7

5.8K 317 27
                                    

Hari ini Ali berencana untuk mengambil keperawanan Prilly sekaligus melepas keperjakaannya, karena dirinya sudah tidak sabar merasakan kehangatan inti Prilly. Dengan semangat dirinya beranjak dari ranjang menuju kamar mandi membersihkan diri, selesai mandi berjalan ke arah walk in closet mengambil dan memakai kemeja putih, celana bahan dan tak lupa jas. Setelah rapi dirinya turun kebawah tanpa sarapan langsung menuju garasi mengambil mobilnya.

Sampainya di kantor berjalan melewati lobby dengan angkuhnya tak peduli tatapan karyawan wanita yang menatapnya penuh minat. Masuk ke dalam lift khusus miliknya untuk membawanya ke ruangan miliknya, pintu lift terbuka terlihat Prilly sudah ada di mejanya memeriksa berkas-berkas.

"Pagi Prilly." Sapa Ali terlebih dahulu membuat Prilly mendongakan kepalanya.

"Pagi pak." Tak lupa dengan senyum khasnya.

"Jika ada yang datang bilang saja aku sibuk." Pesan Ali.

"Baik pak."

Ali yang melihat senyum Prilly merasa gairahnya bangkit, dan langsung berlalu masuk ke dalam ruangannya.

shitt masih pagi Ali, tahan. Batin Ali.

Mengabaikan gairahnya Ali langsung memeriksa email yang masuk dan beberapa laporan perusahaan.

"Ada Ali didalam?" Tanya pria paruh baya dihadapan Prilly. Prilly berdiri dan memberikan senyumnya.

"Maaf pak sudah buat janji?"

"Ada didalam apa tidak?"

"Pak Ali ada pak, tapi beliau bilang lagi sibuk tak ingin diganggu."

"Omong kosong."

Pria itu langsung membuka pintu ruangan Ali dengan kasar. Membuat Prilly menunduk takut, melihat tatapan tajam Ali.

"Maaf pak saya sudah bilang bapak sibuk." Suara Prilly terdengar bergetar.

"Tak apa Prilly, kamu bisa lanjutkan pekerjaan mu."

Prilly pun keluar dan menutup pintu ruangan Ali. Pria paruh baya itu adalah Sean sang Papa.

"Pa tidak bisa sopan dikit?" Tanya Ali datar.

"Papa atau kamu yang tidak sopan? Udah seminggu ga pulang kerumah hah." Sean mengambil duduk di sofa dan Ali pun beranjak dari kursi pindah ke sebelah Sean.

"Ali sibuk pa lagian Ali ga kemana mana, Ali di massion Ali."

"Yakin? Tapi papa beberapa hari yang lalu liat kamu di hotel sama wanita kurang bahan! Itu yang kamu bilang dimassion hah!" Murka Sean membuat Ali terkejut mendengarnya.

"Mungkin papa salah liat." Jawab Ali mencoba setenang mungkin.

"Ga mungkin salah liat, papa juga denger wanita itu menyebut nama kamu." Sean tersenyum miring.

"Ya ok itu emang Ali, lagian emang kenapa kalo Ali di hotel?"

"Kamu tuh jangan main wanita terus Ali, papa pengen kamu nikah sama wanita yang bener bener baik kelakuannya." Sean menatap Ali sendu.

"Iya pa Ali tau mau papa, tapi Ali belum nemu yang cocok sama Ali, kalo Ali nemu juga bakal Ali kenalin ke papa."

"Oke papa pegang janji kamu."

"Hmm."

"Kayla mana?" Kini Ali bertanya.

"Kuliah tentu saja. Kenapa emangnya?"

"Tumben aja dia ga kesini minta uang sama Ali."

"Mungkin uangnya masih ada, udahlah nanti juga kalo uangnya habis pasti kesini, makanya kalo mau ketemu Kayla tuh kamu pulang." Jawab Sean santai.

My Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang