Nggak nyangka lho, nggak sampe sehari dipublikasi umum langsung dapat limitnya :''')
.
.
."Nee nee, (y/n)-chan. Kau mau masuk kuliah dimana?"
Gadis bermanik hitam arang itu terlihat berpikir sebentar. "Hm.. Mungkin Universitas Kanazawa."
"Ehhhh.... Padahal dengan otak seencer itu kau bisa masuk Universitas Tokyo lho."
(Y/n) hanya mengangkat kedua bahunya, "firasatku, aku lebih bagus di Kanazawa."
Gadis dihadapannya menyesap sedikit coffe latte, "begitu ya, lalu kau tidak bertanya padaku?"
(Y/n) menatap manik coklat dihadapannya, " Waseda?"
Gadis dihadapannya menyilangkan tangannya kedada. Wajahnya cemberut dengan gelengan dikepala. "Tidak, Waseda terlalu jauh dari Kanazawa. Huh, (y/n)-chan itu nggak peka sama sekali, ya."
(Y/n) hanya bisa tersenyum tipis mendengar keluhan sahabatnya itu. Jemari lentik (y/n) memutari sisi mulut gelas miliknya yang berisi caramel macchiato.
"Lalu, kau akan masuk kemana?"
Binar senang mengganti suasana mendung hati sang sahabat. "Aku akan masuk ke Kanazawa juga."
Kening (y/n) sedikit mengkerut, "bukannya kau akan masuk jurusan kesehatan? Jurusan kesehatan di Kanazawa memang cukup bagus tapi di Waseda bukannya lebih bagus ya?"
"Aku berubah pikiran, kupikir astronomi cukup bagus." ucap gadis pemilik mata coklat itu dengan ceria. "(Y/n) dengan jurnalistik nya akan meliput kegiatan astronomiku, muehehee."
Benar, (y/n) lebih memilih menjadi jurnalistik yang menurutnya menyenangkan dibandingkan jurusan yang lainnya. Bibir merah mudanya kembali memakan sedikit caramel yang mengambang diatas busa kopi miliknya. Rasa manis dan pahit memenuhi indera pencecap sang gadis. Aroma kopi yang menenangkan ditambah situasi perkotaan Higashiyama yang damai menyempurnakan sensasi yang dirasakannya saat ini.
Jejak-jejak merah dari setiap orang-orang diabaikan gadis 17 tahun itu. Ya, (y/n) bisa melihat jejak-jejak merah yang menjadi masa depan orang-orang.
Satu benang hitam membentuk sebuah jejak dihadapan seorang lelaki tua yang berada diseberang jalan. Lelaki tua itu menyeberang di zebra cross jalan tanpa memperhatikan laju sebuah mobil hitam yang kencang kearahnya. (Y/n) bukannya tidak mau menghentikan kejadian selanjutnya yang menimpa lelaki tua itu, tetapi karena tubuhnya yang mendadak membeku. (Y/n) hanya bisa mengalihkan pandangannya hingga terdengar suara dentuman.
(Bestfriend/n) terpekik keras saat melihat tubuh lelaki tua itu hancur dihadapan kami. Jejak hitam yang sedari tadi muncul menghilang digantikan jejak putih yang melayang keatas langit.
Siang yang tenang terusik oleh kecelakaan lalu lintas saat itu. (Y/n) segera menyudahi acara minumnya dan membereskan buku-buku jurnal terkenal yang berserakan diatas meja.
"Ayo kita pulang," ucap (y/n) pelan karena melihat sahabatnya yang menangis terisak atau mungkin juga karena syok setelah melihat tabarakan dihadapannya.
(Bestfriend/n) juga ikut mengikuti jejak (y/n) dan berjalan kekasir untuk membayar minuman mereka.
Mereka terus berjalan hingga akhirnya berpisah karena berbeda rumah.
"Jangan terlalu dipikirkan (bestfriend/n)," ucap (y/n) sambil memeluk sahabatnya yang masih terisak dengan mata yang sembab.
(Bestfriend/n) mengangguk dan berjalan memasuki rumahnya yang dicat hijau. Rumah yang rindang dengan banyak tumbuhan yang tumbuh subur dipekarangan rumah.
(Y/n) juga ikut masuk kedalam rumah yang sudah dia tempati sejak dia pindah dari rumah ibu kandungnya, rumah yang membawa begitu banyak kenangan juga kesedihan.
"Tadaima." lirih (y/n) walaupun ia tahu dia tidak akan ada yang menjawabnya karena (y/n) tinggal sendirian. Lagipula, (y/n) akan langsung lari ngibrit kerumah (bestfriend/n) jika ada yang tiba-tiba saja menjawab salamnya.
(Y/n) takut hantu dan (y/n) mengakui itu. Tapi, satu rahasia yang bahkan (bestfriend/n) tidak ketahui, yaitu kegemarannya dengan yang namanya dunia otaku.
Kaki (y/n) melangkah memasuki kamar yang menjadi tempat dia melampiaskan rasa penat. Dakimakura Dazai Osamu, dari anime Bungou Stray Dogs langsung menyambutnya diatas kasur. (Y/n) melonct dan langsung memeluk dakimakura itu dengan erat.
"Anata~~~ tadaima desu yoo~~~*"
(*Sayang~~~ aku pulang~~~.)
Bisa dibilang, (y/n) adalah salah satu penggemar berat karakter pendamping yang lebih terkenal dari MCnya itu.
Tangan kirinya mengambil ponsel layar sentuh yang ada didalam tasnya dan mulai mengscroll beranda tempat salah satu dia biasa membaca komik digital.
Tangannya menggulir satu persatu halaman hingga sampai disatu titik, chapter terbaru dari anime yang belakangan ini hangat dibicarakan karena kualitas grafisnya yang bagus.
"Chapter terbaru sudah up yah." tangannya menekan chapter terbaru itu. Layarnya langsung memperlihatkan adegan pertarungan antara mc melawan villain.
"Tanjirou, sugoii. Dia bisa mengimbangi tentakel cuminya Muzan."
Mulutnya terus komat kamit mengomentari pertarungan para tokoh manga itu. Tangannya tidak henti-hentinya menggulir layar ponsel.
Tangan kanannya yang bebas berusaha menggapai air minum yang berada diatas lemari kecil disamping tempat tidur. Tangan kanannya justru tidak sengaja menyenggol gelas itu hingga pecah karena jatuh kelantai.
Mulutnya menggerutu, terpaksa (y/n) menghentikan acara membacanya terlebih dahulu dan membereskan pecahan kaca tersebut sebelum melukainya.
(Y/n) keluar dari kamar dan jembali dengan kantong plastik hitam, sapu, sodokan juga sarung tangan untuk mengambil pecahan-pecahan kecil.
Tubuhnya dengan cepat membereskan semuanya dan membuang pecahan kaca yang ada dikantong plastik ketempat sampah daur ulang.
"Nah, beres."
(Y/n) kembali tiduran dan membuka ponselnya. Aneh, ponselnya tidak mau hidup sama sekali. Beberapa kali (y/n) mencoba menghidupkannya dan menchargernya tetap saja mati.
"Duh," kesal (y/n) yang kemudian membanding ponselnya keatas tempat tidur. Ponselnya terlempar keatas dan seketika sebuah cahaya keluar dari ponselnya. (Y/n) senang, tapi tak lama kemudian sesuatu keluar dari ponselnya dan menindih tubuh kecil (y/n).
Mata (y/n) melebar, pemilik rambut hitam bergradasi biru dihadapannya membuka matanya. Mata biru yang indah membuat (y/n) sedikit terpaku.
Sesuatu menetes dipipinya, pria yang saat ini menindihnya sedang terluka parah dibagian kepala.
"Ugh..."
Pria itu ambruk menindih tubuh (y/n).
"Tomioka....... Giyu?" ucap (y/n) bingung karena orang yang menindihnya sangat-sangat mirip dengan salah satu tokoh anime kesukaannya. "Huh?!"
.
.
.T
B
CHau hai haiiiiiiiii balik lagi sama San UwU
Nggak nyangka sumpah, banyak yang baca rupanya 😂
Kalau readers suka dengan chapter 1 ini dan jangan lupa untuk mengvote cerita abal-abal ini 😂
See in next chapter yaa ^^
2 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Kimetsu no Yaiba Reverse Isekai [Tomioka Giyuu x Readers]
FanfictionKimetsu No Yaiba Series #3 (Rate: 15+) Aku terlahir dengan bakat aneh, orang-orang biasa menyebutnya dengan salah satu keajaiban indigo. Namun percayalah, tak semua keajaiban itu berarti bagus. Aku, Kanamiya (y/n) diberi keajaiban dapat melihat masa...