BLUEMARS 14

26 2 0
                                    





Awalnya gue dibuat bahagia. Tengahnya gue dibuat sedih. Akhirnya gue bisa bebas dari pacar gue

1. Duit, 2. Putus, 3. Bebas.

-Fathan Poilmatres-

🎈🎈🎈










































Anta masih berada dikelas fisika. Namun tidak mengajar apapun. Dia sangat malas untuk mengajar. Cewek itu menunggu bel istirahat berbunyi. Sekarang yang ia lakukan hanya duduk, bermain hp, menelungkupkan kepala dilipatan tangan, memperhatikan seluruh anak fisika. Dan seterusnya. Mengulang-ngualang terus.

Anak fisika juga sibuk dengan urusannya sendiri. Ada yang bercanda, bermain game, menggoda para perempuan, bertengkar, ada juga yang belajar. Sesekali mereka menghafalkan rumus. Yang tentu tidak diketahui Anta. Walau cewek itu sudah belajar mati-matian. Tentu saja masih belum cukup.

Kring! Kring!

Mereka tersadar dengan bunyi bel istirahat. Anak fisika semua merogoh kantung saku. Menyiapkan uang 3K untuk diserahkan kepada Fathan. Sekarang mereka sudah berbondong-bondong menuju kelas sejarah.

Banyak anak kelas lain yang menyingkir. Mereka berjalan sangat memakan tempat. Seolah itu lorong milik kelas fisika. Ya, anak fisika sudah mengklaimnya.

Sudah sampai ditempat tujuan. Anak fisika menoleh kebelakang. Lebih tepatnya kearah Anta. Cewek itu mempersilahkan agar masuk semua. Toh guru nya sudah pergi.

Anak sejarah mengerutkan keningnya. Ada hubungan apa kelas fisika mendatangi kelas sejarah. Bukankah mereka sudah akur. Mereka sudah tidak bertengkar lagi. Anak sejarah sudah tidak membuat ulah. Namun kenapa mereka semua ada disini?

Alam, Zidan, Fathan, Ken dan Satria maju paling depan. Merekalah penyebab fisika dan sejarah tidak pernah akur. Namun mereka sekarang sudah berbaikan. Untuk nilai masa depan mereka.

Alam menatap tajam kearah David. Laki-laki itu yang memimpin paling depan. "Mau apa lo kesini? Gue sama temen-temen gue udah ngga nyari masalah lagi sama kelas lo!" Ucap Alam dingin.

David dan yang lain tidak menjawab. Mereka segera memberikan duit ke Fathan. Bertubrukan agar cepat selesai. Tidak mau berlama-lama dikelas sejarah.

Fathan kewalahan menerimanya. Tapi ia cukup senang. Tumben-tumbenan mereka memberikannya duit dengan senang hati. Biasanya kan Fathan yang memalak dulu. Baru mereka memberinya.

Alam, Zidan, Ken dan Satria menatap tidak percaya. Antara heran dan bingung menjadi satu.

"Maksudnya apaan nih bro?" Fathan tersenyum senang.

"Gue abis kerja. Tuh duit hasil pemotretan. Biasalah. Fans gue kan banyak," Fathan dan Anta bertos ria. Mereka bersengkokol ternyata.

"Mimpi apa gue semalem. Bisa megang duit receh?" Anak sejarah maupun anak fisika tertawa mendengarnya.

"Inget tuh uang buat apa!" Pesan Zidan.

"Awas lo buat main!" Timpal Ken.

Caca mendengarkan dengan seksama. Maksud dari main apa? Caca tidak mengerti, "main? Emangnya Fathan main apa?"

Fathan mendelik kearah Ken. Sementara dirinya hanya cengengesan.

"Lo ngga tau Ca? Bener-bener nih Fathan. Nih gue kasih tau ya," Satria tersenyum menggoda Fathan. Fathan memggeleng kuat-kuat wajahnya ketakutan. Bisa-bisa dia ngga di kasih jatah uang bulanan. Jika Caca tau. Hancurlah nasibnya.

BLUEMARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang