prolog

5.8K 381 22
                                    

Wanita adalah mainan, begitulah pikir Ali. Membuat dirinya selalu menyewa jalan untuk memuaskan hasrat seksualnya, seenaknya memperlakukan wanita tanpa memikirkan perasaan wanita itu.

Ali menggantikan papanya mengelola perusahaan keluarga miliknya, sekaligus menjabat sebagai presiden direktur. Sifatnya sangat arogan, angkuh, dan semena-mena terhadap karyawannya. Beda jika berhadapan dengan sang adik, dirinya berubah menjadi Abang idaman. Dirinya hanya tinggal sendiri di massion miliknya, sedangkan adiknya tinggal bersama sang papa memang hanya berdua karena sang Mama telah kembali ke pangkuan yang maha kuasa.

Tanpa kenal lelah, itulah Prilly Natasya Aprillya. Bekerja keras untuk menghidupi dirinya dan sang adik, kedua orangtuanya sudah meninggal. Prilly sang anak pertama, membuat dirinya menjadi tulang punggung keluarga, dirinya mencari nafkah untuk membayar kuliah adiknya dan kehidupan sehari hari. Sifatnya sangat lembut, jujur, dan polos. Dan karena kepolosannya itu dirinya mudah dimanfaatkan oleh orang lain.

***

Hari ini Prilly akan melamar pekerjaan disebuah perusahaan besar, dirinya melihat iklan lowongan kerja di ponsel miliknya. Bangun pagi untuk memasak sarapan terlebih dahulu, mencepol rambutnya lalu beranjak ke dapur. Melihat kulkas disana ada kangkung, tahu, toge, telur, Prilly memutuskan untuk memasak tumis kangkung, tahu isi, dan tempe mendoan. Selesai masak dan menatanya di meja makan, Prilly langsung ke kamar untuk membersihkan diri dan bersiap untuk melamar. Selesai berpakaian Prilly mengetuk kamar adiknya.

Tok tok tokk

"Dek, bangun kamu ada kelas ga?"

"Iya kak, ini Vian udah rapi kok." Benar, tak lama Vian membuka pintu kamarnya dan langsung memeluk Prilly serta mencium kening kakaknya itu.

"Morning kakak cantik."

"Morning dek, yuk sarapan dulu."

Mereka ke ruang makan, makan sarapan yang sudah dimasak oleh Prilly. Selesai sarapan mereka bersiap di ruang tengah.

"Kakak jadi ngelamar kerja di Dinata company?"

"Jadi dek, do'ain ya biar kakak diterima."

"Aamiin, aku selalu do'ain buat kita. Makasih ya kak." Vian memeluk kakaknya, hanya Prilly yang dimilikinya di dunia ini.

"Udah kakak dek, yaudah yuk berangkat nanti kamu telat loh."

Mereka pun pergi menggunakan mobil peninggalan sang papa, dengan Vian yang mengemudikannya. Mengantar Prilly terlebih dahulu ke Dinata company. Mereka pun sampai di lobby perusahaan. Prilly membuka seat belt nya, Vian menyalami tangan Prilly.

"Semangat ya kak." Vian mencium pipi Prilly.

"Iya dek, kamu juga ya yang rajin kuliahnya." Balas Prilly mencium pipi Javian.

Prilly turun dari mobil dan berjalan memasuki gedung, menuju resepsionis.

"Permisi mbak, saya mau lamar kerja."

"Oh iya silahkan mbak langsung ke lantai tiga, sudah banyak yang datang."

"Terimakasih." Setelah mengucapkan itu Prilly berjalan ke lift, masuk dan memencet tombol 3.

Tringg...

Pintu lift terbuka, Prilly berjalan disana sudah banyak orang yang akan di wawancarai oleh HRD. Setelah lama menunggu kini giliran Prilly yang dipanggil, dirinya masuk kedalam dan segera diwawancarai.

"Permisi."

"Silakan duduk." Prilly menyerah berkas berkas lamaran kepada HRD.
HRD pun memeriksa berkas Prilly.

My Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang