Terkadang hanya perlu waktu, dimana aku dan kamu tak seharusnya lagi bercerita tentang masa lalu.
Sayangnya, tak sekalipun waktu berpihak pada inginku. Ia terus berjalan, mengelilingimu dengan segala bentuk kenangnya bersamamu.
Aku sudah terlatih dengan baik bagaimana harus menyabarimu. Namun, tak pernah seluruh usahaku sempurna dimatamu.
Sampai hari ini, coba beri tahu aku, sesuatu apa yang dihidupmu tak diterima dengan baik dihatiku?
Sejak hari dimana hatiku terjatuh hati kepadamu, aku berjanji pada diri sendiri untuk menerima seluruhmu, termaksuk juga dengan masa lalu.
Tapi kenyataannya, tidak pernah sekali pun kamu membiarkan aku masuk sepenuhnya kedalam hidupmu.Aku hanya sebatas bayang bagimu, tak bisa berbuat apa-apa. Memaksamu untuk selalu mencintaiku? Aku tidak bisa.
Kini, sudah waktunya aku berdamai dengan diri sendiri. Kamu mencintaiku hanya sebatas pernah. Suka atau tidak, aku harus tetap mengikhlaskan.
Izinkan aku berhenti, bukan karena aku tidak lagi berjuang untuk seorang yang kucintai, bukan. Namun, aku cukup tahu diri. Tak sepantasnya haidrku justru membuatmu tersakiti.Ya, kamu tahu seikhlas apa aku Melepasmu?
Setulus aku mencintaimu, sebesar sabar menerima tak menjadi satu-satunya dihatimu.
Setelah ini, aku ingin belajar mencintai seseorang selain kamu. Semoga saja Tuhan memberiku restu atas itu.Seperti jatuh cinta, aku pun tidak ingin merencanakan kehilangan yang menyakitkan.
••••••••••••••••••••••
Hai, terimakasih untuk semua yang selalu membaca.
Semoga tulisan ini mampu mewakilkan perasaan kalian yang sedang sembuh dari LUKA.
Jangan lupa meninggalkan vote
Salam cinta dari saya
~Windy Yulianti 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah yang Telah Usai (Revisi)
RomantizmKisah aku dan kamu usai sebelum waktunya. Layaknya sebuah buku yang belum sampai pada halaman terakhir. Canduku hanya candamu, harapku menjadi hirap. Asmaraloka yang kita jalin, ternyata hanya bayang. Pilu dan sendu kamu tinggalkan tanpa adanya asa...