Chapter 12: Teror

2.3K 451 9
                                    

Berapa bulan nih buku belum San lanjutin ya? Berdebu :'')
Sebenarnya nih buku tinggal du up doang, tapi akunya yg mager masyaallah :v

.
.
.

Btw ada yang kangen nggak, ama nih buku? '<')

.
.
.

Bunyi suara tv yang besar tidak bisa menghilangkan aura mencekam pada orang-orang yang duduk ditengah ruang tamu itu.

Helaan nafas berat terdengar sampai kesudut ruangan. Dua pasang manusia diruangan itu hanya diam terpaku pada tv yang menyala. Berita tentang pembunuhan pada beberapa orang yang ditandai oleh hilangnya beberapa bagian tubuh korban.

"Shinazugawa," ucap (y/n) pelan. "Kau bilang tadi, korban-korban itu mirip dengan korban dimakan iblis?"

Sanemi menghela nafas panjang dan mengusap wajahnya. Belum cukup dia dan Giyu terbuang dari dunia mereka, kini Sanemi justru melihat tanda-tanda adanya salah satu atau mungkin musuh dia dan Giyu didunia mereka.

"Aku yakin seratus persen. Bekas potongannya tidak rapi dengan beberapa bekas gigitan. Aku yakin betul itu bekas gigitan oni dunia kami."

(Y/n) mengurut pangkal keningnya pelan. (B/f) yang biasanya menjadi pencair suasana kini sama tegangnya dengan (y/n).

"Jadi," lanjut (y/n). "Bagaimanapun caranya kalian berdua harus pergi mencari dan membunuh iblis-iblis itu. Hanya itu cara satu-satunya untuk menghentikan teror mereka."

Giyu mengangguk setuju, ada juga keuntungan mereka membawa senjata dari dunia mereka.

Tapi masalah lain kemudian muncul. Dikota besar seperti ini, dimana mereka bisa mengendus keberadaan iblis? Akan sulit ditambah ada banyak bangunan tinggi yang membantu para iblis lolos melalui bayangan.

Delapan korban dalam lima kejadian. (Y/n) tak habis pikir, kenapa bisa ada iblis di kota metropolitan ini. (Y/n) mengambil tabletnya dan mulai membuka peta digital kita Tokyo.

"(B/n)-chan, pinjam ponselmu."

"Eh? Emangnya ponselmu kemana (y/n)-chan?"

"Rusak, sudah pinjamkan saja."

(B/n) meraih ponsel pintar layar sentuh dari dalam kantong celana tidurnya. Tadinya keempatnya berniat tidur karena habis bermain monopoli dengan Sanemi dan Giyu menjadi sasaran bagi kedua gadis itu.

Wajah Sanemi dan Giyu dipenuhi oleh jepitan jemuran kain hingga ke telinga dan leher mereka sampai keempatnya dikagetkan oleh berita kematian dari televisi.

Tangan (y/n) mencari laman berisi kejadian-kejadian pembunuhan yang kata Sanemi dan Giyu itu dilakukan oleh predator asli didunia mereka. Beberapa baris laman beserta kejadian tkp dilingkari di dalam peta wilayah Tokyo.

6 CHOME, Hebizuka, Tamachi, Sengakuji, terakhir di Ginza. Kelimanya memang memiliki tempat-tempat yang cocok sebagai persembunyian iblis.

Tapi ada satu yang membuat (y/n) bingung. 6 Chome adalah nama jalan dimana mayat dua orang mahasiswi universitas Tokyo ditemukan terbujur kaku dengan beberapa bagian tubuh yang menghilang.

Mayat keduanya diletakkan begitu saja dijalanan dengan bagian tubuh tak lengkap. Bekas gigitan kasar dileher dan perut menjadi bukti kuat bagi Sanemi dan Giyu mengindetifikasi bahwa itu bekas gigitan taring iblis.

"Aaaa!!! Aku bingung mempersempit lokasi keberadaan mereka! Aku bukan detektif!"

Teriakan stress dari (y/n) membuat Sanemi dan Giyu ikut terduduk lemas. (B/n) bahkan berlari kedapur dan mengambil air minum untuk (y/n).

"Tenanglah," ucap (b/n) berusaha meringankan kekhawatiran ketiga orang dihadapannya. "Kalau tidak bisa mempersempit, buat celah saja."

(Y/n) menatap (b/n) dengan alis bertaut, "celah?"

(Y/n) melipat kaki dan memeluknya. Sebelah tangan (y/n) mengetik sesuatu dilaptop.

"Kalau maksudmu celah.... Ah aku tahu! Pelajar!" ucap (y/n) ceria. Terdapat binar dimatanya seolah baru saja selesai mengerjakan skripsi dari dosen mematikan seuniversitas.

Giyu berdiri dan menatap (y/n), "tidak bisa."

Alis (y/n) menukik, "apa maksudmu tidak bisa?"

"Kami para pilar tidak bisa mengorbankan orang lain, jika itu maksud dari pelajar yang kau pikirkan." ucap Sanemi. "Kami para pilar terbiasa mengerjakan segalanya sendiri agar tidak banyak korban yang berjatuhan."

"Kau tidak bisa mengerjakan apa-apa sendirian di kota besar ini, Shinazugawa. Kalau kau pikir kami tidak memikirkan perasaan korban dan kerabatnya, kau salah besar. Yang kami maksud pelajar disini adalah aku dan (y/n)." sanggah (b/n).

Giyu terlihat membulatkan matanya. Sedangkan (y/n) mengangkat laptopnya kedepan wajah Giyu dan Sanemi.

"Kami sudah diterima di universitas seminggu yang lalu dan akan ke Ishikawa satu bulan lagi. Kami akan sering keluar bahkan hingga malam hari untuk mengumpulkan buku-buku dan informasi untuk persiapan pembelajaran lanjutan kami. Aku dan (b/n) masih disini selama satu bulan kedepan, setidaknya kita harus memanfaatkan waktu yang sempit itu untuk membunuh iblis-iblis yang berkeliaran diluar sana sebelum mereka memperbanyak jumlah." ucap (y/n) menjelaskan situasi yang dia dan (b/n) hadapi.

(Y/n) kembali meletakkan laptopnya keatas meja, "jika satu bulan terlewat tanpa hasil, kami berdua tidak bisa lagi membantu kalian para pilar pemburu iblis membantai iblis yang berkeliaran."

Sanemi mengangguk ragu, "kau yakin?"

(B/n) menepuk meja kuat dengan matanya menajam menantang Sanemi dengan wajah yang tersenyum, "jangan remehkan gadis metropolitan, Shinazugawa Sanemi."

.
.
.

"Aku letakkan pedang kalian disini, kalian sudah pasti akan membutuhkannya untuk melawan iblis bukan?"

Giyu yang duduk diatas sofa mengangguk, tangannya sibuk membolak-balik peta Tokyo dan melinkari area-area seperti gang sempit dan celah-celah bangunan. "Hati-hati."

"Iya, kami pergi dulu. Operasinya kita mulai malam ini, jangan menunda waktu sampai ada korban selanjutnya." ujar (y/n).

Kakinya yang berbalut kaus kaki hitam melangkah keluar dan menutup pagar. (B/n) yang tinggal disamping rumahnya terlihat melambaikan tangan. Udara semakin dingin dan salju juga mulai turun perlahan. Tangannya dilindungi sarung tangan berwarna pink dengan corak bunga dipergelangan.

"Ayo." ucap (y/n) menatap mata (b/n). "Terornya baru saja dimulai."

.
.
.

T
B
C

.
.
.

See
You
Next
Chapter!!!!! ^^

.
.
.

8 September 2020

.
.
.

Votenya jangan lupa, wahai para pembaca ku tercinta :3
Yg ghosting ku doakan yang terbaik aja buat kalian, moga kalian diberi hikmah aja :3

👇🏻🌟🌟🌟

[END] Kimetsu no Yaiba Reverse Isekai [Tomioka Giyuu x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang