Di sebuah ruangan yang penuh dengan obat dan juga ranjang untuk orang sakit di sebuah gedung sekolah SD.
Ahn Minhee terlihat mendudukan Aireon keranjang tidur lalu bergerak menutup pintu klinik kesehatan itu.
Minhee langsung bersimpuh membuka sepatu dan kaos kaki milik Aireon membuat Aireon agak meringis merasakan sakit di pergelangan kakinya yang keseleo.
"Aww pelan pelan Mini, sakitt" rintih Aireon hingga Minhee akhirnya lebih berhati hati.
"Aireon segitu sukanya ya sama Tristan?!" tanya Minhee ketus.
"Ha? maksud Mini apa?" tanya Aireon tidak mengerti dengan maksud dari anak itu.
"Udah tau gak bisa main tennis, ngapain sok sokan lawan Mini sama Cemin? Segitu sukanya ya demi Tristan, Aireon ikut main padahal gak bisa!" kata Minhee ketus terkesan memarahi Aireon.
"Aireon gak tau, Tristan tiba tiba ajak Aireon masuk team..." kata Aireon menunduk dimarahi Minhee.
"Kenapa mau?! Tristan juga, udah tau kamu gak bisa main masih aja maksa!" kata Minhee menaikan nada sambil mengurut kaki Aireon yang meringis kesakitan hingga...
Hikss~ Hikss~
Suara isakan kecil terdengar dari Aireon membuat Minhee memejamkan mata, Minhee menyesal karena sudah membentak Aireon.
Sebenarnya ini bukan salah Aireon, namun karena rasa cemburunya Minhee menjadi seperti ini.
"Aireon, jangan begini lagi. Mini khawatir, Mini itu harus bisa jagain Aireon. Lain kali kalau Aireon gak bisa, Aireon harus nolak jangan maksain diri..." kata Minhee melunak lalu melepaskan tangannya dari kaki Aireon.
"Mini...sebenarnya Aireon itu salah apa sih? kenapa Mini akhir akhir ini jutek ke Aireon? Mini marah sama Aireon?" tanya Aireon terisak pada Minhee.
Minhee hela nafasnya berat sambil memikirkan perkataan ibunya semalam. Mereka sepupu, jadi tidak mungkin mereka lebih dari sekedar teman, belum lagi mereka itu masih kecil...
"Maafin Mini, Aireon jangan nangis lagi ya. Mini cuma khawatir kalau Aireon jadi terus sama Tristan dan gak sama Mini lagi" kata Minhee bergerak menghapus air mata Aireon pelan.
"Aireon sayang sama Mini, gak..hikss..mungkin Aireon jauhin Mini...hiks...jangan gini..hikss..Aireon sedih" kata Aireon memeluk erat sepupunya itu.
Minhee balas pelukan Aireon erat sambil ia puk puk punggung gadis kecil itu.
Diluar pintu, dua orang anak sedang berusaha menguping di depan pintu menempelkan telinga di depan pintu.
Yeri dan Jaehwan berusaha menguping di depan pintu, sedangkan Chaemin dan Tristan duduk di kursi luar klinik menunggu Minhee dan Aireon keluar.
"Denger gak?" tanya Jaehwan pada Yeri yang berusaha nguping.
"Mereka bisik bisik kayaknya deh" jawab Yeri soalnya gak denger. Yeri lalu beranjak berdiri menyandarkan punggung di pintu menatap Jaehwan.
"Kayaknya ada rahasia. Rumpi no sikrit ni" kata Yeri sambil bersandar hingga...
Ckleck!
Brughh!
Cupp!
Minhee buka pintu membuat Jaehwan dan Yeri terjatuh. Yeri yang jatuh langsung menarik Jaehwan untuk pegangan membuat keduanya oleng.
Jaehwan jatuh menindih Yeri dan tepat bibir Jaehwan menempel di bibir bebek Yeri membuat Minhee dan Aireon terkejut, begitu juga Tristan dan Chaemin.
"Pwehhhh! Ihh najis! bangunn Jae beraattt!" kata Yeri dan dengan segera Jaehwan bangun dari posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Tuyul Chibi (END)
FanfictionNako bukan tuyulmu~ Bisa kau suruh suruh~ Dengan seenak maumu~ Azegg~