Mungkin di pray part ini sama yang sebelumnya bakal ceritain keUwuan mereka. Kan kasian kalo Meira di bully terus sama Mak lampir juga kakel nya. Ya gak?
~~~
Meira kini ada di cafe dekat sekolah. Dia sedang sendirian hanya di temani secangkir coffe late-nya. Jarang sekali Meira keluar rumah kecuali ayahnya pulang dari kerjanya atau ibu tirinya sedang tidak berada di rumah.
Meira menikmati coffe late-nya sambil melihat senja . Yaa kini Meira berada di rooftop cafe itu .
Sesekali Meira memfoto senja itu , bisa di bilang Meira itu pencinta senja tapi dia lebih suka malam hari dimana banyak banyak bintang di langit yang tak kalah indahnya dengan senja.
Meira ingin memposting hasil foto senjanya tadi karena menurutnya lumayan bagus.
Meira.aditama
❤️1500+likes
Meira.aditama "aku suka senja tapi aku lebih suka bintang di malam hari:)"Meira meNon-active comen nya
Saat Meira sedang sibuk dengan layar handphonenya dia tidak sadar jika sedari tadi ada sosok manusia yang duduk di kursi depannya.
"Loh ngapain kak disini" Meira bingung
"Duduk" jawabnya singkat
Meira sebal dengan jawaban Givan yang sangat amat dingin
"Ya tau kalo duduk dasar kulkas nyebelin" umpat Meira dengan suara samar tapi Givan masih bisa mendengarnya
"Aku bukan kulkas , aku manusia yang baik ganteng rajin" kata Givan
Meira ternganga mendengar Givan ngomong lumayan panjang
"Ngapain bengong" tanya Givan
"Emm eng-enggak kak emm heran aja kakak bisa ngomong lumayan panjang" celetuk Meira polos
Givan tidak menanggapi itu dia Masi sibuk dengan ponselnya
"Kamu suka senja" tanya Givan ke Meira karena dia habis melihat foto postingan terbaru Meira
"Tapi aku lebih suka bintang" jawab Meira
"Kenapa" tanya Givan lagi
"Bintang tuh indah dan keluarnya lama banget bisa nerangin pas gelap , senja juga ga kalah indahnya tapi dia hanya sebentar indah nya" jawab Meira
"Oh" jawab Givan singkat
Meira menikmati coffe late nya . Tanpa sadar kini sudah menunjukan pukul 17.00
"Loh udah jam 5 sore aku harus pulang daripada dimarahin" kata Meira
"Siapa yang berani marahin kamu" kata Givan
"Ohh eng-enggak kak , udah ya kak aku pulang dulu bye" saat Meira bergegas ingin menuruni tangga , Meira hampir jatuh karena tersandung kakinya sendiri
Untung saja ada seseorang yang menangkapnya. Ya itu Givan , saat Meira pulang Givan juga ikut pulang dia mengikuti Meira dari belakang.
Jantung Meira berdegup kencang. Akhirnya dia sadar dia langsung berdiri.
Suasananya langsung canggung sekali
Meira berusaha mencairkan suasana"Emm- mak-makasih kak udah nolongin" kata Meira canggung sekali
"Hmm" jawab Givan dingin menutupi rasa canggungnya
"Hmm ya udah aku balik dulu kak" pamit Meira
"Aku anter" kata Givan cepat"
"Ngga usah kak aku bisa naik taxi" tolak Meira
"Ga ada penolakan" kata Givan
"Nyebelin banget si jadi orang" gumam Meira kesal
Givan aslinya mendengar tapi dia pura pura tidak tau aja. Dia langsung meninggalkan Meira yang lagi kesal itu
🍀🍀🍀
Mereka berdua sudah ada di atas motor menyusuri jalanan. Saat di jalan tidak ada yang dibicarakan hanya sesekali Givan menjawab pertanyaan Meira.
Kini mereka sudah ada di depan rumah Meira.
"Makasih kak udah mau nganterin" ucap Meira
"Iya" jawab Givan
"Ya udah aku masuk dulu ya kak hati hati di jalan" kata Meira
Tanpa menjawab Givan langsung melajukan motornya.
Kenapa aku deg deg-an gini sih kalo Deket kak Givan. Ga mungkin aku suka gakk gak boleh. Batin Meira
Meira tak hanya deg deg-an gara gara dekat Givan dia juga deg deg-an karena mau masuk rumah apalagi ini udah adzan magrib.
"Assalamualaikum" kata Meira pelan sekali
Dia langsung melihat ke arah ruang tv , disitu Tidka ada orang sama sekali padahal biasanya ibu tirinya sedang menonton 'suara hati seorang istri'.
"Bii bibi.." panggil Meira ke asisten rumah tangga di rumahnya
"Iya non kenapa" jawab art-nya cepat
(Aku lupa nama art-nya siapa) mohon maklum hehe
"Emm ibu kemana bi" Tanya Meira
"Oh Tandi nyonya bilang ada acara sama temen temennya non" jawab bibi
Allhamdullilah- batin Meira
"Ohh gitu yaudah makasih ya Bi"kata Meira
Meira langsung bergegas ke kamarnya dia ingin membersihkan diri.
Setelah selesai Meira merebahkan dirinya di kasur king size-nya.Givan pov
Givan sudah sampai di rumahnya setelah mengantar Meira tadi.
"Assalamulaikum Givan pulang" kata Givan dengan senyuman
"Waalaikumsalam tumben pulang senyum senyum sendiri Van" kata mama Givan
Givan hanya membalas senyuman
"Dasar anak muda jaman sekarang ya" gumam mama Givan
Givan langsung bergegas ke kamarnya membersihkan diri. Setelah itu dia merebahkan dirinya di atas kasurnya
Dia masih membayangkan saat dia menolong Meira tadi di tangga.
Sempat terjadi eye contact dengan Meira. Itulah yang sampe sekarang terngiang ngiang di kepala Givan.~~~~
Maaf ya gaiss part ini masih pendek..
Jangan lupa VOTE yaa..
Terus ikutin cerita pertama ku ini..See you next chapter 🍀🍀
KAMU SEDANG MEMBACA
MEIRA [ON GOING]
Teen Fiction"lo sekarang jadi pacar gue" kata pria yang tidak di kenalinya sama sekali. Dan kini langsung menembaknya? Nembaknya ga romantis lagi kehidupan Meira yang awalnya hancur karena ibunya meninggal dan digantikan oleh ibu tiri yang kejam selalu membua...