6

6K 351 29
                                    

Tak terasa sudah seminggu Prilly bekerja di perusahaan Dinata company, Prilly sangat menyukai pekerjaannya sebagai sekretaris Ali walaupun kadang terasa cape dengan segala tugas yang berat but it's okey. Dibalik itu semua Ali semakin mendekati Prilly untuk melancarkan aksinya menjadikan Prilly sebagai pelampiasan nafsunya, Prilly yang memang dasarnya polos menerima saja perlakuan Ali terhadap dirinya itu yang mana sikap Prilly semakin membuat gairah Ali menggebu gebu.

Hari ini weekend yang berarti jadwal Prilly libur dan dimanfaatkan Prilly untuk berbelanja kebutuhan. Hari ini dia tak akan pergi sendiri melainkan bersama Safia yang sudah janjian di salah satu mall di Jakarta. Setelah selesai berpakaian Prilly menuju meja riasnya untuk memoles wajahnya agar terlihat segar, tidak terlalu menor hanya sedikit sentuhan saja dirinya sudah cantik. Beranjak dari meja rias menuju ruang tengah dilihatnya sang adik sedang mengerjakan tugas dengan laptop dihadapannya, Prilly pun menghampiri.

"Dek."  Suara Prilly mengalihkan pandangan Javian.

"Kenapa kak?"

"Kakak udah mau berangkat, sarapan udah ada di meja makan ya." Prilly mengelus rambut adiknya.

"Mau aku antar? Iya kak nanti Vian sarapan."

"Ga usah, kamu ngerjain tugas kamu aja kakak naik taksi."

"Yaudah. Terus kakak udah pesen taksinya?"

"Udah, nah udah didepan abangnya. Kakak berangkat, assalamualaikum." Prilly mencium pipi Javian.

"Waalaikumsalam."

Prilly menghampiri taksi onlinenya.

"Pak Agus ya?"

"Iya, mbak Natasya?"

Prilly mengangguk dan masuk kedalam taksi, sang supir pun menjalankan mobilnya. Dalam perjalanan Prilly memeriksa ponselnya takut Safia memberi kabar, dan benar saja Safia mengirimkan pesan.

Safia Putri
Prill, gua tunggu di Starbucks ya.

Me
Oke, aku dikit lagi sampe

Tak lama taksi berhenti tepat didepan lobby mall, Prilly membayar argo dan keluar dari taksi setelah mengucapkan terima kasih. Mencangklong tasnya di bahu kanan dan berjalan memasuki gedung ke arah Starbucks. Sampainya disana matanya menatap segala arah mencari Safia dan Yap dirinya melihat Safia yang berada di meja pojok dekat jendela, Prilly berjalan menghampiri.

"Hai fia, maaf ya lama." Prilly mendudukkan dirinya di depan Safia.

"Santai pril, gua juga belum lama."

"Lu pesan dulu sana, nanti baru keliling." Lanjt Safia.

"Yaudah aku pesan dulu ya."

Prilly berlalu menuju kasir memesan frappuccino dengan ukuran medium, membayarnya lalu setelah pesanannya sudah ditangan Prilly kembali ke mejanya. Duduk sekalian berbincang dengan Safia.

"Gimana kerja sama pak Ali?"

"Enak, aku suka pak Ali walaupun angkuh baik orangnya." Prilly tersenyum.

"Oke, lu ga di iyaiyain kan sama pak Ali?" Safia menatap lekat Prilly.

"Iyaiyain itu apa?" Wajah polos Prilly terlihat membuat Safia menghembuskan nafasnya.

"Duh maksudnya tuh lu ga di cium or something like that."

"Cium?" Prilly mengernyitkan dahinya. Lagi lagi Safia menghembuskan nafasnya.

My Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang