Telah tiba aku pada satu waktu, dimana semesta tak lagi memberiku restu untuk terus mencintaimu, terlebih memilikimu. Tidak sama sekali pun aku mengutuk takdir atas kita. Sebab percuma, dengan aku tanpa persetujuan kita, semesta akan tetap menjalankannya.
Sebelum aku benar-benar melupakanmu, harus kamu tahu sesuatu, tentang mencintaimu, aku tidak pernah setengah-setengah melakukannya. Betapa aku dipenuhi rasa bangga, sebab mencintaimu aku pernah. Tak apa, meski kehadiranku dihidup mu hanya ditakdirkan sebatas singgah.perihal kehilanganmu? Kalau boleh jujur, aku tak mau. Melupakanmu, aku tak berkuasa untuk itu. Tetapi, suka atau tidak, aku harus meninggalkanmu tanpa bayang-bayang melupakanmu tanpa kenang.
Banyak orang bilang, awal pertemuan adalah harus lebih dulu ikhlas akan kehilangan. Sebab apapun yang hilang, semesta telah menyiapkan sesuatu yang lain untuk menggantikan. Harus kuakui, Melepasmu adalah kehilangan yang paling menyakitkan.Luka ini kupikir butuh begitu banyak waktu untukku menyembuhkannya. Entah mengapa apa yang menjadi salahku sampai akhirnya cinta yang ku beri doa melukai aku dengan begitu hebatnya.
Dan semoga, setelah kehilanganmu tidak sekali pun semesta menghukum ku dengan peraturan ini.Kita adalah perkara sederhana, juga rumit yang dientahkan oleh semesta.
•••••••••••••••••••
Hai, terimakasih untuk semua yang selalu membaca.
Semoga tulisan ini mampu mewakilkan perasaan kalian yang sedang sembuh dari LUKA.
Jangan lupa meninggalkan vote
Salam cinta dari saya
~Windy Yulianti 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah yang Telah Usai (Revisi)
RomantiekKisah aku dan kamu usai sebelum waktunya. Layaknya sebuah buku yang belum sampai pada halaman terakhir. Canduku hanya candamu, harapku menjadi hirap. Asmaraloka yang kita jalin, ternyata hanya bayang. Pilu dan sendu kamu tinggalkan tanpa adanya asa...