NINETEEN

46 2 0
                                    

....

Naya datang dengan membawa 2 mangkok bakso pesanan mereka.

"Ra.." panggil Naya

"Raa" panggil Naya lagi ke Meira agak keras

Meira kaget dengan panggilan Naya langsung menoleh ke arah Naya.

"Ehh iya kenapa nay" Jawan Meira

"Lo kenapa sih di panggilin ga nyaut , ga biasanya kayak gini" omel Naya

"Ehh engg- enggak ga papa kok" cerca Meira

Naya sadar karena perubahan sikap Meira , dia langsung mengikuti arah pandang Meira .

Yaa , Meira sedang melihat Givan.

"Ohh gue tau Lo cemburu ya , Lo udah suka sama kak Givan ya ?" Kata Naya

Meira tidak nyaut sama sekali dia terus menatap sayu Givan .

"RA.." panggil Naya keras hingga membuat semua orang di kantin melihatnya.

"Ehh iya" kata Meira

~~~~

Givan hanya bisa pasrah dengan sifat Zeline , mantan pacarnya itu.

Kalo boleh jujur dia kangen sekali degan Zeline , tapi kenapa dia ngehianatin Givan .

Kata orang , "cinta pertama itu susah dilupain". Yaa kini Givan sedang merasakan itu.

Rangga dan Varo kini hanya diam menatap mereka berdua .

Zeline terus mencoba mengajak Givan ngobrol tapi Givan cuek bebek , ga nanggepin apa yang di omongin Zeline .

"Lin.. Lo kok bisa pindah si kan udah kelas 12" tanya Varo

"Ya bisalah Zeline gitu loh" itu jawaban Zeline .

Sifat Zeline semenjak berpacaran dengan Givan itu beda sekali..

Dia dulu diam kini menjadi cerewet .. tapi Givan sangat menyukai itu.

"Vann nanti pulang barelpng yukk" pinta Zeline ke Givan.

"Ga bisa" kata Givan dingin

"Kamu kok jadi dingin gini sih Van.. gak kayak dulu" cicit Zeline

"Gara gara Lo" celetuk Rangga pelan tapi bisa di dengar oleh Givan dan Zeline

"Apaan gara gara gue" bantah Zeline

Givan dia hanya menatap tajam Rangga

"Lo pergi sana Linn ga nyaman gue" usir Varo ke Zeline

"Lo siapa main usir aja" kata Zeline

Meira kini hanya mengaduk aduk makanannya , dia mungkin sudah ada rasa ke Givan kenapa hatinya serasa sakit melihat Givan berpegangan tangan dengan cewek lain.

Meira tidak tau bahwa cewek itu adalah mantan Givan.

Givan menatap Meira sekilas , terlihat raut wajahnya yang biasanya ceria kini rada kusut.

Apa mungkin gara gara Zeline? Pikir Givan , ahh ga mungkin Meira tidak seperti itu.

"Raa Lo kenapa si bengong mulu.. makanan ga dimakan" tanya Naya heran..

"Gapapa" jawabnya lagi

"Serah Lo Ra" pasrah Naya

🍃🍃🍃

Kring kring kring...

Bel pulang sekolah sudah berbunyi , semua siswa berbondong bondong keluar dari arena sekolah.

Givan pov

Gue asline kangen sama Zeline tapi dia udah bikin gue sakit hati.

Terus juga gimana sama Meira ? Apa dia cemburu , entahlah yang penting dia kini sudah bertemu dengan Zeline . Ada rasa kesal dan juga kangen.

"Givan.. aku bareng ya sama kamu. Aku kangen banget tau sama kamu" kata Zeline manja...

"Ga mau Tadi udah dibilangin juga" jawab Givan

"Ayolah Van aku ga bawa mobil nihh supir aku nganterin mami" paksa Zeline

"Oke" putusnya

Givan pov end

Meira baru saja keluar dari pintu gerbang sekolahnya , langsung disuguhi pemandangan kurang mengenakan .

Yaa itu adalah Givan yang tengah memberikan tumpangan pada Zeline.

Meira sebenarnya tidak tau nama cewek itu siapa , tapi ia berfikir itu selingkuhan dari Givan .

"Astaga raa kamu mikirin apa , kamu ga mungkin cemburu sama tu cewek" gerutunya.

Haii guys maaf ya kali ini dikit banget..

Dan juga telat update :)

Jangan lupa vote :)

See you next chapter 🍃🍃🍃

MEIRA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang