Hari Minggu adalah hari dimana Jinsol akhirnya bisa bernafas dengan lega tanpa memikirkan pekerjaan. Biasanya di hari Minggu, jika bukan pergi makan siang santai dengan klien penting maka wanita bermarga Jung ini akan berdiam diri saja dirumah.
Jinsol melirik kearah Yerim. Anak itu sedang mengunyah nasi goreng kimchi yang Jinsol buat untuk sarapan mereka.
"Berapa umurmu sekarang?" Tanya Jinsol setelah menelan nasi goreng yang ada di mulutnya. Tanggal lahir Yerim memang tertera di buku imunisasi yang dia sempat baca dua hari yang lalu, namun tentu saja dia tidak mengingatnya.
"Enam tahun! Aku naik ke TK besar baru-baru saja!" Jawab Yerim dengan antusias.
"Begitu ya.." Jinsol mengangguk sebentar sebelum dia menyadari sesuatu, "Astaga! Berarti kamu seharusnya juga masuk TK disini dong! Aku harus segera mendaftarkan mu.."
Dengan cepat Jinsol mengambil handphone nya yang tergeletak di atas meja kemudian menghubungi orang yang menurutnya akan mengerti dengan hal seperti ini.
Tahun ajaran baru sudah berjalan beberapa bulan, jadi semoga saja orang ini dapat membantunya.
Dering pertama dan kedua belum diangkat. Tepat pada dering ke lima lalu Jinsol mendengar suara wanita yang di telepon nya.
"Hei sayang, apa kau rindu pada ku?"
Jinsol sedikit menjauh dari Yerim sebelum anak itu sempat mendengar hal-hal yang tidak pantas di dengar nya.
"Aku butuh bantuan mu.. "
"To the point sekali, tidak ada lagi 'selamat pagi sayang' untuk ku setelah kau menghilang selama 1 minggu ini?"
"Sooyoung aku serius, aku butuh bantuan mu.." Jinsol membawa asbak dan bungkus rokok milik nya ke halaman depan rumah, handphone nya masih menempel di telinganya.
"Baik lah yang mulia Jinsol, apa yang kau butuhkan? Biasanya jika kau menginginkan tubuhku kau langsung saja datang ke apartment ku.." Ujar wanita bernama Sooyoung itu dengan nada menggoda.
"Kau membuatku terdengar seperti orang tidak bermoral, Soo.." Jinsol meletakkan sebatang rokok di antara bibirnya sebelum membakar ujungnya dengan korek api metal ber-motif ikan Betta berwarna biru yang di berikan Chaewon sebagai souvenir ketika anak itu mengajak Heejin berlibur ke Bali tahun lalu.
Setelah menghisap sekali rokok itu, Jinsol pun melanjutkan perkataannya "Apa kau masih bekerja di TK yang kau ceritakan pada ku dulu?"
"Oh TK Jadan? Well, sebenarnya aku hanya menjadi sukarelawan selama dua bulan disana, jadi tidak lagi sekarang. Kenapa? Mau merasakan masa-masa TK lagi?"
"Bukan aku, akan ku ceritakan secara lengkap nanti tapi sekarang kau harus membantu untuk mencari TK yang dekat dengan rumah atau kantor ku.."
"Untuk siapa memangnya?"
...
"Jadi selama ini kau sudah punya anak?! Kau bilang kau single saat pertama kali meniduriku-"
Dengan sigap jinsol membekap mulut wanita yang duduk dihadapan nya sebelum Yerim mendengar lebih lanjut perkataan vulgar yang akan di lontarkannya.
"Bisa kah mulut mu kau kontrol sedikit? Ada anak kecil disini!" Desis Jinsol pelan sambil melirik ke arah Yerim yang tampak kebingungan.
Sooyoung menyingkirkan tangan wanita berambut pirang itu dari mulutnya sebelum dia sepenuhnya bersender ke sandaran kursi, matanya tidak henti menatap ke arah anak kecil yang sekarang sedang mengalihkan pandangan sekeliling Diary Factory, kedai ice cream dan susu kocok yang sangat populer di daerah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny Drop
FanfictionKisah tentang perubahan hidup seorang wanita single, malaikat kecilnya dan calon keluarga barunya.. --- Ini cerita tentang Jinsol yang tiba-tiba harus mengurus seorang malaikat kecil dan sampai akhirnya dia menemukan makna dari cinta yang sesungguhn...