⚠️
18.05 pm kst.
"B-bunaa!"
"Hah?!" Hyeji yang sedang asik dengan kegiatan menyapu lantai itu langsung terhenti. Main melempar sapunya dan berlari dengan kencang kearah suara gemes yang mulai aktif. Iya, si kecil memang mulai aktif bund. Semakin hari, semakin banyak tingkah random yang Jioo berikan. Mulai dari gigitin jempol kakinya sendiri, tepuk tangan melihat orang tuanya lagi rebutan mau gendong, hingga bersenandung dengan bahasa aliennya.
Namun, kali ini berbeda, Hyeji yakin dengan pendengarannya jika si bayik yang lagi nonton kartun sama ayahnya itu barusan nyebut Bunda dalam bahasa cadelnya jadi Buna.
"S-sayang— ba-barusan beneran Jioo manggil a—"
"Hemm, nih lihat aja sendiri," Yoongi dengan muka betenya kasih ponselnya ke Hyeji, disitu udah ada video gemes anaknya yang lagi diajarin Yoongi buat nyebut nama Ayah tapi entah gimana ceritanya dengan wajah polos gemes senyum-senyumnya, si Jioo malah bilang 'Bunaa!' untuk pertama kalinya berucap.
Mata Hyeji udah berkaca-kaca saking senangnya. Dia mulai merebut Jioo dari pangkuan Ayahnya dan kemudian dia gendong sambil cium-cium sambil nangis terharu. "Ayo Jioo bilang sekali lagi, Bunda pengen denger langsung!" katanya masih sambil nangis.
Sedangkan, si Ayah Yoyon cuma bisa geleng-geleng kepala sambil terus lihatin dua kesayangannya berlovey dovey tanpa mengajak dirinya.
"Ayah nggak diajak nih? Nggak dicium-cium juga? Padahal, ayah lagi sedih banget lo ini anaknya lebih suka bundanya dibanding ayahnya sendiri, padahal jelas-jelas daritadi ayah yang ngajak Jioo main, tapi kenapa— ah, ayah iri tau nggak?!" omel Yoongi dengan wajah memelasnya. Berbaring di karpet bulu sambil pura-pura nangis.
Bikin Hyeji sama Jioo sama-sama lihatin tingkah laku si ayah yang hari ini super duper lebaynya, "ayah, ikatan seorang anak sama ibu itu nggak bisa dipisahin! Tiap hari nenennya ke aku loh, pasti kata pertama yang bakal dia ingat ya bundanya!" Hyeji mulai ajak duduk, numpangin si gembul ke perut ayahnya, "Jioo hibur ayah ya, nak? Bunda udah pusing banget kalau ayahmu lagi-lagi cemburu kayak gitu."
Jioo seakan tahu apa yang dibilang bundanya. Dengan gemasnya dia mulai merangkak ke pelukan si ayah, wajah gembulnya tepat berada di atas dada Yoongi, nepuk-nepuk badan ayahnya sambil air liur bayinya tumpah semua di baju, "Y-yah— a-yah— yayahh!" tiba-tiba kata yang ditunggu-tunggu Yoongi ikutan nyusul juga di bibir makhluk kecil bernama Jioo itu.
"Y-yahh yayayhhh—"
"S-sayang— iya, ayah disini, iyaa sayang—" tangan Yoongi gemetaran banget. Si bayik yang kebetulan ada di atasnya itu buru-buru dia peluk, badannya sedikit dia atasin biar bisa nyium nguyel-nguyel pipi bakpao isi strawberry itu.
"B-bun— bunaaaa!" gantian Bundanya yang Jioo panggil. Bikin mereka bertiga jadi rebahan di karpet bulu depan tv sambil gantian nguyel-nguyel anaknya yang lama-lama kegelian sendiri berakhir dengan nangis karena ngantuk, capek banget ketawa, haus juga pengen nenen.
Yoongi sekarang lagi seneng bukan main. Hyeji juga begitu. Setiap hari selalu bersyukur banget punya Jioo di tengah-tengah mereka. Rasanya rumah yang awalnya nggak pernah sepi itu jadi makin rame banget berkat hadirnya Jioo.
"Terimakasih ya nak, udah jadi obat penenang bunda setiap kali bunda lelah..." bisik Hyeji tepat di telinga kanan Jioo karena kebetulan si bayik lagi nenen sambil rebahan plus matanya udah kriyip-kriyip ngantuk berusaha mau bobok tapi ayahnya selalu ngusilin.
"Kok kamu nggak ucapin makasih ke aku juga sih, yang?" cemburu lagi, cemburu terus, Min Yoongi memang udah jadi ayah pencemburu sedunia sekarang.
Hyeji lalu natap tajam Yoongi yang lagi disebelahnya, "kan udah?"
"Kapan?"
"Kapan-kapan, kan?" kemudian ketawa ngakak, ini memang suami istri gak ada akhlak banget. Di depan anaknya masih aja suka adu mulut.
"Cih!" Yoongi berdecih, bibirnya manyun beberapa senti, sebel banget dia sekarang berasa di selingkuhi sama anaknya sendiri.
"Jioo, tolong bilangin ayahmu dong nak, bilang kalau jangan suka cemburu gitu sama anaknya sendiri. Masa setiap bunda bilang i love u ke kamu, ayahmu selalu nggak mau kalah sih mau minta juga?" Hyeji kembali ajak ngobrol Jioo yang sepenuhnya udah terlelap karena nenennya udah dia lepas sedetik yang lalu.
"Jangan!"
Hyeji kembali mendelik tajam ke arah Yoongi yang tiba-tiba ngelarang dia buat benahin branya lagi, "k-kan udah selesai? Jioo udah kenyang, udah bobok, terus mau apalagi?" dia bingung sendiri, darahnya selalu berdesir kalau suami laknatnya itu udah natap dia menggoda, mana sambil gigit bibir bawah lagi.
Aduh! Godaan mama muda banget. Untung suami sendiri, moms.
"Yang, ayo?"
"A-apa? Kakak mau nenen juga kayak Jioo?" mulutnya Hyeji masih enggak bisa nyaring, dia ini masih tetap bocil yang Yoongi kenal. Polos menyerempet ke bego.
Yoongi lalu diam aja. Dia lebih milih buat gendong Jioo, naruh ke keranjang bayi di dalam kamar dan kemudian buru-buru lari ke depan tv yang masih ada Hyeji dengan bagian dada udah tertutup lagi, "kan aku bilang jangan? Kenapa ditutup lagi sih, yang?"
Hyeji yang lagi posting story tentang anaknya yang manggil buna tadi sambil rebahan itu cuma melirik suaminya sekilas, "kan tadi ditanyain diem aja, yaudah kan?"
Oh my god. Yoongi dengan gemas langsung menindih tubuh Hyeji gitu aja. Rampas ponselnya gitu aja dan main lempar ke sofa, "Ji— please, sebentar aja ya? Aku udah nahan lama banget. Aku kangen kamu banget, sumpah." dia kemudian mulai kecupin leher Hyeji dengan tangan yang tentunya enggak bakal tinggal diam. Menjelajahi seluruh tubuh berisi istrinya dengan liar.
"K-kak— nghh—"
Yoongi menyeringai nakal, mulai buka baju masing-masing dan setelahnya kembali melahap habis bibir istrinya yang udah jadi candunya selama ini, "bibir kamu manis banget sih, hmm?" ocehnya dengan suara berat yang kepalanya sudah pasti sangat pening karena ada hasrat yang harus segera ia tuntaskan.
"Jangan keras-keras kak, takut Jioo bangun—"
"Jioo kalau tidur nyenyak— dia enggak bakal bangun kalau nggak digigit nyamuk—"
Mereka berdua kemudian ketawa di sela-sela kegiatan panasnya. Masih sempat-sempatnya ngobrolin anak waktu mau bikin anak kedua.
"Ji— i love love love you—" ucap Yoongi, ketika keringat keduanya udah bercucuran. Pun, keduanya udah mencapai klimaks, saling berpelukan untuk menyalurkan energi yang masih tersisa, menyalurkan kasih sayang yang selama ini terjalin dengan hangat.
"I love you too, kak—" ucap Hyeji dengan mata yang terpejam. Lelah sekali rasanya dengan kegiatan panas itu. Lelah tapi juga nikmat sih lebih tepatnya. Hehehe.
**bonus penampakan si bayik yang lagi bobok gemas dengan selimut yang udah di atas kepala! Jihoo kalau udah tidur beneran nyenyak banget kayak ayahnya!><
[]/jujur, bikin series ini lebih berat daripada Tsundere & You (=i) , karena apa? Ya karena aku belom punya suami moms, apalagi anak, halunya kurang ngalirrrrr.
Tapi aku berusaha kok, berusaha untuk tetap memberikan kegemesan ini! 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Simple, i love you.
Fanfiction[COMPLETED] [AFTER, YOU (=i)] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] Dari kak Yoyon- jadi, Ayah Minmin. Dari si Bocil- jadi, Bunda Hyeji. -Setiap hari ribut, dari hal kecil ke yang besar...