BLUEMARS 12

19 3 0
                                    


Misteri semakin panjang. Sanggupkah kalian melanjutkannya?

-fernas anar-















































Satria, Fathan dan Ken langsung pulang kerumah Fathan setelah seharian mereka bersekolah. Ya, mereka bertiga berencana untuk nobar. Nobar atau nama lainnya nonton bareng. Mereka akan menonton BLACKPINK. Tanpa mengajak Alam dan Zidan. Karna menurutnya  jika mengajak mereka berdua akan tidak asik.

Sambil ditemani makanan ringan dan minuman soda. Mereka berbicara sendiri-sendiri. Bertanya dan menjawab sendiri. Menirukan lantunan lagu. Sesekali Satria menggoyangkan pinggul, meniru gaya Jenni.

"Eh sumpah ini goyangannya Jenni mantep banget," coment Satria menanggapi video yang hari-hari ini viral diseluruh dunia.

"Gue lebih suka Jenni dari pada Lisa," kata Satria. Memasukan pilus kedalam mulutnya.

Fathan mengerutkan keningnya, "yaudah, gue sih lebih mending Lisa dibanding Jenni. Jenni itu cewek manja!" Kritik Fathan.

"Apaan sih! Jenni ngga kaya gitu yah. Dia kalem, Lisa lah baru itu. Jailnya luar biasa!" Satria tidak terima idolanya dikritik.

"Yang kalem tuh Jisoo bukan Jenni!" Kali ini giliran Ken yang membalas.

Mereka bertiga mengidolakan anggota Blackpink yang berbeda.

Satria mengedikan bahunya, "peduli amat. Ngapain juga kita kaya gitu. Ih anjir gue ngga mau jadi fanboy!"

"Dih, ngomong ngga mau jadi fanboy. Tapi setiap malemnya nontonni video BLACKPINK. Stalker biodatanya Jenni. Kaya gitu lo bilang kagak mau fanboy?!" Sinis Ken.

Satria memanyunkan bibirnya, "eh? Gue ngga pernah nonton setiap malemnya. Kalo Stalker-in Jenni itu baru bener.

"Yeeee!"

"Emang bener yah? Si Jisoo mau hengkang dari BLACKPINK? Kalo itu bener terjadi. Gue bakal tuntut YG ETM!" Ken bersungut kesal. Selain pecinta drakor. Dia juga seorang Fanboy. Namun tidak akut seperti Zidan. Ken hanya mengikuti alur dunia maya. Wkwkwkw.

"Sok-sok an mau nuntut YG ETM. Dia itu agensi terkenal. Kalo lo nuntut dia. Yang ada lo yang kena sasarannya, goblok!" Fathan menonyor kepala Ken.

"Biarin lah Than, namanya juga netizen," ucap Satria terkekeh.

Ting nong, ting nong, ting nong.

Suara bel rumah berbunyi keras. Bibi yang ada didapur segera berjalan kearah pintu. Untuk melihat siapa yang sore-sore ada disini. Fathan dan yang lain. Menghentikan aktivitasnya. Mereka ikut berdiam. Kepo-kepo sedikit boleh lah.

Bibi membukak pintunya. Menampilkan seorang gadis yang cantik sedang tersenyum ramah kearah Bibi. Bibi ikut membalasnya. Mereka bercakap-cakap sebentar. Lalu mempersilahkan gadis itu masuk kedalam rumah Fathan.

"Nona cantik mau Bibi panggilin Den Fathan?" Tanya Bibi ramah.

"Boleh Bi,"sahut gadis itu. Masih mempertahankan senyumnya.

"Sebentar ya non. Bibi panggilin Den Fathan dulu," gadis itu lantas mengangguk. Bibi segera menaiki tangga menuju kamar Fathan.

Gadis tersebut menatap interior ruangan dalam. Lumayan mewah. Namun, masih mewah rumahnya. Pikirnya. Banyak benda antik juga disini. Mungkin Fathan suka mengkoleksi benda antik.

"Den Fathan, ada yang mau ketemu sama Den, gadisnya cantik banget. Pacar Den Fathan?" Tanya Bibi  menggoda Fathan.

Fathan mengernyitkan dahinya. Itu tentu bukan Caca. Pacarnya itu tidak diperbolehkan keluar selain bersekolah. Caca selalu dijaga 24 jam. Jadi tentu bukan dia yang datang kerumahnya.

Fathan melirik ke Satria dan Ken, "mbak Anta apa yah?"

"Mungkin," sahut mereka berdua.

"Tapi, kalo mbak Anta kesini. Dia bakal langsung masuk. Tanpa mencet bel. Kalian semua tau kan sifat absurd Mbak Anta," Satria dan Ken mengangguk.

"Yaudah deh, gue turun dulu. Inget jangan rebut Lisa dari gue!"

"Ngga akan! Gue setia sama Jenni," kata Satria.

"Gue yang lebih setia sama Jisoo," ucap Ken.

"Yang setia sama Rose siapa?" Tanya Fathan.

"Biar gue aja," jawab Ken.

"Yeee, dasar rakus!"

🎈🎈🎈

Fathan turun dari kamarnya. Kepalanya selalu menunduk. Melihat siapa yang datang. Katanya sih cantik. Tapi siapa? Semua cewek kan cantik. Termasuk kamu.

Ditangga terakhir Fathan turun. Melihat seorang gadis yang membelakangi badan Fathan. Dari lekuk tubuhnya Fathan sangat mengenalnya. Tapi ia akan memastikan lagi. Dengan cara bertanya. "Siapa?"

Gadis itu menengok. "Fathan!" Pekik gadis itu. Berlari, berhamburan memeluk Fathan. Lelaki itu menegang.

"Lo, ngapain disini?" Tanya Fathan. Nadanya sedikit ketakutan, "pulang ngga. Kalau temen gue liat lo. Bisa abis gue!"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya, "ihh, apa salahnya sih. Kan aku kangen sama kamu,"

"Sekarang bukan waktunya kangen-kangenan. Lo mau kena hukum dia hah? Cepet pulang. Sebelum dia tau keberadaan lo disini!" Usir Fathan dengan nada rendah.

Untungnya Bibi Fathan tidak terlalu mencampuri urusan Fathan. Bibi bukan termasuk orang yang kepo. Tapi teman-temannya ini!

Gadis itu menghela nafas, "aku susah payah nyari alamat kamu disini. Eh ujung-ujungnya kamu ngusir aku."

"Ini demi kebaikan lo. Kalo lo ngga nurut. Lo mau jadi abu?" Fathan mendelik. Gadis itu menggeleng kuat-kuat.

"Gue heran, kenapa lo bisa ada disini? Lo ada tugas disini?" Tanya Fathan memicingkan matanya.

"Ngga, pengin aja liburan,"

"Cewek gila! Gue aja pengin pulang kesana!" Keluh Fathan. "Cepet sanah lo pergi!" Usir Fathan lagi.

Gadis itu mendecak, "ckk,,,,, iya-iya gue pulang. Bye! Jaga diri kakak baik-baik!"

Fathan menendang pantat cewek itu dengan keras, "ngga usah banyak bacot. Cepet pergi!"

Cewek itu memeletkan lidahnya. Lalu pergi begitu saja.

Fathan bisa bernafas lega sekarang. Namun, alasan apa yang cocok untuk ia sampaikan keteman-temannya. Dia harus menjawab apa? Temannya kan punya penyakit kepo tingkat akut. Yang tidak bisa disembuhkan dengan cara apapun.

🎈🎈🎈


BLUEMARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang