Minggu siang, 13.09 pm kst.Sekitar sebulan lagi Baby Minmin akan launching ke dunia yang fana ini. Bunda sama Ayahnya pun udah sibuk beres-beres apa aja yang akan di bawa ke rumah sakit buat lahiran. Untungnya perlengkapan si bayi udah lengkap semua, di beli jauh-jauh hari saat si Bunda masih bisa jalan jauh tanpa ngeluh pinggangnya sakit.
Kebetulan jenis kelamin si bayi juga udah ketahuan dari kemarin-kemarin. Hanya saja mereka masih mau menyembunyikan karena untuk kejutan bersama-sama. Biar kalau yang mau kasih kado bingung mau kasih warna pink atau biru.
"Kak?"
"Hmm... " Yoongi hanya berdehem, masih sibuk lipetin baju si bayik.
"Cutiku habis 2 bulan lagi setelah lahiran," ucap Hyeji pelan.
"Lalu?"
"Eum— nanti kalau aku habis masa cutinya, baby Minmin gimana kalau kita berdua kerja, siapa yang bakal ngurusin?"
Yoongi berhenti dari kegiatannya, dia lalu natap istrinya yang lagi duduk di sebelahnya, "ah—" terdiam sebentar, "kok gue juga baru kepikiran," katanya yang malah bikin keadaan tambah memusingkan.
"Mau cari babysitter aja nggak, kak?"
"No!" ujar Yoongi dengan lantang.
"Kenapa? Soalnya kalau minta tolong bundaku kan enggak bisa, kamu tahu sendiri bundaku kayak gimana kak."
Yoongi lalu mengelus punggung Hyeji, berusaha membuat istrinya agar lebih tenang, "iya, gapapa, nanti kita cari jalan keluarnya pelan-pelan."
"Apa aku resign aja?" ucap Hyeji seketika, "biar aku bisa full jagain bayi kita?" lanjutnya.
Bisa dibilang Yoongi terkejut atas apa yang istrinya ucapkan barusan. Soalnya dia tahu betul Hyeji itu senang sekali di tempat kerjanya, kalau enggak senang juga nggak bakalan betah bertahun-tahun kerja di agensi itu. Makanya, Yoongi sedikit agak khawatir kalau apa yang telah jadi impian Hyeji buat kerja di sebuah agensi terkenal untuk menyalurkan bakatnya harus di lepas begitu saja demi jadi ibu rumah tangga yang baik.
"Enggak apa-apa, kak. Aku siap ninggalin kerjaan aku buat jadi full istri dan juga ibu. Hitung-hitung biar aku istirahat juga. Tapi, aku juga enggak akan tinggal diam tanpa hasilin uang, aku bakalan pelan-pelan cari ide buat buka usaha yang aku bisa," Seperti tahu apa yang Yoongi pikirkan, tiba-tiba Hyeji berbicara yang jelas membuat Yoongi sedikit agak lebih tenang dari sebelumnya.
Yoongi lalu senyum, peluk cium istrinya dan kemudian mengelus si bayik yang masih ada di dalam perut, "tuh lihat, bundamu hebat banget, kan?!"
Pun langsung natap manik mata Hyeji lekat-lekat, "sayang, sayang bangetttt!" dia peluk lagi istrinya, tapi enggak erat karena takut si bayik kegencet.
"Ihhh kenapa sih kak, tumben banget sayang-sayangin aku sampai kayak gini?" tanya Hyeji yang merasa geli karena Yoongi enggak kayak biasanya. Ya biasanya memang suka nempel seenaknya, tapi ya enggak gini juga, soalnya sekarang lakinya itu melow.
"Diem dulu dong, ngertiin isi hati suaminya dulu ya? Sebentar aja, please—" mohon Yoongi masih tetap memeluk Hyeji.
Hyeji lalu ngangguk, mencoba menahan tawanya karena sumpah tumben banget suaminya kayak gini.
"Sayang—" panggil Yoongi tiba-tiba, "kadang suka mikir enggak—"
Hyeji main nyaut gitu aja, "Oh, enggak tuh?"
"Aduh, belum— diem dulu kenapa sih, sukanya ngerusak suasana aja!" maki Yoongi sambil narik bibir Hyeji pelan, pelukan mereka juga udah terlepas karena Yoongi sebel sama Hyeji.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Simple, i love you.
Hayran Kurgu[COMPLETED] [AFTER, YOU (=i)] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] Dari kak Yoyon- jadi, Ayah Minmin. Dari si Bocil- jadi, Bunda Hyeji. -Setiap hari ribut, dari hal kecil ke yang besar...