Spam vote and coment guys. Dichapter ini banyak teka-teki. Kalian harus bisa nebak yah🤔
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
Lo bahagia, gue juga harus bahagia. Lo sengsara. Tapi gue ngga mau sengsara, wkwkwkwk
-Fathan Poilmatres-
Anta memesan air mineral. Kemudian mengambil tempat duduk persis disebelah mamang bakso. Ia menatap keselilingnya dengan pandangan kosong. Kantin masih sepi. Hanya ada beberapa siswa-siswi yang berlalu lalang. Mungkin mereka sedang membolos. Anta meneguk air mineralnya sekali lagi. Sekarang ia sedang berfikir keras. Yang ia lakukan tidak salah kan? Dia hanya ingin orang terdekatnya bahagia. Dengan cara dirinya sebagai taruhannya.
Anta menghela nafas. Masalahnya belum selese. Bertambah lagi dengan hantu papahnya Alam. Dan sekarang tentang Ola yang hamil diluar nikah. Kenapa beban berat itu harus ditanggung Anta seorang? Apakah ini hukuman yang dibilang dia? Dengan merenggut kebahagiannya?
"DORRR!" Anta berjengit kaget. Karna ulah Satria. Bisa-bisanya muka jelek dia berada pas didepan wajah Anta!
"Ngapa lo bengong?" Satria mengambil bangku kosong disebelah Anta. Begitupun Zidan, Ken, Fathan dan Alam. Kini lelaki itu sudah lumayan bugar. Tidak lemas seperti tadi.
"Kalo ada masalah cerita sama kita-kita mbak," Ujar Ken sembari memesan bakso kepada mamanganya. Sekalian memesankan yang lain.
Anta menggeleng. Pandangannya masih kosong.
"Cerita!" Gertak Zidan dingin.
"Emang lo punya masalah mbak? Tapi kok muka lo ngga meyakinkan banget ya?" Alam tersenyum miring.
"Pergi sanah lo. Giliran udah sembuh langsung ngeselin. Tadi aja kaya mau mati. Kenapa ngga mati sekalian hah?!" Ucap Anta kesal. Alam menghela nafas. Tidak mau bercomentar apa-apa lagi. Dia akan kalah. Jadi percuma saja.
"Eh,,,,, mbak tadi lo di UKS ngapain si Alam? Gue tau lo ngga bakal kaya gitu," Jiwa kekepoan Satria sekarang sedang meronta. Meminta asupan.
"Iya gue juga kepo. Ceritain dong," Ken mengangguk. Alam melirik Anta sebal. Semoga saja dia tidak memceritakannya.
"Oke gue cer-"
"Eh Neng, Mas. Maaf mamang ganggu. Mamang teh mau ngasih baksonya." Mamang baksonya memberikan baksonya dengan sopan. Alam dkk dan Anta menerimanya. Lalu mengangguk berterima kasih.
"Ngga diludahin kan mang?" Tanya Fathan was-was. Sedari tadi lelaki itu tidak berbicara.
"Ngga atuh. Mamang ngga bakal berani," Ucapnya lalu tersenyum. Fathan mengangguk. Kemudian memasukan bakso kedalam mulutnya. Tidak berniat untuk tau apa yang dilakuakan Anta dan Alam.
"Lanjut," Ucap Zidan bersamaan dengan bel istirahat berbunyi. Anta mengangguk. Sementara Alam melotot tidak suka.
Flassback on.
Alam dan Anta kini sudah sampai di UKS. Tempatnya para orang penyakitan. Emmn sorry maksudnya ya gitulah. Setelah masuk bau obat-obat menyeruak kedalam hidung mereka. Didalam UKS terdapat 2 siswi yang mungkin sedang giliran berjaga. Anta tersenyum miring kala melihat 2 siswi itu. Alam menatap Anta bingung. Tapi karna kondisinya sedang tidak fit. Dia tidak banyak bercomentar. Menurut saja apa yang diperintah Anta.
"Woy pelayan, sinih. Tuan sedang sakit," Anta lagi-lagi terkekeh geli.
Mereka yang sedang merapikan obat-obat didalam kotak. Mengernyit bingung. "Maksudnya Kak? Kami bukan pelayan," Ucap salah satu siswi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUEMARS
Teen FictionYang mau baca cerita ini. Harus follow dulu. Akun wattpad aku ya. Dan aku meminta kalian. Untuk menghargai karya aku. Terima kasih sebelumnya.