✨✨✨Beberapa bulan selanjutnya, 20.19 pm kst.
Malam ini, bunda Hyeji sama kakak Jioo yang semakin bertambah besar itu lagi berdiri heboh di depan pintu. Rencana mau menyambut kedatangan ayah ganteng yang makin hari makin mengemaskan. Setiap hari memang selalu disambut, tapi kali ini berbeda karena ada sesuatu yang akan menggemparkan seisi dunia.
Iya, dunia mereka bertiga maksudnya.
"Kakak, diam aja ya, janji?"
Jioo ngangguk, "ya buna!" terus senyum, manis, anak bayi yang udah nggak bayi ini semakin besar semakin tampan, mengalahkan bapaknya, lebih bersinar dibanding Yoongi, pokoknya Yoongi kalah jauh sama Jioo.
#masihkalahjauh
"Bagus, anak bunda memang top, yang lain bengbeng deh!" kemudian diusak gemas kepala Jioo sama si bunda, habis itu mau gendong tapi nggak jadi karena Jioo sudah besar, dan jujur Hyeji nggak kuat lagi, "nggak usah gendong bunda dulu gapapa ya sayang? Pinggangnya bunda sakit. Nanti minta gendong yayah aja ya? Pinggangnya yayah kokoh kok kalau cuma gendong Jioo?"
Jioo ngangguk lagi. Anaknya pinter banget. Pengertian. "Sun ioo aja ya buna?"
Hyeji langsung senyum. Dia mulai kasih banyak-banyak kecupan manis ke anak gantengnya yang sekarang sudah pintar bicara dan mulai paham kalau diajak ngobrol, "cintaku, manisku, dunianya bunda jangan cepat besar kenapa sih? Hmm? Mana ganteng banget sih kamu sayang, pusing banget bunda lihat kamu!" sekarang tangannya Hyeji sudah sibuk menguyel-uyel pipinya Jioo, tapi habis itu langsung di elus-elus lagi, dicium lagi, pokoknya disayang-sayang banget.
"Ihhh buna, ioo kan mau cepat besal! Mau cepat sekolah! Mau punya banyak teman!" protes Jioo setelahnya, selalu ngambek kalau bundanya sudah bersabda jika dirinya tidak boleh cepat besar, belum tega mau ninggalin pas sekolah, pokoknya masih pengen disayang-sayang kayak anak bayik.
"Iya, iya, kenapa sih kayak gitu aja harus ngomel-ngomelin bunda? Sini duduk sama bunda, coba deh bunda tanya, besok kalau besar memang Jioo mau jadi apa?" tanya Hyeji yang sekarang sudah ngajak Jioo duduk di sofa, nggak jadi nungguin ayah di depan pintu—lama banget soalnya, capek.
Jioo lalu senyum lagi. Sudah tidak ngambek, "ioo mau jadi—" mikir sebentar, lalu kembali lagi dengan wajah sumringah, "jadi besal yang baik hatinya, suka menolong, lajin menabung, dan sayang buna yayah sama dedek-dedeknya ioo!"
Mendengar itu, Hyeji ketawa, tapi juga heran kenapa anaknya bisa bilang seperti itu, "pintar banget sih jagoannya bunda sama yayah! Yang ngajarin siapa?" tanyanya penasaran.
"Yayahnya ioo!" katanya dengan bangga.
Hyeji hanya bisa geleng-geleng kepala lihat kelakuannya Jioo. Pokoknya setiap Jioo sudah dia serahkan pada suaminya, pasti bakalan ada aja kata-kata baru yang suaminya itu ajarkan ke Jioo. Dengan polosnya pun Jioo ngikutin, nurut banget sama ayahnya, setiap yang ayahnya bilang selalu dilakukan dengan hati yang ikhlas, pokoknya anak ayah banget sejak dalam kandungan.
Lalu tidak lama kemudian, Jioo berpindah untuk duduk di singgasananya, sok bawa buku cerita, "sudah ya buna, ioo mau belajal, yayah lama, ioo capek, buna jangan ganggu ioo ya?" katanya sambil rebahan di kursi, pegang buku cerita, sok kaya orang gede— padahal masih pake pampres, mana nggak pakai celana lagi.
Duh, gemes banget kan anaknya bapak Yoyon dan ibu Hyeji itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Simple, i love you.
Fiksi Penggemar[COMPLETED] [AFTER, YOU (=i)] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] Dari kak Yoyon- jadi, Ayah Minmin. Dari si Bocil- jadi, Bunda Hyeji. -Setiap hari ribut, dari hal kecil ke yang besar...