BLUEMARS 1

70 5 0
                                    

Jangan lupa vote and coment ya😁

Aku mau tanya. Kalian pembaca cerita aku. Umur berapa aja?

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Kapan kamu sadar? Bahwa aku sangat, sangat, sangat dan sangat mencintai kamu!

"Mbak Anta?" Anta mendecak malas. Sudah bisa ditebak kenapa mereka memanggil gue. Pasti meminta untuk mengajarinya. Akhh sungguh bocah bodoh!

"Mbak Anta jadi sombong. Kenapa ngga njawab pas Bang Satria manggil?" Ucap Satria genit. Dasar lelaki buaya! Sudah punya pacar masih saja genit dengan cewek lain.

"Oh sorry. Soalnya suara lo kaya Waria pengin dibelai," Sudah tidak heran lagi. Mulut Anta memang tajam.

"Hahahhahah," Serempak mereka semua mentertawakan Satria. Apalagi si Fathan. Dia paling keras menertawakan Satria. Persis ditelinga Satria.

"Bangsat kalian semua!" Satria mengambek. Kerjaannya memang selalu begitu. Tapi liat saja beberapa menit lagi. Satria pasti akan kembali semula.

"Yhaaaa, ngomongin dirinya sendiri!" Ejek Ken. Jika kalian tau. Satria dan Ken adalah musuh. Tapi kadang-kadang saja.

"Bodo!"

"Siapin barang yang perlu kalian bawa. Jangan sampe ada yang ketinggalan. Karna gue ngga jualan alat tulis. Kalau udah beres. Masuk kerumah gue!" Teman-teman Alam tersenyum senang.

"Cieee,,,, mbak Anta hafal bener sama kebiasaan kita," Celetuk Fathan.

"Gue udah lengkap kok." Kata Zidan mendahuluinya. Anta tersenyum. Demi apapun senyumnya itu bikin orang semaput!

"Bagus!"

"Mbak Anta. Lo punya pulpen kan? Gue lupa ngga bawa pulpen." Fathan cengengesan. Sudah kebiasaan! Bilang saja tidak punya duit!

"Alah alibi aja bisanya lo! Biasanya juga morotin duitnya Caca!" Fathan melotot sebal pada Alam.

"Jahat lo sama temen," Tadi Satria yang mengambek dan sekarang Fathan. Dasar dramaqueen!

"Lo Alam udah siap semua belum?" Tanya Anta.

Alam menoleh. "Gue selalu siap dong,"

Anta mengangguk. Kemudian menatap Satria. "Lo?"

"Abang selalu siap. Dijamin nggak bakal ngerepotin mbak Anta." Satria tersenyum percaya diri.

"Cuihh,,,"

"Gue perhatiin dari tadi. Lo koment terus Lam. Kalau cemburu bilang dong?!" Satria bisa menebak isi hati Alam.

"Ngga biasa aja tuh!" Alam masih saja mengelak. Padahal sudah sangat ketara diwajahnya.

"Heleh,"

"Diem lo Dan! Biasanya aja lo diem. Ngapa sekarang lo ikut campur?!" Kesal Alam. Zidan hanya mengedikan bahunya. Tidak peduli.

"Kalo kalian masih aja ribut. Gue sama mbak Anta jalan duluan, byee byee" Ken melambaikan tangannya. Merangkul pundak Anta. Perempuan itu tidak masalah. Toh sahabat Alam. Juga sudah Anta anggap sebagai adik sendiri.

BLUEMARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang