Bersamaan dengan pistol yang menempel di dahi laki - laki bertubuh kecil itu, para anak buahnya juga mengarahkan pistol mereka kepada Edel dan Vino.
Menahan pistol ditangannya agar tetap pada posisi mengancam, Edel melirik sekelilingnya, terlihat situasi masih berat sebelah untuk melakukan perlawanan lebih.
" Dokter Edelwiss Denfort. Rupanya selain ahli dalam mengatasi pasien - pasien sakit jiwa, kamu juga lihai melakukan counter attack. Tapi sayang keadaan masih berpihak padaku. Kalau kamu terus melakukan tindakan perlawanan seperti ini, anakmu yang akan menanggung akibatnya. Tinggal kamu tentukan mana yang menjadi pilihanmu" laki - laki kecil itu mengancam Edel dengan menggunakan Vino.
Tangan Edel gemetar menggenggam erat pistol sampai kuku jarinya memutih, saking marahnya dia. Kenapa nyawa Vino yang menjadi taruhan mereka? pikir Edel.
Melihat wajah tidak bersalah Vino yang ketakutan, menghilangkan segenap kekuatannya. Dengan wajah tak berdaya, Edel menurunkan pistol dari dahi laki - laki itu dan membuangnya ke sudut ruangan.
" Bagus! Kamu cukup cerdas dengan mengetahui bagaimana posisimu sekarang. Perkenalkan namaku Chen. Aku sebenarnya tidak suka berurusan dengan orang - orang putih seperti kamu, dokter. Tapi salahkan saja ayahmu itu yang sudah menyeretmu ikut jatuh ke lembah hitam bersamanya. Aku juga terpaksa menahanmu demi memancing kedatangannya. Kami punya urusan lain selain hutang yang harus dilunasi. Tangkap dia!" laki - laki yang memperkenalkan diri dengan nama Chen itu memberikan perintah kepada anak buahnya untuk meringkus Edel.
Di rumah sakit Boulevard. Bastian berlari menuju divisi syaraf usai menangani operasi.Bingung. Marah. Panik. Tiga hal itulah yang dirasakan Bastian saat mendapatkan kabar dari Bara. Ekspresinya saat itu persis singa jantan yang siap mengamuk. Memasuki ruangan lalu menghampiri Bara dan Irina yang cemas setengah mati mencoba menghubungi Edel.
" Bar. . Rin. . bagaimana kejadian yang sebenarnya? sudah ada kabar dari Edel?" rentetan pertanyaan Bastian ditujukannya pada dua rekan satu divisinya itu.
" Belum. Tadi Irina mencoba menghentikan Edel tapi tidak bisa. Handphonennya juga tidak bisa dihubungi, kami sudah mencobanya beberapa kali. Tadi sempat ada telephone yang sepertinya membuat panik Edel. Apa ada telephone aneh yang ditujukan padamu juga?" Bara memberikan laporan terakhir tentang kejadian yang baru saja terjadi.
" Tidak ada sama sekali. Tadi aku baru saja selesai melakukan operasi saat menerima telephonemu. Tapi aku mendapatkan pesan dari pengasuh Vino bahwa dia hilang saat sedang bermain di halaman rumah. Hanya itu " sambil menganalisa siapa yang hendak menculik anaknya, Bastian teringat pada igauan Edel tadi malam.
Flashback
" Jangan ganggu anak dan suamiku! jangan ganggu mereka. Aku akan bayar berapa pun, aku akan korbankan apapun demi mereka. Jangan sakiti mereka aku mohon. ." Bastian terbangun mendengar igauan Edel yang tidur sambil mencengkram baju di dadanya.
Dia hanya bisa menahan rasa kebingungannya tentang apa yang dikatakan istrinya saat tidur. Tidak tega untuk membangunkannya, Bastian menghapus keringat di dahi Edel sambil mengusap kepalanya dengan sayang. Lalu mencium dahinya. Benar saja cara itu ampuh membuat Edel kembali tidur dengan tenang.
End flashback
Mencoba menyatukan keping demi keping informasi yang dia ketahui. Bastian masih merasa ada kejanggalan dengan situasi yang tengah terjadi. Lalu Menanyakan kembali tentang detail kejadian sebelum istrinya pergi mencari Vino pada Irina dan Bara.
Sebelum Bara dan Irina sempat menjawab kecurigaan Bastian, Renno sudah lebih dulu angkat bicara.
" Dokter Bastian, sebaiknya kamu tanyakan pada si tukang tipu yang ada disana. Dia pasti tahu lebih banyak dari kita semua tentang apa yang sebenarnya terjadi sekarang. Dokter Edel memakinya sebelum pergi. Dia mengatakan bahwa hilangnya Vino adalah kesalahan dia" Renno mengatakannya sambil menunjuk ke arah Bayu yang sudah didudukkan kembali ke tempat tidur rumah sakit oleh dua orang suster.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boulevard Revenge
Ciencia FicciónIrina lulus dari pendidikannya dan meraih gelar dokter spesialis bedah Thoraks Kardiovaskular di umur yang relatif muda. Ia pun bergabung menjadi salah satu dokter bedah jantung di Boulevard International Hospital. Rumah sakit berlambang daun maple...