FOURTEEN

60 2 0
                                    

HAPPY READING




~~~

Masi tetap di kantin...

"Dihh apaan PJ PJ , kagak ada PJ"ujar Meira

"Dihh Lo gitu Ra sama temen sendiri ga langgeng nangis nangis Lo"ucap Naya sanbil mendengkus kesal

Naya langsung dapat tatapan tajam ketika dia mengatakan tidak langgeng Dengan Meira.

"Hehe sorry kak ga bermaksud" kata Naya sambil nyengir dengan tangan nya membentuk angka 2 (✌️)

Rangga dan Varo hanya terkekeh melihat ke-posesifan teman kulkasnya ini. Jarang sekali dia seperti ini.

Meira hanya menatap heran Givan.
Entahlah jika Meira berada di dekat Givan dia merasa aneh , jantung nya mungkin berdegup tidak seperti biasanya. Bisa di bilang agak cepat

Apa mungkin itu rasa cinta? Hmm Meira tidak habis pikir apakah dia mencintai kakak kelasnya yang super dingin dan menembaknya dengan cara yang tidak romantis.

"Napa bengong Lo Ra" kata Varo yang sedari tadi melihat Meira yang sedang ngelamun entah mikirin apa

"Ehh enggak" jawab Meira cepat

Percaya lah ke lima orang itu sekarang menjadi pusat perhatian.
Tapi mereka tidak menanggapinya.

Sedangkan di daerah depan stan  penjual jus , kini ada Nafis dan kedua dayangnya.

Yaa , mereka sedang menatap sengit ke arah Meira  dengan mengeluarkan umpatan umpatan kepadanya.

"Dihh sok kecantikan banget tuh si Meira ." Kata Dewi (dayangnya Nafis)
"Iya tuhh cantikan juga gue dari mana mana tanya aja sama pacar gue (kata putri dayang kedua Nafis)

"Yee ya iya orang pacar Lo yang ditanyain" celetuk Dewi

"Ssttt bisa diem ga sih kalian" bentak Nafis ke kedua temannya

"Awas aja Lo Ra , kemarin tuh Lo cuma lagi beruntung ada Givan yang nolongin Lo , tapi kali ini rencana gue bakalan berhasil liat aja" kata Nafis

"Yuk guys cabut" ajak Nafis ke kedua temannya

~~~~

Givan pov

Kini bel masuk sudah berbunyi Givan sedang membolos (lagi) di rooftop

Sedari tadi dia memikirkan Meira. Hanya wajah Meira yang kini muncul di dalam pikirannya .

Dan dia juga takut kalo seandainya Meira bakal di bully lagi seperti kemarin . Untung saja dia tau kejadian itu. Kalo tidak dia bakal berfikir gagal jadi cowok kalo ga bisa nge-lindungin pacarnya sendiri

"Woi Van Lo bisa ga si Jan diem Mulu nimbrung sini gue bosen ngomong sama Rangga Mulu" kata Varo

"Dihh awas Lo ya kalo mau ngomong sama gue ga bakal gue jawab . PUNDUNG gue sama lo" ujar Rangga agak kesal

"Apaan si kalian berdua" kata Givan

"Lo lagi mikirin apa si Van dari tadi ga
Ngomong sama Meira juga tadi di kantin ga ngomong sama sekali" tanya Varo

"Emm kemarin Meira di bully" cerita Givan

"Ehh serius Lo , di bully sama siapa? Bakal gue Amukin tuh orang kalo sampe berani beraninya ngebully perempuan secantik Meira" celetuk Rangga sebal dan lebay

"Bisa diem gak sih ngga dari tadi ga berhenti berhentinya  ngomong ga cape tuh mulut , si Givan kan belum selesai cerita" kata Varo kesall ke Rangga

"Oke gue diem , lanjutin Van cepet gue kepo" final Rangga

"Dia kemarin di bully sama Nafis and the geng , Untung aja gue tau kejadiannya gue tolongin si Meira" cerita Givan tidak begitu lengkap dia hanya menceritakan secara singkat

"Kalo cerita tuh yang jelas Van , kemarin Meira di apain sama tuh nenek lampir , Lo nolonginnya gimana" kata Rangga

"Ga ribet" jawab Givan dingin kek kulkas 35 pintu

"Ehh terus terus gimana keadaan Meira ga ada yang luka?" Tanya Varo serius

"Ga ada emang tadi Lo liat ada perban di tubuhnya meira waktu istirahat enggak kan? Jawab Givan

" Yaa enggak si cuma tanya doang kali aja ada" -varo

"Dia diapain aja ?" Giliran Rangga yang tanya

"Emm yang gue liat si di Jambak , ditampar sama si injek tangannya" jawba Givan santaii

"Ehh kebangetan itu mahh awas aja Lo nenek lampir main ngebully dedek cantik Meira" celetuk Rangga lebay

"Lebay Lo make dedek cantik Meira inget dia udah ada yang punya" kata Varo

Rangga hanya nyengir mendengar kata Varo dan mendapat tatapan tajam dari Givan.


HAI GUYS MAAF PENDEK HEHE..

JANGAN LUPA VOTE YAAA...

SEE YOU NEXT CHAPTER🍃🍃🍃



MEIRA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang