Faith not

392 80 10
                                    

Jinsol duduk di pinggir kasur Sooyoung sambil menatap wanita yang sedang terbaring di situ. Dia baru saja menggendong Sooyoung dari mobil naik ke lantai 4 dimana unit apartemen wanita berambut sebahu itu terletak. Rasanya sial saja karena lift dari gedung apartemen mahal itu lagi tidak beroperasi.

Nafasnya sudah kembali normal dan sepertinya keringat sudah tidak bercucuran lagi, namun Jinsol memilih untuk berdiam dan menatap wajah Sooyoung yang sudah tertidur dengan tenang.


“Jindoriiii…”

Jinsol meringis saat melihat kondisi Sooyoung. Wanita itu tinggal diberikan satu teguk minuman lagi dan dia pasti akan tumbang.

“Dia memaksa ku untuk membuka club lebih cepat hanya agar dia bisa minum, sudah dua botol whiskey yang dia teguk..”

Jinsol menoleh ke asal suara dan mendapatkan pria dengan setelan bartender berwarna pink yang mencolok.

“Jindori sayang.. hikss.. ayo kita pulang dan bercintaaaa..” Sahut Sooyoung yang membuat Jinsol refleks untuk membekap mulutnya.

“Tolong maafkan dia, sepertinya otak anak ini lagi sedikit terganggu..”

“Sayang jangan dengar kak Kibum.. dia bohong..”

Jinsol mengambil tas milik Sooyoung dan sesekali bergeram kesal setiap kali Sooyoung bergerak terlalu banyak yang menyebabkan tubuh mereka berdua goyang juga.

Pria dibalik meja itu hanya bisa menggeleng melihat tingkah wanita yang bisa di sebut kostumer tersetianya itu. Sampai-sampai dia menjadi saksi hidup dari kelakuan Sooyoung yang dulu hampir setiap hari keluar dari club bersama orang yang berbeda. Setidaknya sebelum dia bertemu Jinsol.

“Apa dia sudah bayar?” Tanya Jinsol saat dia telah berhasil mengstabilkan tubuh Sooyoung yang sekarang di papahnya. Untung saja Sooyoung tampak mulai kehabisan tenaga dan sedikit demi sedikit jatuh dalam dunia mimpi, terlihat dari matanya yang tertutup.

“Jangan khawatirkan mengenai hal itu manis, kau harus segera pergi membawanya pulang. Anak itu mengganggu waktu nge-dateku dengan Minho saja..” Kibum meletakkan kembali gelas yang di lapnya ke rak, “Jinsol, aku tidak tau apa yang terjadi di antara kalian akhir-akhir ini namun anak ini terlihat sangat kesepian. Dia juga sudah mulai lagi pergi dengan orang yang berbeda, aku hanya tidak ingin sesuatu terjadi padanya..”

Jinsol tertegun mendengar perkataan Kibum. Pasti Sooyoung tidak menceritakan mengenai perjodohan itu pada Kibum.

“Mungkin saja di antara kalian tidak ada status apa-apa, namun Sooyoung sangat menyukaimu. Tolong luangkan sedikit saja waktumu dengannya walau hanya untuk sekedar mendengarkan keluh kesahnya..”

“Akan ku coba..”

Jinsol memapah Sooyoung keluar dari club dan masuk kedalam mobilnya, memastikan sabuk pengaman Sooyoung sudah terpasang sebelum masuk ke dalam mobil.

Apa benar yang di katakan kak Kibum, Soo? Tidak mungkin kan? Hubungan kita tidak seperti itu..” Bisik Jinsol lembut, tangannya mengusap wajah Sooyoung pelan sebelum dia melajukan mobilnya.



Jinsol mulai memperhatikan baju Sooyoung yang basah, mungkin campuran keringat dan alkohol. Wanita itu beranjak untuk mengambil baju yang biasa Sooyoung gunakan untuk tidur, berniat untuk menggantikan pakaian yang dikenakannya sekarang.

Setelah dia mendapatkan kaos putih longgar dari lemari Sooyoung, Jinsol pun kembali dan mulai membuka satu persatu kancing kemeja Sooyoung.

“Tidak tahan ya melihatku?”

Bunny DropTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang