Yang gue lakuin itu semua benar. Gue ngga merasa salah. Cuma orang kolot yang berfikir bahwa gue cewek murahan!
-Olastia Nafisah-
🎈🎈🎈
Intan menatap Anta heran. Sekarang Anta berada dikelas Biologi. Kelasnya Intan dan Leonse. Perempuan itu sekali lagi memperkenalkan diri kepada anak biologi. Anta memperhatikan bahwa kelas biologi tempat orang munafik! Ya Anta sudah bisa memprediksinya. Dari mata mereka pun sudah kelihatan. Tapi seberusaha mungkin Anta akan bersikap ramah tamah.
"Berhubung kalian sekarang ada pelajaran biologi maka saya yang akan mengajar kalian," anak biologi nampak cuek. Mereka sepertinya tidak suka dengan kepindahan Anta dikelas ini.
Salah satu siswa laki-laki yang wajahnya dipenuhi jerawat mengacungkan tangan. Ia tersenyum lebar kearah Anta, "kak memangnya Bu Rina kemana?" Tanya Opan lelaki yang dipenuhi jerawat.
"Oh guru itu, dia sudah mati," mereka terkejut mendengarnya. Wajah yang semula datar. Kini berganti dengan wajah tidak percaya.
"Apa benar itu Kak?" Tanya Leonse sudah bisa menghormati.
Anta terkekeh, "saya hanya bercanda. Karna saya tidak suka dengan wajah datar kalian."
"Apakah kalian tidak suka dengan kedatangan saya?"
"Bukan begitu, hanya saja kami sangat menyayangi Bu Rina. Kami tidak rela jika dia diganti dengan anda," mereka mengangguki ucapan Intan.
Anta pun memahaminya, "sepertinya saya mengenal wajah kamu?" Anta memulai dramanya.
Intan mengangguk. Bahwa yang dikatakan Anta benar. Ia pun masih mengingat wajah Anta dengan jelas. "Kak Anta, kakaknya Alam. Saya juga masih mengenal Kakak," mereka kembali menatap Anta cengo. Mendengar nama Alam raut wajah mereka kembali terperangah. Siapa coba yang tidak mengenal Alam dkk?
Anta tersenyum lebar. "Kamu, Intan Askirana. Gadis yang menyukai adik saya. Namun berpacaran dengan Ken? Betul apa yang saya katakan?"
Intan bergeming. Sementara teman sekelasnya menatap Intan sinis. Teman-temannya sudah tau jika Intan berpacaran dengan Ken. Tapi mereka tidak tau jika Intan juga menyukai Alam. Gadis rakus!
"Lo mau hancurin persahabatan mereka Tan?" Tanya Kila sahabat dekat Intan. Menatap tidak percaya kesahabatnya.
"Bu-bukan gitu,"
"Terus apa?!" Bentak Vina, ia penggemar berat Alam. Banyak yang mengidolakan Alam. Hanya saja mereka tidak berani mengungkapkannya. Hanya Naya yang berani. Walau selalu ditolak.
Intan tidak bisa menjawab. Namun sorot matanya menatap benci kearah Anta. "Kenapa lo bisa tau itu?!" Astaga ternyata Inta berpura-pura sopan. Pencitraannya sekarang terbongkar.
"Saya bertanggung jawab terhadap adik saya. Saya tidak mau adik-adik saya terluka ataupun sedih hanya karna cewek,"
"Adik-adik?" Beo Tita, masih ingatkah kalian dengan gadis itu. Gadis yang berada di UKS. Tempat Anta mengenal mereka berdua.
Anta menatap Tita, "ya, Ken dan Alam adik saya. Begitupun dengan Zidan, Satria dan Fathan. Mereka juga adik saya,"
Leonse menyahut, "pantas saja, saya selalu melihat anda bersama 5 sekawan itu. Ternyata kalian bersaudara,"
"Kami bersaudara namun tidak kandung," jelas Anta, "baiklah sekarang kita mulai pelajarannya. Saya tidak akan menunda-nunda lagi.
"Saya meminta tolong kepada kalian. Agar tidak menyakiti adik saya jika kalian ingin berpacaran dengan mereka,"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUEMARS
Teen FictionYang mau baca cerita ini. Harus follow dulu. Akun wattpad aku ya. Dan aku meminta kalian. Untuk menghargai karya aku. Terima kasih sebelumnya.