Chapter 10: Baju Tidur

3.2K 518 99
                                    

"Tomioka!!! Oi ada apa denganmu?!!"

Dengan tubuh yang diseret pelan. Sebuah aliran darah ditepi sudut bibirnya, Tomioka berusaha menggapai (y/n) dan (b/n).

"O...." ucap Tomioka.

""O????"" tanya (y/n) dan (b/n) bersamaan.

"Ni..."

""NI!!!!""

(Y/n) seketika panik. Keringat dingin mengalir deras didahinya. Tangan (y/n) menarik tubuh Tomioka mendekati mereka berdua. (B/n) dengan cepat menjaga Tomioka yang terlihat hampir kehilangan kesadarannya.

Kedua gadis itu terlihat bersiap-siap dengan pedang yang mengacung kedepan.

Tak....tak...tak.

Bunyi langkah kaki mendekat membuat keduanya semakin memegang pedang dengan erat. Siluet bayangan terlihat tidak jauh dari ketiganya.

(B/n) terlihat sangat ketakutan dan hampir saja menangis. (Y/n) terus memfokuskan penglihatannya kearah bayangan.

Seseorang terlihat keluar dari bayangan itu. Wajahnya memar dengan beberapa luka. Keadaannya hampir sama dengan Tomioka. Kedua tangan orang itu mengepal erat. (Y/n) bisa melihat butiran-butiran kecil berwarna putih diantara sela-sela jemari orang itu.

"Shi–Shinazugawa?" ucap (y/n) bergetar.

Sanemi mengangkat kepalanya yang sejak tadi tertunduk. Urat-urat diwajahnya terlihat menonjol. Sanemi mengangkat tangannya dan mengepalkannya dengan erat.

"Sialaann!!! Beraninya kau memakan Onigiriku!"

Sanemi terlihat berteriak dan menunjuk-nunjuk Tomioka. (Y/n) diam dan menurunkan ujung pedangnya ketanah. (B/n) terlihat tersenyum aneh dibelakang (y/n).

"Oni...giri?"

"Iya! Si wajah datar itu menggigit Onigiriku!!"

(Y/n) menunduk, bahunya bergetar. (B/n) yang melihat itu menyingkir sejauh lima langkah makin kebelakang.

(Y/n) mengambil dan menghembuskan nafasnya. (Y/n) menatap Sanemi yang masih terlihat kesal. (Y/n) kesal. Tangannya yang memegang gagang pedang memukul tepat didahi Sanemi. Sanemi mengaduh dan terduduk ditanah.

(Y/n) terlihat sangat menakutkan saat ini terlebih surainya yang panjang menutupi setengah wajahnya. Sanemi hanya bisa menelan ludah kasar saat melihat penampilan mengerikan (y/n).

"Kukira apa..." bisik (y/n) pelan dengan mata yang menatap Sanemi terlihat menakutkan. "Kukira kalian kenapa-napa."

Sanemi diam dengan bulu kuduk yang meremang.

Perempuan itu makhluk yang lebih menakutkan dari pada iblis! Pekik Sanemi dalam hati.

"Hanya Onigiri saja! Dan kalian sampai telat pulang kerumah! Kalian benar-benar menguji kesabaranku ya!!"

Tangan (y/n) menarik telinga Sanemi. Sanemi mengaduh karena rasa sakit ditelinganya. Sanemi pasrah, dia benar-benar takut dengan gadis yang menarik telinganya saat ini. Harga dirinya selalu terjatuh sejak dia tiba didunia ini.

(Y/n) menarik Sanemi ikut pulang kerumah. Begitupun dengan (b/n) yang mengangkut Tomioka dengan susah payah.

Keempatnya beranjak meninggalkan gang itu tanpa tahu ada sepasang mata yang menatap mereka. Air liur menetes dibibir makhluk itu.

"Nichirin... Tak kusangka ada nichirin ditempat aneh ini."

.
.
.

Tomioka POV.

Aku menahan mati-matian keringat yang hendak mengalir didahiku. Astaga, (y/n) benar-benar paling perempuan yang menakutkan. Aku bersyukur pura-pura pingsan saat ini.

