8

5.5K 316 33
                                    

Seminggu sudah terlewati setelah kejadian Ali mengambil keperawanan Prilly, Prilly sudah mencoba melupakan kejadian kemarin, walaupun masih mengingatnya sewaktu waktu. Besok Ali ada perjalan bisnis ke Roma, Italia yang mengharuskan Prilly untuk ikut mendampingi Ali. Prilly sudah memberitahu tentang kerjaannya kepada Javian, mengkhawatirkan keadaan sang adik jika dia tak ada tapi Javian menyakinkan dirinya akan baik baik saja. Prilly pun percaya. Dan sekarang dirinya sedang menyiapkan segala keperluannya untuk beberapa hari berada di Roma. Membawa pakaian kantor dan beberapa setelan santai, dalaman, dan mantel karena disana sedang musim dingin, paspor dan visa miliknya, serta menyiapkan berkas berkas penting perusahaan Dinata yang Prilly pegang penuh tanggung jawab, ya Ali mempercayai Prilly untuk memegangnya. Fyi, setelah kejadian waktu itu Ali berubah menjadi sosok yang lembut terhadap Prilly, bahkan cenderung perhatian. Sikap Ali tersebut membuat Prilly sering kali salah tingkah. Setelah semua yang diperlukan sudah tersusun rapi didalam koper, Prilly pun beranjak menuju ranjang untuk segera beristirahat karena jadwal keberangkatan ke Roma pukul 8.30 dan dia sudah harus di kantor pukul 7.00.

***

Disisi lain, Ali juga sedang menyiapkan beberapa setelan jas miliknya, dalaman, dan pakaian santai tak lupa mantel. Laptop dan berkas sudah diserahkan kepada Prilly. Ah mengingat Prilly membuatnya tersenyum manis. Entahlah Ali merasa hatinya tenang setiap melihat senyum manis Prilly. Ali mulai ragu akan misinya menjadikan Prilly sebagai pemuas nafsunya. Dia lebih menginginkan Prilly menjadi miliknya. Dalam artian wanita yang menemaninya hingga tua nanti. Ali berencana ingin mengungkapkan perasaannya terhadap Prilly di Roma nanti, dia akan menyuruh orangnya untuk menyiapkan tempat yang indah di Roma. Ya, Ali sudah mantap! Semua keperluannya sudah berada di koper dan Ali menaruhnya di sebelah nakas. Lalu mengambil telepon menghubungi orangnya untuk menyiapkan tempat dan sebagainya.

"Siapkan tempat yang indah di Roma , dekor dengan cantik, dan tolong ambil pesanan ku di toko emas langganan ku sekarang!"

Tanpa menunggu orang itu menjawabnya Ali sudah lebih dulu mematikan sambungan telepon. Menaruh teleponnya diatas nakas, dan merebahkan tubuhnya di ranjang, memejamkan matanya menuju alam mimpi.

***

Kayla berjalan menuju kamar abangnya untuk membangunkan abangnya yang masih tertidur itu padahal jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, padahal abangnya itu akan pergi ke Roma untuk meeting penting bersama kliennya. Sungguh abangnya sangat menyebalkan.

Cleckk

Kayla membuka pintu kamar Ali dan kembali menutupnya. Berjalan menuju ranjang yang mendapati abangnya masih tertidur pulas.

"Bang bangun udah jam 6." Kayla menggoyangkan badan Ali.

"Hmm." Ali mulai mengerjapkan matanya, dan perlahan menyandar ke kepala ranjang.

"Bangun bang udah jam 6 nanti telat loh."

"Five more minutes  kay." Ali masih mengumpulkan nyawanya.

"Ck kalo telat gimana? Kasian nanti kak Prilly nunggu Abang dikantor lama." Ucapan Kayla yang menyebut nama Prilly membuat Ali melek seketika.

"Oh iya kamu benar kay." Ucap Ali langsung berlari ke kamar mandi membuat Kayla melongo melihat tingkah Ali. Dan tak lama senyum terbit di bibirnya.

"Seperti Abang sudah jatuh cinta dengan kak Prilly." Gumam Kayla senang dan tersenyum. Lalu dirinya beranjak meninggalkan kamar abangnya menuju ruang makan. Sang papa sudah menunggu mereka berdua.

Ali sudah rapi dengan setelan kantornya, berjalan kebawah dengan tangan yang menyeret kopernya. Duduk di sampingnya sang Papa.

"Pagi."

My Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang