19.14 pm kst.
Sepasang suami istri penghuni lantai 5 apartemen menengah keatas itu sedang kedatangan tamu istimewa. Sangat istimewanya membuat tuan rumahnya geram sekali ingin mengusir tapi tak sampai hati. Tuan rumah itu— jelas, siapa lagi jika bukan Ayah Yoongi— duduk, mengamati dan tersenyum licik melihat sang tamu sedang bercanda ria dengan sang istri.
"Ih kok udah gede banget?"
"Ya udah dong! Kak chim sih liburan keliling busannya lama banget, jadi enggak sadar kan kalau bentar lagi jadi paman!"
"Eh? Paman?"
"Iya, nanti kalau anakku lahir aku ajarin biar panggil kakak— paman chim-chim!"
"Oh— Boleh juga! Keren banget gue udah punya ponakan aja!"
Hyeji tertawa, "biar besok kalau udah pinter lari-lari sama ngomong, aku suruh ke apartemen kakak aja, nanti aku ajarin jurus muka sedih— biar pamannya kasihan terus traktirin makan."
Yoongi mendengar. Yoongi melihat. Yoongi merasakan getaran di dada yang sungguh sangat ia benci, "cil, kalau ngomong yang bener dong, masa anak gue lo suruh minta-minta sih, itu namanya pencemaran nama baik gue sebagai ayahnya."
Jimin sama Hyeji langsung menatap Yoongi yang ada di depan mereka, "pencemaran nama baik?" ucap mereka bersamaan.
"Yups."
"Dari mananya?" kata mereka lagi.
"Ya kalian coba pikir deh, itu isi di kepala digunain aja biar enggak mubazir." Namanya bukan Min Yoongi kalau enggak kayak gitu.
Hyeji lalu mengelus perutnya yang memang udah membesar, "kak, aku tuh pusing kalau disuruh mikir kayak gitu," dia menghela nafas, "nggak kasihan ya sama anaknya, nanti dia ikut kepikiran..."
Jimin ngangguk setuju sama omongan Hyeji, "betul. Kasihan bayinya nanti sejak dini udah overthinking."
"Iya, bahaya!" Hyeji semangat banget mojokin suaminya.
"Bahaya banget, bisa bikin orang tuanya pusink pakai k!" tambah Jimin.
Yaudah.
Yoongi senyum aja dengernya, "kalian cocok, kenapa kemarin-kemarin enggak mikir aja sih buat hidup berdua aja daripada kayak gini?" tanyanya dengan tenang.
Jimin nelan ludahnya susah payah.
Hyeji mengerjapkan matanya berkali-kali, "ayah..." gumannya pelan, ngasih tatapan puppy eyesnya.
Yoongi berdiri dari duduknya, niatnya cuma mau ambil minuman dingin di kulkas, tapi tiba-tiba duduk lagi karena dengar salah satu celetukan yang bikin dia ketawa ngakak banget.
"Wah! Jangan bilang lo masih cemburu ya sama gue dan Hyeji?" Jimin si pembuat kekacauan, buka mulutnya lebar-lebar karena syok, "gila ya lo, ya masa gue mau jadi orang ketiga diantara kalian, gue kan disini jadi paman chim yang baik hati buat anak lo!"
"Yang cemburu siapa?" saut Yoongi.
"Coba tanya istrinya."
"Cil, emang gue orangnya cemburuan?" beneran tanya sama sang istri.
Wajah Hyeji langsung menciut, dia kembali mengerjapkan matanya berkali-kali, bingung sekali mau menjawab apa. "eum—" mikir sebentar sambil mainin jari-jarinya, "jawab jujur apa bohongan?"
"Ya kalau sama suami gimana seharusnya?"
"Jujur, tapi jangan dimarahin."
"Yaudah cepet jawab jujur"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Simple, i love you.
Fiksi Penggemar[COMPLETED] [AFTER, YOU (=i)] Min Yoongi 'bucin' the series; 1. Tsundere [End] 2. You (=i) [End] 3. Simple, I Love You [End] Dari kak Yoyon- jadi, Ayah Minmin. Dari si Bocil- jadi, Bunda Hyeji. -Setiap hari ribut, dari hal kecil ke yang besar...