.
.
.

Normal POV.

(Y/n) mengambil kedua pedang yang tadi dia dan (b/n) pegang. Pedang-pedang itu kembali disembunyikannya ditempat lain. Sebuah lemari kayu kecil memanjang kebawah dan tertanam dilantai. (Y/n) menyembunyikan kedua pedang itu disana dan menutupnya dengan penutup kayu.

Langkah kakinya menuju keruang tengah dimana kedua orang dari dunia anime tengah diam dengan wajah yang sudah diobati. Keduanya kini tengah mengenakan pakaian tidur. Yang satu bergambar beruang coklat berwarna biru dan yang satunya lagi bergambar salah satu karakter aikatsu berwarna pink. Keduanya adalah pakaian (b/n) yang pastinya kecil untuk kedua orang itu. Mereka terpaksa menuruti ucapan (y/n) sebagai hukuman dari pada tidur diluar dengan hanya menggunakan celana pendek selutut.

Sanemi tampak memerah dengan pakaian pinknya. Rasa malu pasti benar-benar menyerang pemegang gelar hashira angin itu. (Y/n) tak ambil pusing dan memberikan keduanya selimut tebal untuk tidur. Berbeda dengan Sanemi, Tomioka terlihat tenang walau pakaiannya terasa sesak. Kancing pakaian itu bahkan sudah hampir putus dan menampakkan dadanya.

"Terlihat cocok." seringai (y/n).

Sanemi terlihat malu dengan kepala yang berasap-asap. (B/n) sudah kembali kerumahnya setelah mengantarkan Tomioka tadi. Sanemi hanya bisa diam melihat (y/n) yang kembali kekamarnya dengan tenang dan mengunci pintu kamarnya.

Melihat (y/n) yang sudah masuk kekamarnya, Sanemi melempar selimut tadi kelantai.

"Kuso!!!"

.
.
.

"(Y/n) sudah bawa pensil?"

"Sudah."

"Pena?"

"Sudah."

"Kertas tambahan?"

"Sudah."

"Pisau?"

"Su– Oi! Untuk apa aku membawa pisau Tomioka!?"

Tomioka mengangkat bahunya. "Aku juga tidak tahu. Sahabatku dulu selalu menyuruhku membawa pisau didalam bajuku."

Ada sepercik ekspresi sedih yang terlintas diwajah Tomioka saat mengucapkan itu tadi.

(Y/n) menghela nafasnya pelan. Tangannya menyentuh dan mengusap rambut gelap Tomioka. Seulas senyum terbit dibibirnya.

"Dengar," ucap (y/n). "Aku hanya pergi ujian saja, bukan pergi perang. Jadi kau tak perlu khawatir. Lagi pula aku sudah membawa semprotan merica didalam sakuku."

Sebuah botol kecil berwarna putih disodorkan (y/n) kedepan wajah Tomioka. Tomioka sedikit mengernyit mencium aroma merica yang pekat dari dalam botol itu. (Y/n) kembali menyimpan botol itu disaku seragamnya.

(Y/n) menyandang tasnya dipunggung. Dan berjalan keluar.

"Dengar, selama aku keluar jangan membuat gaduh didapurku! Aku sudah meninggalkan seribu yen diatas nakas. Kalau kalian lapar, pesan saja pizza lewat telepon. Aku sudah mengajarkanmu caranya kan." kata (y/n) yang dijawab anggukan kepala oleh Tomioka.

"Sanemi juga! Jangan berkelahi dirumahku kalau kau masih mau tidur didepan penghangat!"

Sanemi yang mendengar itu, mengacungkan jempolnya keudara. Sanemi tengah sibuk berkencan dengan roti panggang dan acara televisi kesukaannya.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Mata nee."

Tomioka mengangguk. (Y/n) pergi untuk ujian akhir penentuan.

.
.
.

T
B
C

San kena writter block T^T

Semua ide mendadak hilang gara" UAS T^T makanya chapternya sedikit" gini

See you next chapter T<T

27 Juni 2020

[END] Kimetsu no Yaiba Reverse Isekai [Tomioka Giyuu x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang