Mereka sering menyimpulkan apa yang mereka lihat, jadi wajar kalau banyak orang yang salah menilai.
.
.
.
.
"Weh awas-awas orangnya Dateng""Eh iya, ini kan yang ada difoto!"
"Wahh ganyangka, cantik-cantik ko gitu"
"Pelakornya Dateng ni guys kasi jarak!"
Terdengar bisikan-bisikan siswa yang membuat Alya menautkan kedua alisnya sampai menyatu karna bingung. "Mereka ngomongin gue?"batinnya.
Alya sangat terkejut ketika melihat Mading, terpajang foto dirinya dengan Rizky yang sedang berpelukan dengan tulisan "PELAKOR!". Sedangkan siswa yang berkerumun tadi semuanya menatap alya tak suka, bahkan ada yang sampai mencacinya.
"Rizky bukannya udah punya pacar ya?"
"Iyalah bego, dibilangin dia ini pelakor!"
"Wahh, cowok gamungkin gitu kalo cewenya ga gatel!"
"Dek dek Masi muda ko hobi ngerusak hubungan orang"
Karna tidak tahan mendengar cibiran orang-orang itu. Alya berlari meninggalkan Mading, menuju kelasnya sambil menyeka air mata yang tanpa sadar sudah menetes.
Sesampainya dipintu kelas, Alya tambah terkejut melihat papan tulis yang sudah dipenuhi foto yang sama persis seperti di Mading sekolah. Ditambah anak kelas yang saat ini semuanya menatap Alya dengan tatapan tak percaya. Tak lama, Diva menghampiri nya sambil merobek salah-salah satu foto yang ditempel dipapan tulis itu.
"Ini maksud Lo mau jauhin Rizky huh? Ujar diva dingin sambil melempar foto itu tepat diwajah Alya. Air mata Alya kembali mengalir ia tidak tahu harus melakukan apa. Diva sudah salah paham, semua tidak seperti apa yang ada di foto itu.
"Maaf div" akhirnya Alya hanya mengatakan itu sambil menundukkan kepalanya. "JADI SEMUA INI BENER KAN?" tanya Diva. Alya hanya menggelengkan kepalanya, lidahnya terasa Kelu tak mampu berucap. Dan Alya yakin kalaupun ia menjelaskan apa yang terjadi di foto itu, Diva tidak akan langsung percaya jadi itu akan sia-sia.
Plakk..
Karna emosi, Diva menampar Alya didepan semua orang. "LO BISA-BISANYA YA!" Diva menjambak rambut Alya membuat Alya meringis kesakitan sambil terisak "Div lo u..dah salah paham hiks hiks.." ucap Alya dengan nada yang bergetar. Tanpa mendengarkan penjelasan Alya, Diva terus menjambaknya tanpa ampun. Tapi akhirnya Rizky datang "DIVA CUKUP!" Ucapnya sambil menarik lengan diva menjauh dari Alya, setelah itu membawanya untuk keluar kelas.
Alya mengangkat wajahnya yang sudah kacau, pipinya masih terasa perih, terlihat merah, bekas tamparan Diva tadi di pipi kanannya. Tapi sakit itu tidak seberapa, saat ini ada yang lebih sakit yaitu hatinya. Kemudian ia berjalan ke meja tempat duduknya, anak kelas itu masih menatapnya dengan sinis. Berbeda dengan Rani dan Fira yang menatapnya iba.
"Al, jadi itu semua bener?" Tanya Rani. Alya tersenyum miris lalu menoleh ke arah Rani. "Kalo gue jawab itu ga bener juga Lo gaakan percaya kan?" Jawab Alya yang membuat Rani semakin tidak enak hati. "Gue percaya sama Lo Al" ucapnya sambil memeluk sahabatnya itu dengan erat, Alya semakin terisak dan menenggelamkan wajahnya dibahu Rani.
...........
Jam istirahat, Alya tidak ikut ke kantin karna sudah pasti banyak orang yang akan melontarkan kata-kata pedasnya, Alya bukan tipe orang yang cuek bisa mengabaikan perkataan orang lain, jadi pasti akan membuat Alya semakin kepikiran dan akhirnya Alya memilih untuk tetap berada dikelas. Rani tadi sudah menawarkan untuk menemani Alya tapi sepertinya Alya hanya ingin sendiri untuk saat ini. Sampai akhirnya Devan muncul di depan pintu kelasnya setelah itu menghampirinya sambil menarik Alya keluar dari kelasnya.
"Van, mau kemana?"
"Udah Lo ikut gue"
Ternyata Devan membawa Alya ke rooftop sekolah.
"Ko Lo bisa punya kuncinya?" Tanya Alya heran, karna tidak ada siswa yang berani ke sini, pasalnya pintu ini selalu dikunci.
"Punya lahh"
"Terus kalo ketauan kepsek gimana? Kan siswa gaboleh kesini" ucap Alya panik karena ada beberapa tempat yang tidak boleh didatangi oleh siswa termasuk rooftop ini.
"Selow kepsek mah best friend" katanya dengan santai.
"Best friend?"
"Iyalah, orang bokap gue" Devan menjawabnya dengan kekehan. Berbeda dengan Alya yang menatapnya tak percaya, Alya baru tahu kalau Devan adalah anak kepala sekolah.
.........
Saat ini Alya dan Devan sudah berada di rooftop sekolah, Alya bersyukur Devan membawanya kesini, setidaknya Alya bisa menenangkan pikiran dan hatinya.
"Gue tadi liat Mading..."
"Dan Lo percaya kalo gue pelakor?" Ucap Alya yang langsung memotong ucapan Devan. Devan terkekeh sambil menoleh ke arah samping kirinya, tangannya terulur mengusap lembut kepala Alya.
"Ya ngga lah, masa cewe cantik gini jadi pelakor" jawabnya sambil tersenyum manis. Alya yang melihatnya ikut tersenyum tipis sambil menundukkan kepalanya, ternyata masih ada orang yang mempercayainya.
..........
Setelah bel pulang berbunyi, Alya menunggu Devan di koridor kelasnya, tadi Devan bilang ingin mengantar Alya pulang. Padahal Alya sudah menolaknya, tapi devan tetap bilang ingin mengantar nya. Apa boleh buat Alya hanya pasrah. Tak lama Devan datang "udah lama nunggu ya?"
"Ngga ko"
Di parkiran, Alya berpapasan dengan Rizky. Ia melihat Alya dengan tatapan khawatir tapi setelah itu memalingkan wajahnya dan berlalu begitu saja di depan Alya. Alya menghela nafasnya gusar "Rizky kayanya beneran pengen ngejauh dari gue"ucapnya dalam hati.
...........
Devan menghentikan mobilnya saat memasuki kawasan apartemen Alya, tapi saat Alya akan turun dari mobilnya, secara tiba-tiba Devan menggenggam tangan Alya dan tersenyum.
"Al, kalo boleh gue pengen lebih Deket sama Lo, bukan cuma sebagai temen tapi lebih.." ucapnya yang membuat jantung Alya berdetak lebih cepat karena terkejut. Ia tidak menyangka Devan akan mengatakan hal seperti ini.
"Mmm.. Van, gu..e duluan ya.. makasi" tanpa ingin menjawab perkataan Devan tadi, Alya melepaskan genggaman devan dengan sangat canggung kemudian ia turun dan menjauh dari pandangan Devan.
Devan hanya senyum melihat tingkah Alya yang salting, ia mengerti kenapa Alya seperti itu. Mungkin Devan mengatakannya secara tiba-tiba tanpa aba-aba. "Gue bakal perjuangin Lo Al"ucapnya dalam hati.
.
.
.
.Team #AlyaRizky atau #AlyaDevan nih??
Vote komennya gaiis biar author tambah semangat!
1 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE [Completed]
Novela JuvenilSiapa yang bilang friendzone itu enak? Friendzone itu capek, friendzone itu harus bisa nahan cemburu, friendzone itu sering makan hati, friendzone itu banyak yang harus "gapapa" nya. Serius, friendzone itu GAENAK! Tapi anehnya banyak orang yang lebi...