tweleve

62 4 0
                                    

Haii.... Aku up lagi nih...



Setelah kejadian Meira di bully oleh Nafis dan kedua dayangnya, kini Meira sudah di rumah tentunya Givan yang mengantarnya.

Mana mungkin Givan membiarkan Meira naik taxi dengan keadaannya pipi merah bekas tamparan , mata sembab karena menangis dan rambut yang acak acakan

~~~~

"Emm ga mampir dulu kak" tawar Meira kepada Givan

"Ga usah udah sore" jawab Givan

"Ohh oke kak , btw makasih ya tadi udah nolongin Meira sama udah nganterin sampe rumah" kata Meira sambil tersenyum manis kepada Givan

"Iya sama sama , aku balik dulu ya"kata Givan

"Iya kak hati hati"

Meira menatap motor Givan yang sudah tak terlihat . Kini waktunya Meira masuk ke dalam rumah bak neraka karena di sana Meira disiksa oleh ibu tirinya

"Assalamualaikum Meira pulang"-meira

Tak ada jawaban padahal ibu tirinya sedang duduk di depan televisi

"Kenapa baru pulang , main kemana aja kamu" tanya Dian

"Emm tadi Meira nungguin taxi bu lama" jawab Meira ragu , ga mungkin Meira bilang ke pada ibunya kalo habis di bully

"Jangan banyak alesan kamu bilang aja kamu habis main iya kan JAWAB" bentak Dian

"Enggak bu-" jawab Meira

"Terus tadi siapa yang nganterin kamu main sama cowok kan? Jangan sok kecakepan kamu"kata Dian yang sangat menohok  bagi Meira

Kan emang cakep kok -kata Meira dalam hati

"Udah kamu ganti baju trus masakin saya makanan"perintah ibu tiri Meira.

"Emm iya bu" jawab Meira
Walupun aslinya Meira capek tapi ya mau tidak mau dari pada di siksa lebih untung aja ini ga kayak biasanya , nyuruh make nampar.

🍀🍀🍀

Meira sudah ganti baju dia memasakan makanan untuk ibunya dia masak ayam kecap untuk ibunya

Setelah Meira memasak kini dia makan di dapur tidak di meja makan dengan ibunya . Mungkin ibunya tidak Sudi pikir Meira.

"Raa sini kamu" panggil Dian seidkit membentak

Meira yang sedang mencuci piring mungkin tidak dengar karena suara gemericik air yang keras dan jarak antara tempat cuci piring dan meja makan di batasi oleh 2 dinding

"MEIRA" panggil ibunya keras dan sudah berada di dapur

"Ehh iya Bu ada apa" jawab Meira cepat

"Kalo di panggil tu jawab"bentak ibu Meira Lagi

"Maaf Bu ta- tadi ga denger"jawab Meira

"Punya telinga ga sih"

Meira hanya menunduk tidak berani menjawab

"Beliin saya es krim di cafe "Adara"
Cepet ga pake lama" perintah Dian

Udah tua masi aja pen es krim
Kata Meira dalam hati

"Emm uangnya Bu" pinta Meira

Dian langsung menyodorkan uang 50k .
Dan uang itu hanya cukup untuk membeli 1 porsi es krim
Sedangkan cafe itu lumayan jauh dari rumah Meira.

"Emm uang buat naik ojek Bu?"tanya Meira

"Ya make uang kamu lah masak buat bayar ojek aja kamu ga bisa malu sama ayah kamu yang punya banyak cabang perusahaan , setiap Minggu juga ditransfer sama saya"omelnya

Orang ini lupa apa gimana sih orang 2 Minggu ini ga di kasih jatah uang jajan . Dasar orang tua
Ujar Meira dalam hati

"Ohh iya Bu" jawab Meira
Untung saja dia masih punya uang tabungan.

Meira itu bukan tipe orang yang suka menghambur hamburkan uang. Jadi dia selalu menabung.

Haii gimana nihh ceritanyaa

Yukk di vote :( kalian vote author udah seneng koo ..

Ayoo di VOTE terusss yaa .. tetap jadi readersnya Meira :)

Di chapter ini aku ga nulis ke uwuan Meira sama Givan ..

Author punya uwuphobia.. wkwk engga :))

Udah ya dari author sekian terimakasih...

See you next chapter 🍃🍃🍃

MEIRA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang