jangan berfikir terlalu keras. Karna kalian ngga bakal ngerti. Hanya untuk orang yang punya otak yang boleh berfikir😏
-Anta Nayiara Zayander-
🎈🎈🎈
Kedatangan Anta di kelas Sejarah membuat siswa dan siswi heboh. Baru kali ini mereka melihat Anta dengan wajah cantiknya yang begitu memikat.
"Bacot lo diem ngga! Kaya ngga pernah liat cecan aja," Ujar Anta sebal. Mereka semua terdiam. Padahal dikelas masih ada Bu Sutiyem. Guru itu hanya menggelengkan kepala.
"Anta, Ibu ada urusan. Kamu tolong ajarin anak-anak disini ya." Perintah Bu Sutiyem. Guru itu percaya sepenuhnya pada Anta. Walau Anta dulu dikenal suka membuly. Tapi Anta cukup pintar dalam pelajaran Sejarah. Jadi Bu Sutiyem cukup percaya.
Guru itu memberikan buku pendamping ke Anta. Lalu segera pergi. Sebenarnya Anta tidak butuh buku pendamping itu. Ia tidak akan mengajar. Anta akan memberi ilmu sesat pada siswa-siswi. Hahahahhahah.
"Woy Satria. Lo jangan ngupil terus! Upil menjijikan!" Kata Anta menunjuk Satria.
Satria menghentikan sejenak kegiatannya. Lalu menatap Anta sekilas. Dan langsung melanjutkan lagi.
"Kak, cepet ajarin kita Sejarah. Kakak disini dikasih amanat oleh Bu Sutiyem." Ucap siswa perempuan. Ia agaknya tidak suka dengan keberadaan Anta.
"Siapa nama lo?" Tanya Anta melirik gadis tadi. "Oh Sukiyem. Bentar ya. Gue mau main-main dulu," Nyeleneh Anta. Nama bagus-bagus ia ganti menjadi nama Sukiyem. Dasar Anta ngga ada akhlak.
"Nama gue Sana! Jangan ngganti-ngganti nama gue seenaknya!" Sana mengibaskan rambutnya kebelakang.
"Nama lo kebagusan! Muka jelek juga, ngga cocok sama namanya!" Pekik Anta membuat yang lain tertawa.
"Yang sopan dong lo. Lo ngga tau Sana itu siapa?!" Ucap salah satu dayang-dayang Sana. Namanya Sinta.
"Emang siapa Sukiyem itu?!" Tanya Anta berjalan menuju tempat duduk guru.
"Sana! Bukan Sukiyem!" Geram Lina salah satu dayang Sana.
"Sana itu anak dari CEO terkenal di Asia! Takut kan lo sama Sana?!" Jelas Sinta.
"Candaan bocil memang aneh. Emangnya kaya dicerita novel-novel apa?! Mimpinya ketinggian banget!"
"ANJING LO YAH!" Teriak Sana tidak terima.
"Woy selow, selow jangan ngegas," Ucap Fathan dari belakang. Dia duduk bersama Zidan yang tidak bercomentar apa-apa. Lelaki itu menopang dagunya. Menikmati pertunjukan.
Sedangkan Ken tersenyum terus. Sesekali dia mengacungkan jempolnya. Lalu bertepuk tangan. Seperti itu seterusnya.
Sementara Satria. Dia masih dengan kegiatannya. Mengupil riang. Entah apa faedahnya.
"Fathan udah biarin. Kamu ngga usah komentar," Ucap Caca yang duduk didepan Fathan. Ia duduk dengan Lila. Cewek cupu.
"Ngga papa beb. Santai aja," Kata Fathan tersenyum mengedipkan sebelah matanya. Pipi Caca merona merah. Perempuan itu bapernya tingkat dewa.
"DIEM LO FATHAN, NGGA USAH MBELA JALANG YG ADA DIDEPAN," Sana tidak berkaca dulu sepertinya. Padahal dia sendiri yang mirip seperti jalang. Dandanannya hampir sama seperti Loense.
"Jangan ngatain Mbak Anta jalang!" Desis Zidan. Pembawaannya tenang. Tapi ada sedikit gertakan.
"Mukanya tuh persis jalang. Mungkin dulu dia ngga dirawat sama bonyok nya." Ucap Sinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUEMARS
Teen FictionYang mau baca cerita ini. Harus follow dulu. Akun wattpad aku ya. Dan aku meminta kalian. Untuk menghargai karya aku. Terima kasih sebelumnya.