Akhirnya, setelah sekian lama Jinsol bisa mengosongkan weekend-nya untuk pulang ke Chuncheon. Selain karena ancaman dari Heejin untuk datang mengunjunginya dan ibu mereka sekaligus membawakan titipan-titipan barang yang malas dia bawa pulang setelah kunjungannya ke Seoul, Jinsol juga berpikir bahwa ada baiknya kalau dia membawa Yerim untuk jalan-jalan kembali ke kampung halaman mereka.
Di perjalanan, Yerim tampak sangat tenang. Sesekali dia bertanya mengenai tentang hal menarik yang mereka lewati yang tentu saja langsung Jinsol jawab sebisanya. Di tengah perjalanan mereka yang memakan hampir 2 jam, Jinsol menyetel musik dan membiarkan Yerim untuk memilih lagunya. Tentu saja deretan lagu anak-anak menemani sepanjang sisa perjalanan mereka.
"Ini bukan rumah ayah, Jinsol.." Ujar Yerim saat Jinsol membantunya turun dari mobil.
"Ini rumah ku, kakakmu- maksudku mamaku dan Heejin tinggal disini.." Jinsol memberikan tas punggung milik Yerim ke anak itu sebelum mengambil sisa barang bawaan mereka, "Oh ya, kamu bisa memanggil mamaku nenek. Jika kamu panggil kakak mungkin dia akan jadi terlalu besar kepala, selain itu pasti akan aneh.."
Yerim mengangguk saja mendengar perkataan Jinsol walau sebenarnya dia tidak terlalu mengerti apa Jinsol katakan. Keduanya berjalan ke teras depan sebelum Jinsol mengkode Yerim untuk mengetuk pintu. Tidak perlu menunggu lama untuk pintu itu terbuka dan menampakkan Heejin yang hanya memakai tanktop berwarna merah muda dan celana pendek yang sedikit lagi bisa diklasifikasikan sebagai celana dalam.
"Halo kak Heejin!"
"Hey Yerim, ayo masuk!" Heejin dengan sigap menggendong Yerim yang sudah dengan semangat memeluk leher wanita berambut coklat muda itu. Heejin memandang ke arah Jinsol dengan alis yang dinaikan sebelah, "Kamu benar-benar datang? Sangat ajaib.."
"Apa kata Chaewon nanti jika melihat kamu hanya memakai baju seperti itu di rumah? tidak sekalian kamu lepaskan saja semua?" Ucap Jinsol dengan sarkasme yang jelas di nadanya yang membuat Heejin memutar kedua bola matanya.
"Tidak usah banyak bicara kamu kak, lagi pula hari ini sangat panas.." Jawab Heejin ketus, dia membawa Yerim ke ruang keluarga dan meninggalkan Jinsol untuk mengurus barang-barang bawaan yang dimana setengah dari 5 tas besar yang di bawa adalah barang titipan dan barang milik Heejin.
"Dasar.. Ini kan sudah memasuki musim dingin, dia saja yang memang suka tebar pesona.."
Saat Jinsol memasuki ruang keluarga, dia melihat Yerim yang sekarang sedang berada dalam pelukan ibunya. Hati Jinsol menjadi hangat ketika melihat itu mengingat penolakan yang Yerim harus hadapi dulu.
"Halo ma.."
"Oh Jinsol-ah! Kamu kenapa tidak bilang-bilang ke mama kalau mau datang? Mama kan bisa masak buat kalian.."
"Jadi kalau kakak nggak datang, mama tidak mau masak buat Heejin gitu?"
"Jinsol buru-buru ma, tidak ada rencana juga mau pulang hari ini tapi mumpung ada waktu ya Jinsol dan Yerim datang.."
Jinsol meletakkan semua barang bawaannya kedalam kamar miliknya sebelum keluar kembali. Dia melihat ibunya sedang melipat jaket yang digunakan Yerim tadi.
"Yerim kemana ma?" Jinsol tanpa aba-aba langsung membaringkan dirinya di lantai, kepalanya dia letakkan di pangkuan ibunya.
"Dia bersama Heejin di kamarnya. Apa kamu lelah menyetir?"
Jinsol menutup matanya ketika sang ibu mulai menyisir rambut pirang miliknya dengan lembut menggunakan jarinya. Sudah lama sejak dia bisa bermanjaan dengan ibunya seperti ini.
"Tidak juga, lagi pula bukan perjalanan yang terlalu jauh.."
"bagaimana keadaan mu dan Yerim?"
Jinsol tersenyum saat mendengar nama Yerim. Harus dia akui bahwa tidak setiap hari yang dilalui bersama Yerim adalah hari yang menyenangkan, tapi Jinsol tidak ingin menukar hari-hari itu dengan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bunny Drop
FanfictionKisah tentang perubahan hidup seorang wanita single, malaikat kecilnya dan calon keluarga barunya.. --- Ini cerita tentang Jinsol yang tiba-tiba harus mengurus seorang malaikat kecil dan sampai akhirnya dia menemukan makna dari cinta yang sesungguhn...