ia pun mendapatkan sebuah batu bata dan memukul kepala pria tersebut dengan batu yang dipegangnya berkali-kali hingga pria besar itu pingsan.
Dan tiba-tiba saja, tubuh Ray di sergap oleh seseorang.
"Ayo lu pasti berulah lagi kan?" ujar orang yang menyergap Ray, orang tersebut adalah Tony.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alasanku, Maybe? (Tamat)
Novela JuvenilWARNING: CERITA BxB/HOMO/SEMACAMNYA!!!! 🔞🔞🔞 HOMOPHOBIC DILARANG KERAS UNTUK MEMBACANYA!!! ❌❌❌ . . "Sekarang gue tanya, hubungan kita ini apa?" tanya pria yang lebih tinggi. . "Entah... temen? Maybe?" jawab si pria yang lebih pendek dari si jangku...