"Hari ini Jinsol akan menjemputku lebih cepat dan kami pergi makan pizza! Aku sangat suka pizza yang banyak kejunya.." Ujar Yerim sembari merapikan semua peralatan tulisnya, bel sudah berbunyi sedari tadi namun dia dan Hyunjin tinggal untuk membantu Miss Choi membereskan mainan yang berserakan di seluruh ruangan. Tentu saja dengan upah satu stiker bintang.
"Aku juga suka pizza.." Balas Hyunjin dengan mata berbinar saat mendengar kata pizza, "Mama membelikanku pizza setiap ulang tahunku, katanya pizza itu mahal jadi kami tidak bisa makan setiap hari.."
"Begitukah? Bagaimana kalau sebentar kamu ikut dengan Yerim dan Jinsol saja!"
"Bolehkah?"
"Yerim tanya Jinsol sebentar.."
Mereka berdua pun berjalan keluar dari kelas bersama dengan Hyunjin yang menggenggam tangan Yerim dengan erat. Saat melewati kelas Anggrek yang terletak di ujung lorong, Yerim melirik kedalam dan melihat Hyejoo yang duduk sendirian di ruangan yang sudah kosong.
"Hyejoo!" Yerim menarik Hyunjin masuk ke kelas itu dengan cepat, anak yang di tariknya ya ikut saja dengan menurut. Hyejoo yang sedang menatap keluar jendela pun berbalik sambil memegang dadanya terkejut.
"Kenapa kamu masih disini? Belum di jemput? Ayo kita menunggu diluar saja.."
"Aku pulang sendiri.." Balasnya dengan suara yang pelan, "Tapi belum ingin.."
"Aku lapar.." Ujar Hyunjin tiba-tiba sembari mengusap perutnya yang terus berbunyi dari tadi.
"Tapi kan kamu baru makan roti yang Miss Choi berikan tadi Hyunnie?" Tanya Yerim bingung.
"Iya tapi aku masih lapar. Perut Hyejoo juga berbunyi.."
Perkataan Hyunjin membuat wajah Hyejoo merah seketika, dia juga baru sadar kalau perutnya sudah berbunyi dari tadi. Mungkin karena dia hanya makan kue yang dibagikan untuk reses tadi.
"Hyejoo lapar juga? Bagaimana kalau kamu ikut saja dengan kami sebentar karena Jinsol akan membawaku makan pizza hari ini.." Ujar Yerim dengan semangat, Hyunjin hanya mengangguk setuju.
"T-tidak usah. Nanti merepotkan. Aku harus pulang.." Jawab Hyejoo pelan, namun perutnya berbunyi lagi yang membuat Yerim menggelengkan kepala untuk menolak.
"Tidak apa-apa Hyejoo, Jinsol itu sangat baik jadi pasti dia tidak keberatan. Ayo menunggu diluar, dia akan datang sebentar lagi.."
Akhirnya Hyejoo mau tidak mau berjalan bersama kedua anak itu, walaupun hatinya masih gelisah namun hati kecilnya sangat senang untuk pergi bersama teman-teman yang baru didapatkannya ini. Yerim dengan cekatan mengambil tangan Hyejoo kedalam genggamannya dengan tangan nya yang kosong lalu mengayunkan kedua tangannya yang sudah memegang Hyejoo dan Hyunjin.
"Pizza pizza!" Sorak Yerim dan Hyunjin bersamaan.
Hyejoo tidak sadar namun senyuman kecil sudah mengembang di wajahnya.
...
"Kamu jangan memalukan dirimu ya di depan hot mama itu,-"
Jinsol mengutuk dirinya dalam hati ketika dia mengingat pesan Haseul itu sembari mengusap lututnya yang ngilu. Jadi Wanita berumur 27 tahun ini baru saja terjungkal keluar dari mobilnya karena dia terlalu bersemangat melihat Jungeun menghampirinya. untung saja dia lagi menggunakan jeans yang cukup tebal jadi lututnya tidak lecet. Lecet seperti harga dirinya saat ini.
"Apa kamu tidak apa-apa Jinsol-shi?" Ujar Jungeun panik sambil memperhatikan Jinsol yang perlahan bangkit dari posisi telungkupnya di tanah. Kalau saja dia tidak lagi menggendong Jihan pasti dia sudah membantu wanita berambut pirang di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny Drop
FanfictionKisah tentang perubahan hidup seorang wanita single, malaikat kecilnya dan calon keluarga barunya.. --- Ini cerita tentang Jinsol yang tiba-tiba harus mengurus seorang malaikat kecil dan sampai akhirnya dia menemukan makna dari cinta yang sesungguhn...