Janji

490 86 9
                                    

Jinsol memandang anak kecil disebelah yang sedang sibuk mengunyah onigiri buatannya. Perlu dia akui, anak ini membuat onigiri yang lumayan enak. Lebih enak dari makanan instan dan cepat saji yang menjadi santapan harian wanita berambut blonde itu sebelum nya.

"Apa kakek yang mengajari mu membuat ini?" Tanya Jinsol sembari mengambil lagi onigiri di hadapannya.

Anak itu tersenyum sebelum membalas perkataan nya, "Ya! Walaupun resep papa bilang kalau lebih enak jika di tambahkan sedikit kecap asin.."

"Aku kehabisan kecap asin?" Tanya Jinsol yang sebenarnya dia tujukan untuk dirinya sendiri. Dia benar-benar harus pergi untuk belanja bulanan.

Sudah 5 onigiri yang dimakannya, mungkin anak ini berpotensi menjadi orang yang lebih pintar memasak dari pada dirinya.

"Apa kamu suka?"

"Sangat, kakek mengajarimu dengan baik.."

Gadis kecil tersebut kembali tersenyum mendengar pujian yang terus Jinsol lontarkan.

"Nama ku Yerim. Choi Yerim.." Ujarnya tiba-tiba, Jinsol mengangguk walaupun dia sudah tau nama anak ini.

"Aku Jung Jinsol. Panggil saja kak Jinsol atau tante-" Jinsol terdiam sesaat ketika mengingat siapa Yerim, "tapi akan aneh karena kau adalah tanteku.."

Kedua alis wanita blonde itu terangkat dan membuatnya terlihat sangat lucu di mata Yerim.

"Kalau panggil Jinsol saja, boleh?"

"Tentu saja, terdengar lebih pas juga.."

Sesi sarapan mereka dilanjutkan dengan menonton kartun pagi di tv LED 40 inch milik Jinsol. Gelak tawa terdengar beberapa kali setiap menitnya, Jinsol bahkan tidak ingat kapan Yerim berpindah untuk duduk di pangkuannya dengan kepala yang tersandar tepat di dadanya dan lengan panjangnya melingkar sempurna di sekeliling pinggang kecil Yerim.

Jinsol sebenarnya sangat terkejut dengan fakta bahwa dia menikmati momen ini. Yerim adalah anak yang tenang dengan senyuman manis yang membuatnya meleleh sedikit demi sedikit. Rasanya sudah terlalu lama dia tidak merasakan kontak dengan manusia di rumahnya sendiri dan Jinsol perlahan terbiasa dengan kehadiran Yerim yang membuat rasa kesepian itu menghilang.

Baru saja Jinsol merasa nyaman, suara dering dari hp nya berbunyi mengalahkan suara dari kartun yang mereka tonton. Dengan sedikit kesal Jinsol mengambil device kotak di meja dan mengangkat panggilan itu.

"Hallo-"

"Apa kau sudah gila? Kenapa kau belum ada di ruangan mu sampai jam segini?!"

Jinsol sedikit menjauhkan hp itu dari telinganya sebelum dia menurunkan Yerim dari pangkuannya dan pergi menjauh. Dia sempat melirik jam dinding dan ternyata sudah jam 11 siang.

"Dan bisa kau jelaskan mengapa kau memarahi bos mu, Jo Haseul?" Jawab Jinsol setelah dia berhasil mengungsi ke kamarnya, dia dapat mendengar tawa mengejek dari seberang sana.

"Bos yang tidak memiliki otak sepertimu memang pantas untuk ku marahi, Jinsol kau ada rapat dengan pimpinan PT. Golden rule dua jam lagi! Apa kau lupa kalau mereka adalah salah satu calon investor terbesar di proyek terbaru kita?!"

Jinsol menghela nafas panjang saat mendengar itu. Tentu saja dia tidak bisa beristirahat sedikit walau di hari Sabtu seperti ini dengan jabatannya yang sebagai owner dan CEO dari Jung Corporation. Dan walaupun Haseul itu hanyalah sekertaris nya, namun Jinsol tidak berani juga melawan sahabat dari jaman kuliah satu-satunya itu. Selain karena Haseul adalah CFO merangkap sekertaris, tapi juga karena Haseul sangat menyeramkan saat marah.

Bunny DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang