Gue memang mesum, ingat otak gue yang mesum. Tapi gue masih waras. Gue ngga akan ngorbanin diri gue buat orang lain. Sekalipun itu keluarga gue!
-Naya pacarnya Alam-
Dodit masih menangis dengan keadaan menunduk. Dia tidak sanggup melihat temannya menertawakannya.
"Ibu masih belum percaya kalo Dodit yang menyuruh Ken untuk menonton video itu,"
Satria dan Ken mendecak. Jelaslah dia tidak percaya ucapan Satria. Lelaki itu kan memang tukang ngibul. Jadi mana ada guru yang percaya dengan Satria?
Bu Sutiyem. Guru yang sejenis dengan Kuda Nil itu hanya percaya dengan 1 anak saja. Siapa lagi? Ya jelas Zidan kemana-mana. Karna selain pendiam. Dia tidak akan ikut campur dengan masalah orang lain. Maka pria itu akan menjawab dengan jujur.
Kini Bu Sutiyem menatap Zidan. "Zidan, ibu tanya siapa yang ngajakin Ken dan yang lain nonton itu?"
Ken getar-getir. Wajahnya memang tenang. Tapi jantungnya sedang berdetak tidak karuan. Jika sampai Zidan berbicara jujur. Ken akan dimarahi abis-abisan dengan Mamihnya. Yang super duper cerewet!
Mata Zidan beralih menatap Ken. Dia sedang memohon. Agar tidak memberitau sebenarnya. "Dodit," Ken akhirnya bernafas lega.
Tangis Dodit semakin kencang. Dia menggeleng kuat-kuat. Wajahnya sudah seperti terbakar oleh api. Dia takut. Dodit semakin menunduk dalam-dalam.
"Kenapa kamu nyalahin Dodit," tanya Bu Sutiyem. Zidan harus memilih alesan yang tepat kali ini.
"Kar-"
"Karna Dodit dan Fandi lah yang pertama nonton dipojokan. Mereka berdua memang selalu menonton itu. Dimana pun dan kapanpun mereka berada. Dan karna iman sahabat saya, Ken tidak kuat. Maka dia tergoda oleh godaan mereka berdua. Semoga ibu tidak menyalahkan teman saya." Sela Alam datar dan dingin. Jawabannya jelas dan logis.
Teman sekelasnya bertepuk tangan. Apa yang dikatakan Alam memang tidak ada yang bohong. Semua jujur dan alami.
Ken terharu mendengarnya. "Sobat gue emang the best!" Mengelap pipinya. Padahal dia tidak menangis.
Dodit masih menangis. Sementara Fandi? Dia santai-santaian. Berpura-pura membaca buku. Drama lumayan!
"Baiklah, Dodit dan Fandi harus siap menerima hukumannya. Bukan guru BK ataupun saya yang menghukum kalian." Seketika kelas menjadi hening. Mereka bertanya-tanya. Siapakah yang akan menghukum mereka. Apakah Bu Silvia akan maju? Itu tidak mungkin.
"Siapa bu?" Celetuk Fathan mewakili keheranan teman-temannya.
"Bu Silvia aja bu. Kan mereka berdua langsung ditendang," ucap Satria cengngengesan.
"Bukan, kita kedatang guru baru. Dia masih muda. Guru itu akan menggantikan saya. Karna saya besok sudah pensiun," sorakan gembira terdengar riuh.
Fandi bersiul, "body-nya kaya gitar spanyol ngga bu?"
"Bacot lu, mau dihukum juga," seru Reva, Fandi terkekeh.
"Namanya siapa bu?" Tanya Ken mulai bereaksi.
"Biar dia yang mengenalkan sendiri, silahkan masuk," ujar Bu Sutiyem.
Guru itu masuk dengan langkah gemulai. Terkekeh sinis pada anak kelas sejarah. Kemudian ia tersenyum manis. Siapapun yang melihatnya akan langsung terpesona dengan kecantikan guru itu.
Alam dkk bergeming. Mereka tidak bisa bicara. Kenapa dia ada disana? Yang lain pun sama. Mereka sama-sama terdiam. Mata mereka semua membulat.
"Perkenalkan saya Anta Nayiara Zayander. Saya akan mengajar kelas Fisika, Biologi, Sejarah dan BK." Ujar Anta terkekeh melihat kearah Alam.

KAMU SEDANG MEMBACA
BLUEMARS
Teen FictionYang mau baca cerita ini. Harus follow dulu. Akun wattpad aku ya. Dan aku meminta kalian. Untuk menghargai karya aku. Terima kasih sebelumnya.