Mundur

1.4K 76 7
                                    

"Ohayou",sapa seorang gadis.

"Ohayou"sapa gadis lainnya.

"Eh udah denger belum rumor jika Prince jurusan Teknologi TPA 2 putus hubungan dengan Hime jurusan IPS TPA 3"

"Iya. Katanya Prince kemarin jalan bareng sama Prince jurusan IPA TPA 1"

"Sepopuler itukah pasangan Prince dan Hime yang beda jurusan itu",ucap gadis yang dari tadi sibuk dengan makanannya.

"Kyaa Sasuke-kun memang cantik seperti biasanya",ucap gadis di paling depan memerah begitu lelaki pujaannya lewat.

"....", sementara kelima gadis lainnya yang ada di pojokan hanya dapat terdiam melihat aksi ketua kelas mereka.

****

"Hahh harus bagaimana nanti jika ketemu Naruto",desah Sasuke mengingat kejadian kemarin.

"Untung sayang",gumam Sasuke tak sengaja melihat Naruto dan seorang gadis pink berduaan di depannya.

"Sasuke ohayou",sapa Naruto begitu Sasuke akan melewatinya.

"Hn"

"Konichiwa Sasuke",sapa Sakura.

Mendengar itu Sasuke tak melanjutkan jalannya dan terdiam melihat iris Sakura seorang gadis yang tak dikenalnya.

"Sasuke tidurnya nyenyak",ucap Naruto.

"Hn. Arigatou mengantarku pulang",ucap Sasuke cuek masih gelisah dengan yang sebelumnya..

"Aku ada ide Sasuke kelasku akan adakan drama dengan kelasmu. Bagaimana kita berbincang dulu sebagai perwakilan kelas?",ajak Sakura tapi mengedipkan mata ke arah Naruto.

"Jangan lupa yang tadi",peringat Naruto.

"Iya-iya cerewet",balas Sakura sedikit tertawa.

Sepeninggalnya Sakura yang mengikuti Sasuke. Naruto pun menghubungi Hinata.

"Ohayou Hina-chan"

"Istirahat ketiga gudang belakang"

"Ha'i Hina-chan"

"Hm Arigatou"

'Selanjutnya..rencana pembunuhan dimulai khihihi',seringai Naruto tak tertahankan.

"Naruto-kun..Mengapa kau terkikik mengerikan begitu?",ucap Shikamaru ingin menggeplak Naruto agar sadar jika saat ini mereka tidak sedang di koridor.

"Naruto-kun? Eh? Kau mengerikan Shika..jangan harap kau dapat jatah",ucap Naruto sok serius.

"Mendokusai",ucap Shikamaru memasuki kelas mereka.

"...", Naruto hanya tersenyum hangat yang hanya dapat dilihat siswa siswi yang kebetulan lewat di koridor.

****

"Ampuni aku",ucap seorang pria dengan pakaian acak-acakan karena cambukan yang di arahkan berkali-kali kepadanya.

"Khihi.. bukankah aku sudah memperingatkan mu sebelumnya?!",ucap seorang gadis biru dongker sedang si gadis telah berkali-kali memukul si pria dengan cambuk.

"Ah jika saja kau tidak berniat keluar pasti wakilku takkan seperti itu",ucap si pria pirang santai duduk di lantai.

"Psst pssst hahh hahh"

"Aku takkan keluar ketua..tolong ampuni aku",ucap pria itu gemetaran tak tahan menahan sakitnya.

"Jaa kalau begitu biarkan aku mencambukmu lima puluh kali lagi. Jadi kau akan ku terima kembali jadi bagian anggota",ucap gadis biru dongker senang dapat makanan baru lainnya.

Sementara si pria yang telah berulang-ulang menerima cambukan itu semakin lama kesadarannya semakin menghilang hingga kesadarannya hilang pun si gadis masih melakukan aksinya seolah-olah belum puas.

"Hinata..kurasa kau bisa berhenti sekarang",ucap Naruto masih disibuk dengan game di handphonenya.

"Tunggu sebentar..karena dia pingsan sebelum lima puluh kali cambukan. Rasanya kurang adil jadi biarkan aku mencambuknya lagi seratus hingga ribuan kali hingga dia sadar. Lalu setelah dia sadar kembali mencambuknya lagi sebanyak lima puluh kali seperti janjinya ",ucap si gadis biru dongker Hinata.

"Huh? Ku kira kau akan menahannya karena kau menahanku tadi menghukumnya",ucap Naruto masih sibuk dengan gamenya.

"Seharusnya dia bersyukur karena jika kau menghukumnya dia akan langsung mati. Itu sama sekali tidak mengasyikkan",ucap Hinata seolah-olah kecewa.

"Aku pergi",ucap Naruto di gerbang gudang.

"Melihat Sasuke kah?",balas Hinata penasaran tapi masih tetap dengan aksinya.

"Tidak. Sakura..dia masih perlu diawasi",balas Naruto lagi sebelum benar-benar hilang dari pintu masuk gerbang.

"...Nah sekarang karena Naruto telah keluar.. bagaimana jika kita sedikit bermain-main?",ucap Hinata senang karena menerutnya telah cukup lama menahan dirinya karena Naruto masih melihat sementara tangan satunya masih sibuk mencambuk tangan satunya mengeluarkan pisau tajam yang telah membuat banyak korban semakin tersiksa.

Menurut Hinata tak lengkap rasanya jika mencambuk seseorang tapi tanpa pisau kesayangannya yang telah menemaninya di banyak aksi. Tentu saja ini masih belum apa-apanya di banding apa yang dilakukan Naruto bagi Hinata.

Disisi lain Naruto berjalan menuju tempat Sakura akan latihan pementasan drama.

Satu-satunya alasan Naruto mengangkat Hinata jadi wakilnya adalah karena sikap Hinata yang tidak pernah bermain-main dengan nyawa seseorang.

"Naruto-kun",gumam Sakura begitu melihat kehadiran Naruto.

Sementara Sasuke hanya dapat terdiam melihat adegan NaruSaku di depannya.

'Haruskah Suke yang sangat mencintai Naruto ini untuk mundur melihat bagaimana aksi Naruto pada Hinata dan Sakura yang selalu saja menyakiti dan mengecewakannya'

'Tentu tidak..Suke masih bisa bertahan',batin Sasuke.

Tapi bisakah itu bertahan selamanya. Tidakkah terlalu lama.

Malking Love (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang