20.20 pm kst.
"Yaampun..... " guman Yoongi ketika dia baru aja sampai villa habis dari minimarket buat beli beberapa cemilan buat Hyeji. Lihat keadaan villanya yang waktu dia tinggal pergi sepi, sekarang udah ramai pengunjung.
"Selamat datang, sini-sini duduk, enggak usah malu-malu gitu dong!"
Yoongi yang di gituin jelas sebel banget, berasa kayak di permainkan dunia, padahal jelas yang nyewa villa ini adalah dirinya, "ngapain sih?"
"Ha?"
"Ngapain lo kesini, lo mau ngerusak malam indehoy gue sama Hyeji ya?"
Yang digituin jelas ketawa ngakak banget, "coba tanya istri lo dulu, siapa yang ngundang kita kesini."
Lalu dengan langkah lebarnya, Yoongi buru-buru letakin belanjaannya dan cari Hyeji yang ternyata lagi asik banget karaoke-an di dalam, "Jiiiii— ikut gue!" main tarik gitu aja lengan Hyeji buat ikut ke dalam kamar.
"Ihhh kok kasar sih kak?! Kenapa sih pulang-pulang kok marah?"
Yoongi hela nafas panjangnya, dia dudukin dirinya di pinggir ranjang lalu mijit pelipisnya sendiri karen pening, "itu kenapa sih pakai segala ada dua manusia nggak tahu diri disini? Lo gimana sih, cil? Katanya mau berduaan sama gue? Tapi kenapa— ah, sumpah, gue enggak bisa ngomong apa-apa lagi, gue capek sama jalan pikiran lo."
"T-tapi kan—" mata Hyeji berkaca-kaca, dia memang udah sering dimarahin sama Yoongi, tapi kali ini rasanya bukan cuma marah aja, tapi lebih ke kecewa, "mereka berdua kebetulan memang lagi disini kak, dari kemarin, lagi liburan juga makanya aku undang buat makan malam doang enggak lebih— lagian mereka bentar lagi juga pulang ke penginapannya sendiri... "
"Iya. Tahu. Kakak tahu. Tapi memang harus banget ya ngundang orang disaat kita lagi pengen honeymoon?"
Hyeji diam aja. Dia merasa bersalah banget sekarang. Mau ngusir juga enggak enak. Kalau enggak diusir, suaminya pasti bakalan marah banget.
"Jawab, Hyeji. Kalau suami tanya itu dijawab. Jangan diam aja." Aura yang mematikan dari seorang Yoyon.
"M-maaf—"
"Kakak enggak butuh maaf. Cuma butuh tahu alasan kenapa lo pakai ngundang mereka segala? Ji— sayang— Jimin sama Aera udah sering banget kan sama kita, kenapa harus diundang kesini juga? Memang belum cukup ketemu di rumah? Harus disini juga barengnya, hmm?"
Hyeji geleng kepala, "b-bukan gitu kak, cuma kayaknya bakalan ramai kalau makan malam di tempat kayak gini sama orang-orang yang deket sama kita. Seru. Aku cuma pengen berbagi kebahagian ini sama yang lain, biar mereka juga bisa merasakan kalau villa yang kakak sewa ini bagus banget pemandangannya."
Pun penjelasan polos Hyeji bikin Yoongi garuk-garuk kepalanya yang enggak gatel. Dia lalu berdiri dari duduknya. Berjalan melewati Hyeji sembari mengelus kepala istrinya itu tanpa mengucapkan apa-apa. Jalan keluar buat nyamperin dua orang enggak tahu di untung yang sekarang asik bakar-bakar daging di luar dengan mesranya.
"Enak ya jadi kalian, fasilitas gratis, makan gratis, minum gratis, nikmatin pemandangan indah ini juga gratis," sindir Yoongi yang sekarang udah duduk di ayunan kayu belakang villa tersebut.
Jimin sama Aera lirik-lirikan, mereka lalu senyum karena tahu Yoongi lagi badmood banget karena kedatangan mereka yang kayak hantu, "tenang aja, kita disini enggak datang dengan tangan kosong. Lihat tuh isi kulkas, banyak daging, buah, minuman sama snack."
Yoongi enggak peduli, dia malah ngambil sesuatu di saku celana pendeknya, "buat apa semua itu, kita disini aja cuma bentar" ucapnya sambil nyalain korek api ke rokoknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Simple, i love you.
Fanfic[COMPLETED] [AFTER, YOU (=i)] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] Dari kak Yoyon- jadi, Ayah Minmin. Dari si Bocil- jadi, Bunda Hyeji. -Setiap hari ribut, dari hal kecil ke yang besar...