TWENTYTWO

36 2 0
                                    

Annyeong yeorobun ... Aku kembali maaf udah lama ga update :)

Btw , thanks 1,3k nyaaa aku cinta kalian...  Kaya ga percaya gitu udak 1k yang baca..
Dulu mikirnya ahh mana mungkin ada yang baca ceritaku . Pokoknya terimakasih banyak sama kalian semua..

Salam dari author ✨

Oke lanjut..

~

"Ayo kak pulang udah malem" ajak Meira

"Iya" balas Givan

Di perjalanan Meira memeluk Givan. Entah la kini dia sudah sangat sayang ke Givan. Orang yang selalu memperhatikannya walaupun ga di kelihatin.

*Emm kak" panggil Meira

"Hmm" bales Givan

"Ham Hem Mulu balesnya dingin lagii" kesal Meira

Givan hanya senyum tipis degan gerutuan Meira.

"Besok ke makan bunda ya kak aku kangen sama bunda" ucap Meira

"Iya besok aku jemput jam 9" jawab Givan.

"Oke"

~~~

Meira dan Givan udah sampai di pekarangan rumah Meira.

"Ga dimarahin pulang jam segini" tanya Givan

"Udah biasa dimarahin kebal aku mah" celetuk Meira

"Aku mau ngomong sama ibu tiri kamu"

"Jangan-" ucapan Meira terpotong karena Givan udah nyelonong masuk ke rumah orang

"Main nyelonong masuk aja"
Meira langsung ikut menyusul Givan

"Assalamualaikum" -givan

Ga ada balasan sama sekali

"Assalamualaikum" ucap Givan lagi

Akhirnya pintu rumah terbuka

"Dari mana aja kamu jam segini baru pulang , keluar ga izin mau di tampar lagi" ucap Dian sedikit membentak

Dian belum tau kalau di situ ada Givan  .

"Emm anuu-" gugup Meira
Tapi langsung di saut oleh Givan .

"Tadi Rara sama saya Tante , ketemu di supermarket trus kita ngobrol sebentar" kata Givan sopan

"Ehhh .. kamu siapa ? Pacarnya Meira ya ? Aduh nakk pinter banget kalo milih pacar" kata Dian lembut

"Cihh omong kosong . Depan orang lain aja baik ga inget apa abis nampar"batin Meira

"Maaf tadi Tante kebablasan ngomongnya rada emosi ke Meira."

"Iya Tante" ucap Givan walaupun rada kesal karena habis membentak Meira dan tadi menamparnya.

"Ayo masuk dulu " ajak Dian
"Ga usah Tante Givan mau langsung pulang aja , udah malem" tolak Givan

"Ohh oke gapapa next time ya.."

"Iya Tante , yaudah aku pamit dulu assalamualaikum Tante , bye raa" pamit Givan.

Motor Givan udah melesat jauh Meira kini masuk ke dalam rumah dengan senyum mengembang karena ada Givan jadi ga di marah i oleh ibu tirinya .

"Enaknya udah ada pacar" kata Dian

Meira tidak menjawabnya

"Ra kamu tuh ya. Udah di bilangin kalo keluar tanpa seizin saya kamu bakal saya hukum , apa lagi tadi keluarnya pacaran." Sentak Dian

Meira hanya menunduk mendengarkan ocehan Dian.

"Kamu sekarang udah mulai berani ya sama saya. Kamu itu cuman anak tiri saya bukan dari rahim saya , lagian saya nikah sama ayah kamu karena uang" oceh Dian menohok

"Bu seharusnya ibu bisa kan ga baik di depan orang doang , di depan Meira ibu juga harus baik . Setidak sukanya ibu sama aku tapi mohon hargain aku yang masih ingin dapat kasih sayang seorang ibu  tapi bunda udah ga ada . Harapan Meira dulu waktu ayah nikah aku mikir aku bakal dapat ibu baru dan kasih sayang baru lagi , tapi apa aku ga dapetin itu semua ibu malah jahat ke aku ibu suka nampar aku nyuruh se enaknya ga dikasih jatah makan" Meira mengeluarkan semua unek uneknya selama ini . Dnegan air mata yang terus menetes *Belum semua sii

Plak  1 tamparan mendarat di pipi Meira

"Saya ga peduli kamu ngomong apapun itu , saya mau ngasih kasih sayang ke anak kandung saya kelak kamu cuman anak tiri saya ga peduli . " Sentak Dian

"Untung selama ini aku hiks  ga pernah aduin ke siapa siapa , coba aja dari dulu  aku aduin ke ayah pasti udah pergi anda dari rumah ini hiks " -Meira

"BERANI BANGET KAMU SAMA SAYA" bentak Dian

Plak tamparan mendarat di pipi kanan Meira

Plak tamparan mendarat di pipi kiri Meira .

"Oke Bu fine hiks , jangan lagi hiks ibu sekarang nyuruh nyuruh aku ." -Meira

Setalah itu Meira langsung  naik ke dalam kamarnya dengan menutup pintu dengan keras .

~~~

Sepanjang malam Rara terus menangis . Dia butuh seseorang untuk di peluknya tapi siapa , dia di rumah ini hanya dengan ibu tirinya.

Kringg kringg kringg..

Alarm kamar Meira berbunyi .
Meira langsung bangun dari tidurnya .

Matanya seakan ga bisa melek karena air matanya semalam .

Dia langsung berjalan ke kamar mandi .

Setelah membersihkan diri dia mengecek hpnya .

Ternyata ada 15 notif dari Givan .

"Raa aku udah di depan rumah kamu"
"Raa"
"Jadi apa enggak siii"

Kira kira seperti itu laa.. *tapi itu cuman 3 hehe maafkan ..

"Ohh iya aku lupaa" Meira langsung buru buru ganti baju dan lari turun ke bawah.

"Ya Allah maaf kak aku lupaa" kata Meira ke Givan yang tengah nunggu di depan gerbang rumahnya.

Givan tidak memjawabnya tapi dia salfok ke mata Meira yang bengkak kelihatan sekali kalo habis nangis

"Kamu abis nangis?" Tanya Givan

"Nanti aja aku cerita in udah ayo cepet ke makan bunda"

"Ga pamit dulu ?"

"Gausah kelamaan" -Meira

~~~

Meira sudah sampai di makan bundanya. Dia langusung lari ke arah makam bundanya.

Givan menatap sedu ketika melihat Meira lari ke arah makam.

"Bundaa Meira datang lagi.. maaf bunda Rara udah lama ga kesini  Rara kangen banget sama bunda , ohh iya Bun Meira kesini ga sendirian Meira sama kak Givan dia pacar Meira hehe pasti bunda kaget kalo tau Rara pacaran . " Meira tersenyum tapi ada air mata yang menetes .

Hai guys , terima kasih sekali lagi udah mau baca cerita aku..

Ga sadar udah 1k+ ..
Pokoknya terima kasih banyak sama kalian semua .. love you hehe

See you next chapter ☘️

@revaa.zahraa

Byee



MEIRA [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang