Setelah menghela nafas, Alya menarik kedua sudut bibirnya membentuk lengkungan senyuman yang manis. Ia dorong pintu cafe itu secara perlahan, sebentar lagi penantiannya akan terbayarkan.
Seperti biasa, Alya memilih duduk di dekat jendela. Jam menunjukkan pukul 15.00 artinya masih ada 1 jam lagi untuk dirinya menunggu Rizky. Sengaja ia berangkat lebih awal, ingin membuat kejutan kecil untuk pria yang berstatus kekasihnya itu.
"Permisi" ucap Alya seraya mengangkat tangan berusaha memanggil waitress.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya pesan 2 caramel machiatto"
Setelah mencatat pesanan, waitress itu menundukkan kepalanya memberi hormat lalu pergi.
Alya kembali tersenyum, tiba-tiba saja teringat ketika ia dan Rizky mengucapkan pesanan yang sama di cafe ini. Ah, memang cafe ini adalah salah satu tempat bersejarah bagi mereka berdua.
Alya memijit pangkal hidungnya, sedari tadi yang ia lakukan hanya tersenyum sudah seperti orang gila. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah jalanan dari balik jendela.
Degg
Perlahan tapi pasti, senyumnya memudar saat melihat pria yang ia cintai keluar dari mobil dengan tangannya yang dilingkarkan pada pinggang seorang wanita cantik.
Alya melirik ke arah jam yang melingkar pada pergelangan tangannya, jam 15.15 artinya masih ada sekitar 45 menit waktu yang dia ucapkan untuk bertemu Alya, tapi kenapa pria itu sudah berada ditempat ini? Dengan seorang wanita pula.
Alya masih memantau pria itu yang sudah masuk ke dalam cafe. Rizky terlihat menarik kursi, mempersilahkan wanita itu duduk. Kenapa hati Alya terasa sakit ketika melihatnya?
Setelah memesan makanan, mereka kembali mengobrol yang tentunya tidak terdengar oleh Indra pendengaran Alya. Karna mejanya dengan Rizky cukup jauh, jadi gadis itu hanya bisa memperhatikan gerak-geriknya saja. Meskipun begitu, Alya tau kalau Rizky terlihat sangat bahagia. Sesekali pria itu mengacak-acak rambut wanita itu dengan sayang.
Tess
Alya tidak bisa membendung air matanya lagi, sungguh sakit sekali rasanya melihat Rizky bersama wanita lain. Tapi ia masih ingin memantaunya tanpa ada niat untuk menghampirinya.
Alya merogoh ponselnya dari dalam tas, lalu tangannya mulai mencari kontak Rizky. Gadis itu berniat untuk menelponnya.
Tuut tuut
"Hallo?"
"Hai sayaang"
"Kamu dimana?"
"Aku masih ada urusan, tapi bentar lagi otw cafe kok"
"Urusan sama siapa?"
"Biasa, urusan kantor sebentar"
"K-kantor?"
"Iya, abis ini aku langsung otw kok"
Kenapa harus boong ky?batin Alya.
"Ohh, yauda a-aku tutup teleponnya"
Tuut tuut
"Gue disini ky, kenapa Lo harus boong" batin Alya.
Pria itu terlihat mengeluarkan setangkai bunga dari dalam kantong jasnya. Yang disambut bahagia oleh wanita yang tidak Alya kenali itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SOULMATE [Completed]
Teen FictionSiapa yang bilang friendzone itu enak? Friendzone itu capek, friendzone itu harus bisa nahan cemburu, friendzone itu sering makan hati, friendzone itu banyak yang harus "gapapa" nya. Serius, friendzone itu GAENAK! Tapi anehnya banyak orang yang lebi...