1

5.3K 399 26
                                    

Cuma mau minta tolong! Please vote dan comment:)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
***

Hari pertama bekerja, tidak seperti kemarin yang diantar oleh Vian, hari ini Prilly pergi menggunakan taksi ke kantor. Sampainya dikantor Prilly langsung pergi menuju ruangan Sinta untuk diantarkan menemui Presdir.

Tok tok tok

Pintu terbuka disambut dengan senyuman Sinta.

"Eh kamu pril, yuk saya antar kebetulan Presdir sudah datang."

Prilly pun mengikuti langkah Sinta dibelakang menaiki lift menuju lantas teratas gedung ini, hingga mereka tiba di depan pintu besar bertuliskan

Mr.Dinata (Presiden Direktur)

"Masuk"

Setelah mendengar jawaban Sinta membuka pintu dan menyuruh Prilly mengikutinya. Prilly melihat seorang yang menghadap kaca yang menampilkan gedung lainnya, membelakangi mereka.

"Permisi pak, saya mengantar sekretaris baru anda."

"Kamu boleh keluar Sinta, biarkan saya mengenalnya terlebih dahulu."

"Baik pak, permisi."

Sinta meninggalkan Prilly berdua dengan orang tersebut, pintu tertutup dengan rapat, Prilly merasa takut apalagi dilantai ini hanya ada mereka karena memang lantai teratas khusus untuk Presdir. Hingga tak tahan dengan keheningan, Prilly pun membuka suara.

"Permisi pak, apa saya bisa langsung bekerja?" Orang itu menoleh, membuat Prilly terkejut melihatnya, dia ingat orang itu yang kemarin tak sengaja bertabrakan dengannya. Orang itu menghampiri meja dan duduk dikursi miliknya.

"Silahkan duduk." Ucapnya dan Prilly duduk diseberangnya.

Orang itu adalah Ali, Ali pun membaca berkas milik Prilly yang diberikan oleh Sinta kemarin. Menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil bahkan sampai Prilly tak menyadarinya.

"Baik, kamu boleh bekerja sekarang, meja kamu didepan, dan siapkan berkas untuk meeting siang ini."

"Baik pak terimakasih, kalau begitu saya akan menyiapkan berkas tersebut." Prilly menunduk hormat dan berlalu keluar dari ruangan Ali.

***

Ali memperhatikan Prilly yang keluar dari ruangannya, oh lebih tepatnya pinggul sintal milik Prilly yang bergoyang mengikuti langkah kakinya, membuat milik Ali kembali menegang hanya karena melihat pinggul sintal itu.

"Sialan, sabar jun kamu bakal mendapatkannya nanti." Ali mengelus miliknya seakan berbicara dengannya.

"Tapi ga tahan." Dan Ali pun memutuskan untuk memuaskan hasratnya dengan tangannya sendiri, sekarang dia tidak ingin menyewa jalang karena fokusnya untuk mendapatkan sekretarisnya itu.

"Aahhh." Ali membayangkan Prilly sedang mengoral miliknya. Membuat Ali makin tidak tahan dan tak lama cairan kenikmatan miliknya pun keluar.

"Sialan cuma bayangin si mungil aja gua bisa cepet keluar, pokoknya gua ga bakal ngelepasin si mungil."
Ali membersihkan miliknya dengan tissue basah, lalu kembali menaiki dipper miliknya dan merapikan celananya, Ali berjalan ke kamar mandi yang ada di ruangannya untuk membasuh wajahnya agar kembali segar. Kembali duduk dikursi ke banggannya, memeriksa berkas yang sudah numpuk sembari menunggu meeting yang akan dimulai jam 10.

My Boss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang